Chapter 59

62.2K 3.2K 90
                                    

Vanya tak kuasa menahan air matanya saat telinganya dengan jelas mendengar bahwa Natalie akan melakukan hal buruk padanya.

"Tuhan! Tolong kirim siapapun untuk menolongku!" batinnya memohon.

Natalie mendengar isakan Vanya saat dirinya keluar dari kamar. Ia mendekati Vanya, dan berjongkok tepat dihadapan wajahnya.

"Apa yang kamu tangisi, HAH? Kamu takut?"

"Natalie tolong jangan sakiti aku."

"Tolong? Panggil semua teman - temanmu kemari!"

"Tolong Natalie!" Vanya memohon.

Natalie mengacuhkan ucapan Vanya. "Apa kamu yang selama ini menggoda Rionard? Oh aku tahu, jangan-jangan kamu itu seorang jalang yang dibayar mahal oleh Rionard!"

"Jaga ucapanmu! Aku bukan jalang!"

Tangan Natalie menekan kuat dagu Vanya. "Dengar! Selama 5 tahun Rionard tidak pernah berhubungan dengan siapapun. Tapi kamu!" tangan Natalie bergetar. "Apa yang kamu lakukan pada Rionard?!" teriaknya frustasi. "Ibumu juga. Kamu tak lebih dari ibumu!"

"Jangan kamu menyalahkan ibuku. Tidak semuanya itu adalah kesalahannya!"

"Oh, jadi kamu membela ibumu?" Natalie menarik sebelah alisnya. "Perlu kamu tahu Vanya, kamu itu sudah tertipu ibumu. Sedari awal dia sudah tahu kalau kamu itu anaknya. Dia sengaja tinggal didekatmu, untuk mendekatimu. Dia juga selalu mengatur jam kedatanganku, supaya kamu tidak melihatku disitu. Dia tidak mau rencananya gagal."

"Apa yang kamu bicarakan Natalie?! Kamu membohongiku!" geram Vanya.

"Kamu itu terlalu bodoh Vanya! Kamu tertipu dengan sikap manisnya! Kedatangannya kesini bukan untuk mencarimu karena dia merindukan anaknya, tapi karena dia ingin menghancurkan teman lamanya. Dan dia ingin memperalatmu, Vanya. Maka dari itu, dia mengubah identitasnya, supaya kamu tidak tahu bahwa dia adalah ibumu."

"Padahal aku akan senang sekali jika rencana Olivia berhasil, apalagi jika Olivia membunuh kedua orangtua Rionard. Tidak ada lagi yang menghalangi jalanku! Dan kamu, Rionard pasti akan membencimu!" sambung Natalie.

Mata Vanya memerah, darahnya terasa naik sampai ke ubun-ubun. "Kamu benar-benar sudah gila Natalie! Otakmu sudah kacau!"

"Ya! Itu benar sekali! Terlebih lagi setelah rencana Olivia gagal, karena kamu mengetahui identitas yang sebenarnya. Aku jadi harus memikirkan cara untuk menyingkirkanmu!"

Mata Vanya membesar. "Kalian bersekongkol?"

Natalie tersenyum menggeleng. "Tidak Vanya. Kamu tenang saja. Aku dan Olivia berbeda."

Natalie bangkit berdiri. "Oh ya Vanya, aku tahu sekali pasti kamu lelah. Apalagi tangan dan kakimu terikat seperti itu. Sebentar lagi aku akan melepaskannya supaya kamu bebas bergerak. Dan supaya kamu lebih leluasa saat kamu memuaskan nafsu para lelaki yang ada diluar." Natalie tersenyum miring sambil berjalan menjauh.

"Aku tidak sudi melayani mereka! Dasar wanita iblis!" ucap Vanya bergetar.

***

Olivia duduk dengan santai diatas kursi kayu sambil menyilangkan kaki sebelahnya kesamping. Ia tersenyum manis menatap kedua wanita yang baru saja sadar karena efek obat bius yang sudah habis.

"Selamat bertemu kembali teman lama."

Kedua wanita yang sedang menggeleng-gelengkan kepala mencari titik kesadarannya itu, seketika terbelalak kaget. "Olivia?!"

