Chapter 70

72K 2.8K 42
                                    

Vanya merasakan desakan penuh ditempat tidurnya. Ia terpaksa membuka matanya yang masih mengantuk.

"VANYA...." teriak dua orang wanita disampingnya yang langsung saja menghambur memeluknya.

Vanya membuka matanya lebih lebar, disamping terkejut ia juga merasakan beban berat dari dua wanita yang sedang menimpanya.

Kedua wanita itu terkekeh bersamaan merasakan Vanya yang sedang kesulitan bernapas.

"Lidya, Joanna-"

"KAK VANYA..." suara seseorang lagi yang mengagetkan Vanya. Orang itu juga tanpa permisi langsung memeluk Vanya yang masih terbaring di kasurnya.

"Adel?"

Adelia melepaskan pelukannya. "Iya. Ini aku."

Vanya bergantian menatap mereka. "Kalian disini?"

"Ya! Kami kesini untuk jemput kamu!" ucap mereka serempak.

Vanya beranjak bangun. "Jemput aku?"

"Kita harus ke bandara sekarang!" ucap Adelia.

"Maksud kalian apa? Bandara? Kita mau kemana?"

Lidya menatap Vanya jengah. "Van, kamu gak mau nikah? Besok kamu menikah!"

"Besok?" tanyanya dengan suara kencang.

Ketiga wanita itu tertawa terbahak. "Rio benar-benar kasi surprise buat kamu." ujar Joanna.

Vanya masih teringat saat dua minggu lalu ia marah pada Rionard. Ia ingat betul saat ia melihat konsep undangan pernikahannya. Disitu tidak tercantum tanggal pernikahannya, yang ada hanya tanggal resepsi pernikahan.

Vanya berpikir mereka akan melangsungkan acara pernikahan dan resepsi di hari yang sama. Ternyata Rionard tak menginginkan seperti itu. Pria itu memisahkan hari pernikahan dan resepsi. Rionard ingin acara pernikahannya dibuat tertutup. Hanya ada keluarga, sahabat dan kerabat dekat. Khusus untuk resepsi, ia akan mengundang banyak tamu yang akan dilaksanakan di hotelnya sendiri. Hotel tempat Vanya bekerja.

Vanya juga tidak tahu bagaimana konsep acara mereka, karena Rionard tak membiarkannya pusing dengan urusan pernikahan mereka. Oleh sebab itu Vanya berpikir jika pernikahan mereka akan diadakan di dalam kota mengingat Rionard dan keluarganya terlihat santai.

"Masih seminggu lagi dari tanggal resepsi. Rio bilang hari pernikahan kami sehari sebelum resepsi!" ucapnya masih tak percaya.

"Kamu salah Van. Yang benar itu seminggu sebelum resepsi." Joanna membenarkan.

Raut wajah Vanya berubah kesal. "Ini bukan sebulan. Tapi tiga minggu!"

Joanna terkekeh. "Rionard bikin jengkel ya Van!"

Vanya meremas kain selimutnya. "Lebih dari itu!"

"Gitu-gitu dia cinta mati sama kamu." tambah Joanna.

Vanya terdiam sejenak. Ia menenangkan dirinya yang ingin sekali memarahi Rionard sekarang. "Jadi sekarang? Tapi aku belum siapkan barang-barangku."

"Tenang aja kak. Kami udah siapin barang-barang kakak. Tuh lihat!" Adelia memajukan bibirnya kearah koper yang berdiri di tepi pintu.

Vanya mengerjapkan matanya, tak percaya dengan penglihatannya. Tak lama ia memicingkan matanya bergantian pada ketiga wanita yang sedang duduk dikasurnya. "Kalian dibayar berapa dengan Rio? Sampai kalian bisa satu komplotan dengan dia?"

"Gak banyak kok kak. Cukup buat beli satu mobil baru." canda Adelia.

Vanya hendak menjawab, tapi Lidya menarik paksa Vanya turun dari tempat tidur. "Ayo, cepat siap-siap Van!"

My Adult Senior (Complete) Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu