*BS*

''Maksud lo datang kesini apa Lan?'' tanya Gani kepada Lanova yang berdiri diambang pintu kamarnya.

''Gue masuk kamar lo dulu Gan, baru tuh lo mau nanya apa aja ke gue silahkan,'' ucap Lanova sambil menyelonong masuk ke kamar Gani.

''Sekalian jangan lupa tutup pintunya ya,'' lanjut Lanova.

''Gue tuan rumahnya kenapa jadi lo yang nyuruh gue, komarudin!"

''Gini ya Gan, gue udah dikasih nama Lanova, kenapa harus lo ganti."

''Udah cepat, maksud lo nyelonong masuk kamar gue apaan?"

''Gue mau nyampein kalo band kita bulan depan lomba di SMA Asoka," ucap Lanova dengan senyum mengembang.

''Nah gua suka nih kalo gini, oya siapa yang daftarin lomba? Gue gak yakin kalo lo orangnya."

''Emang bukan gue. Naden yang daftarin."

''Persyaratan lombanya, band maximal harus terdiri dari tiga orang, sedangkan kita cuman dua orang gan, kita butuh satu orang lagi buat vokalis," lanjut Lanova.

''Kita adain audisi secepatnya sebelum bulan depan, waktunya pasti cukup."

''Oya tadi kata lo, SMA Asoka? Bukannya ada mantan lo juga di SMA itu?" tanya Gani.

Lanova mengangguk. ''Lumayan bisa liat mantan, gimana sekarang tanpa gue."

''Pastinya mantan lo, hidup tenang damai tanpa lo," ceplos Gani.

*BS*

''Kak, semalam gue pasti nyusahin lo ya?'' tanya Nadeline ragu kepada Naden yang duduk di sebelahnya.

Naden menggeleng. ''Kalo gue boleh tau lo trauma apa?" tanya Naden langsung to the point.

Seluruh tubuh Nadeline menegang mendengar pertanyaan Naden yang langsung to the point tanpa basa-basi terlebih dahulu.

''Trauma yang membuat semua kehidupan gue berubah."

''Lo bisa cerita trauma yang lo alamin ke gue," ucap Naden lembut.

Nadeline mengangguk. Mungkin ini waktu yang tepat untuk menceritakan trauma yang ia alami.

''Kejadiannya sekitar 3 tahun yang lalu. Saat itu hujan deras dan suara petir menggelegar, lampu rumah juga padam."

Sebelum melanjutkan ucapannya, Nadeline menarik nafas terlebih dahulu, karena terasa berat untuk mengatakannya.

''Gue hampir dinodai sama mantan gue. Gue terus teriak minta tolong gak ada orang satupun yang datang buat nolongin gue. Gue berusaha buat ngelawan tapi hasilnya tenaga dia lebih kuat dari gue, pas dia lengah gua lawan dengan sisa tenaga yang gue punya dan gue berhasil kabur dari rumah itu."

''Sepanjang jalan pulang, gue ditemani cuaca dingin hujan dan petir yang menggelegar. Dan sepanjang jalan itu juga gue nangis terus menerus sambil inget kejadian yang membuat gue trauma dan kejadian itu juga membuat kehidupan gue berubah." lanjut Nadeline.

Naden terkejut medengarnya, ia tidak menyangka kalau Nadeline mempunyai trauma yang begitu hebat.

''Arnold tau trauma lo?''

Nadeline menggeleng. ''Yang tau cuma lo."

''Kenapa lo gak cerita yang sebenarnya ke keluarga lo?"

''Gue belum bisa buat cerita ke siapa pun, jadi gue mohon fakta ini lo jaga baik-baik. Gue gak mau memperpanjang masalah ini.''

Walaupun ragu, Naden tetap mengiyakan permintaan Nadeline.

Gue janji Nad, gue bakal buat lo aman dan nyaman di dekat gue, karna gue mulai sayang sama lo. Batin Naden.

~•Beloved Sunshine•~

Vote dan koment jangan lupa!
Kritik dan saran dipersilahkan

3 November 2019

Beloved SunshineWhere stories live. Discover now