Chapter 52

62.8K 3.1K 39
                                    

Vanya mengurung dirinya didalam kamar. Ia sedang menenangkan pikirannya dibalik selimut putih tebal yang menutup seluruh tubuhnya. Berkali-kali Rionard memanggil dan mengetuk pintu, Vanya enggan untuk menjawab apalagi membuka pintunya.

Setelah tak ada lagi suara Rionard, terdengar suara Lidya memanggilnya.

"Van, boleh aku masuk?" suara Lidya melembut.

Lidya yang tetap berdiam diri didepan pintu kamar sambil menunggu jawaban Vanya, akhirnya tersenyum tipis. Vanya membuka pintu kamarnya.

"Kalo kamu gak keberatan, malam ini aku tidur disini ya." pinta Lidya.

Vanya mengangguk. "Rionard udah pulang?"

"Udah."

Vanya beranjak lebih dulu keatas kasur, disusul Lidya yang menutup dan mengunci pintu kamar lebih dulu.

"Lid, maaf kalo ini mendadak."

"Apa Van?"

"Aku berencana untuk gak tinggal lagi disini dalam waktu dekat."

"Van.." Lidya memeluk Vanya yang duduk disampingnya. "Kasi tahu aja kapan kamu mau pindah dari sini."

Vanya mulai terisak. "Aku bingung Lid. Aku mencintai Rionard, tapi aku gak bisa meneruskan hubungan ini."

Lidya terus menepuk pelan punggung Vanya. Ia membiarkan Vanya untuk berbicara.

"Kamu tahu," Vanya semakin mengeraskan suara tangisannya. "Ayah aku adalah pelaku dalam penculikan dan pembunuhan 18 tahun lalu."

Lidya yang terkejut terus berusaha untuk tenang. "Kamu udah pastikan kebenarannya Van?" sambil tangannya terus menepuk pelan.

"Aku nemuin semua buktinya Lid. Semuanya gak ada yang salah."

"Kamu udah hubungi ayah kamu?"

"Aku gak tahu ayah kemana."

Lidya terdiam sejenak. "Kamu yakin dengan keputusan kamu?"

Vanya mengangguk dari ceruk leher Lidya. "Ini sakit Lid, lebih dari sakit. Tapi aku harus melakukannya."

***

"Bu.. Ibu dimana?"

"Kamu kenapa Vanya? Kenapa suara kamu begitu? Kamu habis nangis?" cemas Olivia dari suara ponsel.

"Gak apa-apa. Ibu ada di apart?"

"Maaf van, kemarin malam ibu mendadak harus keluar kota. Kamu kangen ibu ya?"

"Iya." jawab Vanya singkat.

"Nanti ibu kabarin kalau sudah pulang. Kamu baik-baik disana ya. Maaf gak bisa lama-lama, urusan ibu masih banyak."

"Iya bu, gak apa-apa." ucapnya berusaha tersenyum.

Vanya hanya bisa menghela napasnya. Pagi ini ia sudah berkali-kali menghubungi ayahnya, tapi selalu gagal. Vanya ingin bertemu ayahnya sekarang. Ia ingin ayahnya menceritakan semuanya sebelum ia meminta ayahnya untuk keluar dari persembunyiannya selama ini dan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.

Ibunya juga, saat ini ia ingin sekali memeluk ibunya dan menangis di pelukannya, tapi itu tak didapatnya.

Meskipun orangtuanya memiliki perbuatan yang buruk, ia tetap menyayangi keduanya. Rasa kecewa tetap ada, tapi ia tidak akan menjauhi atau meninggalkan orangtuanya.

Ia masih terdiam duduk di tepi kasur sambil menggengam ponselnya.

Vanya menekan daftar kontak seseorang di ponselnya. "Rionard, aku akan ke kantormu siang ini."

My Adult Senior (Complete) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