Chapter 72

74.5K 2.8K 23
                                    

Satu minggu telah berlalu, saat ini Vanya dan Rionard tengah melangsungkan resepsi pernikahan mereka dengan meriah. Dihadiri ribuan tamu mulai dari kalangan biasa hingga kalangan elit. Semua keluarga, teman, rekan bisnis maupun karyawan dari St. Group turut hadir memberikan ucapan selamat kepada Vanya dan Rionard.

Beberapa karyawan dari Golden Hill Hotel banyak yang tak menyangka bahwa Vanya adalah orang yang menjadi istri atasan mereka. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui hubungan Vanya dan bosnya itu, tak terkecuali Sandra rekan kerja Vanya. Atasan sekaligus orang terdekat Vanya ditempatnya bekerja.

Vanya tak mampu menahan kesedihannya saat Sandra menangis memeluknya. Disamping rasa bahagia, Sandra juga merasakan kesedihan karena beberapa hari lalu Vanya datang ke hotel dan memberikan surat pengunduran dirinya.

Sebenarnya Vanya masih bisa bekerja, mengingat mereka masih punya waktu sebulan sebelum pindah dan menetap di Amerika. Tapi Rionard sudah memberikan jadwal yang cukup padat untuk Vanya dalam sebulan kedepan. Padat bukan berarti bekerja, tapi mereka berdua akan pergi ke Inggris untuk mengunjungi keluarga Stewart yang mayoritas berada di sana. Keluarga besar Stewart sudah menyiapkan acara untuk mereka berdua di negara dengan julukan the black country, dan Vanya tak bisa menolak itu. Oleh sebab itulah Vanya memutuskan untuk membuat surat pengunduran diri, yang langsung mendapat respon baik dari Rionard.

Acara yang berlangsung cukup lama karena banyaknya acara yang disajikan, membuat Vanya kelelahan dan hampir muntah saat acara hampir selesai. Rionard meminta Vanya untuk segera beristirahat di kamar hotel yang telah disiapkan untuknya, tapi Vanya bersikeras menolak. Ia ingin mengikuti acara hingga selesai dan setelahnya ia ingin kembali pulang, beristirahat di kamarnya, di apartemen Rionard. Rionard yang memilih mengalah, akhirnya mengiyakan permintaan Vanya. Setelah semua acara selesai, mereka berdua pun kembali ke apartemen.

"Kamu yakin gak apa-apa? Aku telfon dokter ya.." Rionard menatapnya cemas.

"Aku gak apa-apa. Dibawa istirahat, pasti baikan kok." jawab Vanya dengan nada lemah.

Vanya berjalan gontai ke kamar mandi karena tubuhnya yang sangat kelelahan. "Ri.. bantu aku sebentar." ucapnya saat baru saja masuk kekamar mandi.

Rionard menghampiri Vanya. "Ada apa Van?"

Tangan Vanya mencoba menggapai resleting yang tak terjangkau tangannya. "Tolong bantu buka!"

Tangan Rionard bekerja sesuai dengan permintaan Vanya. Tapi setelah resleting itu terbuka sampai di ujung pinggang Vanya, dirinya merasa menyesal. Ia menelan ludahnya saat menyaksikan pemandangan indah didepannya. Punggung putih Vanya terpampang jelas didepan matanya yang seketika mengundang gairah kelelakiannya. Tapi ia harus menahannya. Pasalnya sejak hari pernikahannya seminggu lalu, Rionard sama sekali belum menyentuh istrinya. Tepat dihari pernikahan mereka, Vanya mendapatkan tamu bulanannya yang membuat Rionard harus pasrah karena tak dapat melakukan aktivitas apapun di malam hari selain tidur.

Rionard mengusap punggung Vanya dari atas hingga bawah kemudian tangannya masuk kedalam gaun yang melonggar, dan melingkarkan tangannya diperut Vanya. Ia mengecup leher Vanya, dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Vanya.

Vanya tak mampu menahan senyumnya saat ia tahu apa yang diinginkan Rionard sekarang. Pria itu memang tak berbicara, tapi Vanya dapat merasakan milik Rionard yang mengeras sedang menekan bagian bawah punggungnya.

"Ri.. Aku mandi dulu ya. Aku mau istirahat." ujar Vanya lembut.

Terdengar helaan napas berat dari leher vanya sebelum suaminya itu mengangkat kepalanya dan meninggalkan Vanya dengan wajah tak bergairah.

Vanya tak menemukan Rionard saat ia keluar dari kamar mandi. Sambil ia mengusap rambutnya yang basah sehabis keramas, Vanya berjalan keluar kamar mencari keberadaan suaminya itu. Akhirnya Vanya menemukannya duduk bersandar di sofa sambil menonton film action.

My Adult Senior (Complete) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن