[38] We Don't Talk Anymore

83.6K 8.7K 2K
                                    

Jujur, selalu ada ketakukan pas mau update cerita ini, takut di amuk sama kalian wkwk

***

Mencintaimu adalah patah hati terindahku_

***




6 bulan berlalu

Kehidupan Angkasa berubah 180°, Angkasa yang hangat kembali membeku, Angkasa yang baik berubah menjadi kejam, Angkasa yang orang-orang kenal kini telah berubah menjadi sosok yang tak tersentuh siapapun. Peringai dingin, dan aura yang menakutkan selalu menemani hari-harinya.

Angkasa jatuh terlalu dalam sampai ia tak punya pijakan. Sampai ia tak tahu bagian mana lagi yang masih membaik, karena sejak perpisahan itu seluruh hidupnya berubah menjadi berantakan.

Mika telah berhasil membuat Angkasa jatuh teramat dalam.

Mika, bicara tentang cewek itu. Angkasa benar-benar sudah tak berkomunikasi sedikitpun. Pernah, satu kali ia menghubunginya namun yang ia dapati adalah cewek itu memblokir semua media sosialnya. Se-ingin itukah ia melupan Angkasa.

Angkasa mati rasa, bahkan gairah untuk hiduppun rasanya tidak ada. Semuanya abu-abu sekarang, terlalu abu-abu sampai ia tak bisa melihat bagaimana kedepannya ia akan hidup.

Kata orang mati adalah obat dari semua penyakit dan kesengsaran, dan Angkasa setuju itu. Namun, sangat tidak terhormat jika ia harus mati hanya karena satu cewek yang mencampakan cintanya.

Mungkin, sekarang Mika sudah bahagia atas pilihannya. Mungkin sekarang cewek itu tengah beegandengan mesra dengan cowok yang mampu memberikan seluruh hidupnya untuknya. Atau mungkin sekarang ia tengah mentertawakan kebodohannya.

Entahlah, Angkasa sudah tidak perduli. Wanita hanya dapat merepotkan hidupnya!

Hampir 7 tahun ia mencintai satu wanita, dan inilah yang ia dapatkan. Kekecewaan yang tiada tara.

Apalagi yang paling kejam dari Mika, apalagi yang paling jahat dari Mika, dan apalagi yang paling menyakitkan dari ditinggal ketika sedang sayang-sayangnya.

Saat, ini Angkasa tengah berkumpul bersama teman-temannya. Mereka semua sudah tahu permasalahan Angkasa dan paham betul bagaimana perasaan cowok itu.

"Kalian dateng gak? Mayan party, ceweknya cakep-cakep," seru Boby sembari cengengesan gak jelas.

"Halah, cewek mulu lo." Seloroh Surya.

"Ya mending gue bahas cewek, tandanya normal." Bela Boby.

"Gue setuju," celetuk Ridwan.

Boby tersenyum lebar. "Bagus." Ia mengacungkan kedua jempolnya ke hadapan cowok itu. "Lo gimana Sa?" tanyanya sembari menatap Angkasa.

Angkasa mendongak. Ah, sepertinya ia sedang butuh hiburan untuk saat ini, hidupnya terlalu jenuh dan penat dalam waktu bersamaan. "Terserah kalian," ucapnya.

Boby tersenyum kian lebar. "Nah ini baru temen-temen gue, lu gimana Sur ikut kagak?"

"Ya pasti ikut dong," sahut Surya sembari cengengesan.

"Emang berapa lama berlayarnya sih?" tanya Ridwan.

Jadi, ke-empatnya diundang oleh salah satu rekan bisnis untuk menghadiri acara semacam affter wedding dengan berlayar menggunakan kapal very untuk beberapa hari.

"Kayaknya paling sekitar 3 harian deh," sahut Boby.

"Gue kerjaan lagi sibuk-sibuknya anjir," ujar Surya.

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang