Chapter 48

66.5K 3K 41
                                    

"Nat! Lepas!" ucap Rionard kesal.

Natalie melihat keberadaan Vanya yang berada di belakang Rionard.

"Maaf. Aku gak tahu ada pacar kamu disini." tangannya melepaskan pelukannya dengan wajah kesal.

"Hai..." sapa Natalie dengan senyuman palsu.

"Hai.." balas Vanya dengan wajah datar.

"Ada apa Nat?" tanya Rionard tegas.

"Aku mau ajak kamu sarapan diluar. Anggap aja ucapan terimakasih aku kemarin."

"Maaf aku gak bisa!"

"Lain kali?"

"Nat!" tegas Rionard.

Natalie terdiam mendengar penolakan Rionard. "Kamu mempermainkan aku ya? Tunggu aja kamu Rio! Aku akan buat kamu benar-benar berbalik kepadaku!"

Natalie tersenyum. "Oke. Tidak apa-apa. Aku mengerti. Maaf sudah mengganggu kalian." setelahnya pergi dari hadapan Rionard.

***

Rionard menatap heran Vanya yang mudah sekali menangis akhir - akhir ini. Kejadian barusan saja berhasil membuatnya menangis. Setelah Rionard memeluknya dan menenangkannya dengan kata-katanya, barulah wanita cantik itu menghentikan airmatanya.

"Ri.. Nanti sore antar aku kerumah Brandon ya.. Aku ada janji ketemu tante Cindy."

"Iya. Kamu senang dengan tante Cindy?"

"Aku sebenarnya bingung Ri."

"Bingung kenapa?"

"Entah kenapa rasanya aku sayang banget sama tante Cindy. Dari awal ketemu, perasaan aku tiba-tiba dekat banget sama beliau."

"Mungkin karena tante Cindy care sama kamu."

Vanya mengedikkan bahunya. "Aku juga bingung."

"Kasihan sebetulnya dengan keluarga om Adit."

"Karena anak perempuannya meninggal?" Vanya meyakinkan.

"Kamu tahu?" tanya Rionard heran.

"Dari Joanna."

"Calon istri kamu kan?" sambungnya dengan candaan.

Rionard terkekeh. "Konyol banget ya rasanya. Kenapa juga waktu kecil dulu aku bisa minta menikah dengan adiknya Brandon yang belum pernah aku lihat."

"Kamu masih sedih?"

"Gak. Aku cuma sedih aja sama Brandon. Kadang dia suka tiba-tiba kangen dengan adiknya. Dia paling suka sama anak kecil perempuan."

"Sampai sekarang?"

Rionard membalas dengan senyuman.

"Ri..."

"Sebentar Van.. Aku angkat telfon dulu." ucapnya sambil mengambil ponselnya yang bergetar dan dijawab Vanya dengan anggukan.

"Halo..."

"........... "

Rionard mengernyitkan dahinya. "Dimana?"

"............ "

Rionard menolehkan kepalanya memandang Vanya yang sedang mengetik sesuatu dilayar ponselnya. "Apa masalahnya?"

"............. "

Rionard menutup matanya, otaknya sedang berpikir sambil mencerna berita dari informannya.

"............. "

"Tidak perlu. Saya bisa mengurusnya sendiri."

Rionard menutup panggilannya, dan ia menatap lagi Vanya dengan wajah iba.

***

"Vanya.. tante kangen sekali sama kamu." Cindy memeluk Vanya.

"Sama. Aku juga kangen banget sama tante." balas Vanya memeluk.

"Kita ke taman belakang ya." ajak Cindy dan keduanya berjalan menuju taman belakang dekat kolam renang.

"Vanya.. tante benar-benar sedih dengan rencana pernikahan kalian yang batal." ucap Cindy prihatin.

Vanya membalas dengan senyuman.

"Tante tidak tahu kalau Olivia itu ibu kamu. Pasti Tiara sulit sekali menerima kamu. Padahal tante tahu, Tiara itu senang dengan kamu." ujarnya sambil duduk di kursi santai, setelahnya disusul Vanya yang duduk disebelahnya.