Olivia melipat tangannya. "Rupanya kalian masih ingat!"

"Bagaimana aku tidak ingat! Kita baru saja bertemu beberapa hari lalu dipemakaman." geram Cindy.

"Ah iya! Aku lupa."

"Apa maumu Olivia?" desis Tiara.

"Kalian mau tahu?" Olivia bangkit berdiri dan berjalan mendekati mereka berdua. "Aku ingin bermain-main sedikit dengan kalian, sebelum aku menghabisi kalian!" ucapnya sambil tangan kanan kirinya mencengkeram satu-satu wajah wanita didepannya.

"Dasar gila kamu Olivia!" teriak Cindy.

"Apa belum cukup kamu hampir membunuhku dan anakku dulu?!"

Olivia melepaskan kedua tangannya. Ia membungkukkan badannya dan menatap Tiara lekat. "Belum!"

"Apalagi yang kamu mau?"

Olivia menegakkan tubuhnya. "Kalian berdua menyingkir dari dunia ini!"

Cindy menjawab lantang. "Oke. Silahkan saja! Bunuh aku sekarang!"

"Oo, tidak segampang itu! Aku akan membuat kalian menyesal sebelum kalian mati!"

"Apa maksudmu!" tegas Tiara.

Olivia memasukkan tangannya kedalam saku celana. Ia menyeringai. "Tiara, aku kasihan sekali pada anakmu. Dua kali akan menikah, tapi gagal. Ya, aku akui soal Natalie itu aku terlibat didalamnya."

"Apa katamu?"

"Ya. Aku membuat skenario disitu. Aku memberi sedikit penderitaan untuk anakmu." Olivia menggeleng dan tersenyum sedih. "Kasihan sekali. Dan untuk yang kedua, aku tidak terlibat. Kalian sendiri yang menggagalkannya. Nasibnya buruk sekali."

Cindy menarik napas. "Awas saja jika kamu berani memperalat Vanya!"

"Awalnya iya. Tapi tidak lagi sekarang. Aku akan menghabisinya setelah kalian."

Suara Cindy melantang. "DIA ANAKMU OLIVIA! APA KAMU SUDAH GILA?!"

Olivia terbahak. "Anak? Aku tidak tahu kalau dia anakku."

"Kamu memang manusia biadab! Ibu macam apa kamu? Kamu menelantarkannya bertahun-tahun, dan akhirnya kamu ingin membunuhnya. Dimana otakmu?" Cindy menahan sakit hatinya, hingga ia menjatuhkan airmatanya. "Kamu akan menyesal ketika kamu telah kehilangan anakmu."

"Aku sudah kehilangan anakku." ucap Olivia santai.

"Anakmu Vanya masih hidup!"

"Anakku sudah mati!" jelas Olivia.

"VANYA MASIH HIDUP!" teriak Cindy.

"VANYA BUKAN ANAKKU!" balas Olivia berteriak.

Cindy dan Tiara terbelalak kaget. "APA?" ucap mereka bersamaan.

"Anakku sudah mati saat aku baru saja melahirkannya! Apa kurang jelas?"

"Jadi Vanya-?" ucap Cindy terbata.

"Vanya adalah anak temanku. Mm.. dulu. Bukan sekarang." ucapnya menggeleng.

"Maksud kamu?" tanya Tiara.

"Dia adalah temanmu yang tercinta, yang selalu mencegahku ketika aku ingin mendekati Ben. Mungkin dia masih ingat, dia pernah menamparku saat di pesta salah satu teman kita dulu, karena aku mencoba menjauhimu dari Ben. Kamu dan dia sama saja! Kalian berdua menghalangi jalanku!" jelas Olivia pada Tiara.

Mata Cindy memerah dengan napasnya yang memburu. "Olivia! Apa Vanya anakku?"

Olivia tersenyum remeh.

"OLIVIA! APA VANYA ANAKKU?! JAWAB OLIVIA!!!"

"Kalian terkejut bukan?"




***



04/10/19

My Adult Senior (Complete) Where stories live. Discover now