Chapter 73 (End)

128K 3.3K 99
                                    

Temperatur udara di Los Angeles semakin menurun, ditandai dengan rontoknya dedaunan yang terlihat eksotis karena warnanya yang telah berubah menjadi kuning, cokelat ataupun merah. Setiap orang yang berlalu lalang terlihat menggunakan pakaian tebal, tak terkecuali Vanya. Coat, turtleneck, jeans ketat, beserta boots dipilihnya untuk menutupi tubuhnya hari ini.

"Sayang, kamu udah pulang?"

"Sebentar lagi. Anak-anak masih belum selesai."

"Oke. Kalo udah, langsung pulang ya! Troy udah tunggu kamu diparkir."

"Oke! Ri, besok kamu belum pulang?"

"Maaf sayang, aku belum bisa pulang besok."

Vanya menghela dengan senyuman. "Oke, gak apa-apa. Ri, aku tutup dulu ya! Mungkin anak-anak udah selesai."

"Sekali lagi, maaf ya Van. Harusnya besok aku pulang."

"Iya, gak apa-apa. Yang penting kalo urusan kamu udah selesai, kamu pulang. Jangan gak!"

Rionard terkekeh menanggapi. "Pasti! Aku udah kangen banget sama istri aku."

Setelah mengakhiri pembicaraan, Vanya memasukkan ponselnya kedalam saku mantel dan berjalan menuju pada segerombol anak berusia 7-10 tahun yang tengah menikmati acara pertunjukan di sebuah observatorium.

Saat ini Vanya bekerja pada sebuah yayasan sosial anak yang membantu anak-anak kurang mampu dalam pendidikan dan kesehatan. Vanya memilih bekerja ditempatnya sekarang karena ia senang dapat membantu orang lain dan disini adalah tempat yang tepat untuknya bersosialisasi dengan banyak orang.

Sejak menikah, Rionard tak mengijinkannya untuk bekerja lagi. Vanya tahu tanpa dirinya bekerja, Rionard akan mencukupi segala kebutuhannya, bahkan sangat lebih. Tapi bukan itu yang menjadi permasalahan Vanya. Ia perlu bersosial dengan orang lain selain Rionard dan orang-orang yang bekerja di mansion mewahnya.

Dengan perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Rionard mengijinkan Vanya bekerja di yayasan dimana ia menjadi seorang donatur tetap disana. Waktu bekerja yang singkat dan tidak penuh selama tujuh hari, membuat Rionard merelakan istrinya untuk bekerja lagi.

"See you later.." ucap Vanya kepada anak-anak sambil melambaikan tangan kanannya dan disambut lambaian seluruh anak yang telah berada didalam sebuah bus.

Hari ini Vanya meminta ijin kepada rekan-rekannya untuk tidak ikut mengantar anak-anak pulang. Troy, supir pribadi Rionard sudah menunggunya dan itu artinya ia harus segera pulang. Bukan tanpa alasan Rionard memintanya untuk segera pulang, tapi karena Rionard tahu dua hari lalu Vanya mengalami demam dan ia khawatir pada kondisi Vanya. Mengingat suhu di Los Angeles semakin rendah, dan itu tidak baik untuk kesehatan Vanya.

Setelah tiba di mansionnya, Vanya segera beranjak naik ke lantai dua menuju kamar tidurnya. Ia melepas seluruh pakaiannya dan menggantinya dengan piyama tidur. Jam di dinding kamarnya menunjukkan jika hari masih awal. Seharusnya ia masih mempunyai waktu untuk melakukan aktivitas lainnya, tapi kali ia ingin segera beristirahat. Karena setelah pulang dari observatorium, ia merasakan tubuhnya semakin menghangat.

Vanya tak menghiraukan lagi ponselnya yang berdering tanda panggilan dari Lidya, karena ia ingin segera beristirahat menghilangkan rasa tak nyaman pada tubuhnya.

"Besok aku telfon kamu Lid." ucapnya dalam hati sambil matanya mulai terlelap.

***

Suara dering telepon membangunkan Vanya yang masih setia meringkuk diatas ranjangnya. Tangannya meraba ponsel dengan mata terpejam. Setelah meraihnya, ia menyipitkan matanya dan kemudian tersenyum melihat nama si pemanggil.

My Adult Senior (Complete) Where stories live. Discover now