"Tante, boleh saya tahu apa yang dilakukan ibu saya?" Vanya mulai penasaran.

"Apa kamu membenci ibu kamu?"

Vanya menggeleng. "Gak tante. Saya akan tetap menerimanya meskipun ibu saya banyak melakukan kejahatan. Biar bagaimanapun, dia tetap ibu yang melahirkan saya."

Cindy menatap Vanya dengan iba. "Kenapa Olivia meninggalkan anak sebaik kamu?" jemari Cindy mengusap lembut pipi Vanya.

Cindy menurunkan tangannya. "Sejak Olivia keluar dari penjara, tante tidak tahu bahwa Olivia menikah dan mempunyai seorang anak. Tante juga tidak yakin apakah ibu kamu benar-benar mencintai ayah kamu?"

"Maksud tante?"

"Olivia mencintai Benedict, ayah Rionard. Ibumu tidak terima waktu Ben memilih Tiara. Padahal Olivia selalu berusaha terlihat sempurna di mata Ben, tapi Ben sama sekali tak pernah meliriknya."

"Ibu kamu menghilang ketika ia tahu Ben menikah dengan Tiara. Tapi ketika Tiara mengandung Rionard, Olivia kembali lagi. Ia mencoba untuk mencelakakan Tiara, dengan membuat Tiara mengalami kecelakaan lalu lintas karena mengelak sebuah mobil yang terlihat seperti pengendara mabuk yang hampir menabraknya."

Vanya menutup wajahnya. Terlihat wajahnya bergetar, tanda ia menangis. "Kenapa cinta membutakan ibu?"

Cindy mengusap bahu Vanya. "Cinta tidak seperti itu Vanya. Olivia terlalu terobsesi pada Ben. Rasa ingin memilikinya terlalu besar. Sampai dirinya tak bisa membedakan lagi mana yang harus ia lakukan dan mana yang tidak."

"Kenyataan ini pasti sulit untuk kamu." Cindy mengusap rambut halus Vanya. "Jika kalian berjodoh, Tuhan pasti akan mempersatukan kalian. Meskipun terlihat mustahil bagi manusia, tapi tidak bagi Tuhan." ucap Cindy meyakinkan Vanya.

Vanya mengangguk sambil menghapus sisa airmatanya. "Boleh aku peluk tante?"

Cindy tersenyum dan membuka tangannya, mempersilahkankan Vanya untuk memeluknya.

Vanya masuk dalam pelukan Cindy. Seketika dirinya merasa tenang. Rasa hangat dari tubuh Cindy membuatnya nyaman hingga otaknya hampir melupakan semua masalahnya.

"Terimakasih tante." Vanya memejamkan matanya dan tersenyum senang.

"Kenapa hatiku begitu sakit Tuhan? Apa ini rasa rindu berlebihan kepada anakku yang telah tinggal bersamamu?" Cindy membatin.

Vanya melepaskan pelukannya. "Apa tante pernah melihat ibu Vanya?"

Cindy tertawa ringan. "Tentu saja Vanya. Tante dan Tiara satu universitas dengan Olivia."

Vanya mengernyit mengingat sesuatu. "Oxford?"

"Benar. Tante, Tiara dan Olivia sama-sama kuliah di Oxford."

"Bukannya ayah Rionard juga disana?"

"Iya Vanya. Mereka tiga sekawan itu Ben, Aditya dan Edric ayahnya Hans, juga kuliah disana. Mereka bertiga 2 tingkat diatas kami. Kami mengenal mereka karena tergabung dalam organisasi mahasiswa."

Tiba-tiba otak Vanya mengingat sesuatu. "Apa tante kenal dengan wanita bernama Ina? Dia mengaku pernah kuliah di Oxford dulunya dan sepertinya dia mengenal ayah Rionard."

Cindy mengingat. "Ina siapa? Rasanya tidak ada yang bernama Ina?"

"Ah.. Mungkin hanya ayah Rionard yang mengenal tante Ina." batinnya meyakini.

***

22/09/19

My Adult Senior (Complete) Where stories live. Discover now