[23] Hamil?

101K 8.7K 1.1K
                                    

Judulnya ambigu ya wqwq😂

Happy reading❤




Mika berdiri dari duduknya. "Ma, aku gak setuju," protes Mika tegas.

Peni menatap Mika tajam. "Mika yang sopan," peringatnya.

"Aku harus se-sopan apa lagi, aku udah nurutin semua kemauan mama, tapi kenapa mama masih aja maksa kehendak mama sendiri," ucap Mika tak terima.

"Duduk," perintah Peni tak mau di bantah.

Mika mendengus, kemudian kembali duduk.

"Ini baru tunangan, bukan nikah. Kalian masih bisa saling mengenal satu sama lain, kalau gak cocok ya udah nggak usah diterusin," tutur Peni.

Pandu mengusap bahu isterinya, berusaha menenangkan.

"Tapi aku gak mau," tukas Mika.

"Nak Mik ..."

"Aku gak suka sama Riko," tutur Mika.

"Mika! mama gak pernah didik kamu kayak gini!" Bentak Peni. Kemudian ia menatap Nisa dengan tak enak. "Maaf ya jeng."

Nisa tersenyum berusaha maklum. "Gak papa jeng," ucapnya.

"Riko adalah yang terbaik buat kamu, kamu harus nyari yang kayak apa lagi?"

Mika menatap Peni. "Semua yang aku mau ada di diri Angkasa."

"Angkasa lagi! Dia udah bikin mama dan papa kecewa. Mama gak akan pernah setujuin kamu berhubungan sama dia!"

"Mama gak ada hak buat larang kebahagian aku!"

"Mika, udah." Ucap Riko sembari mencekal sebelah tangan Mika.

Mika sontak menatap Riko dengan tajam dan langsung melepaskan cekalan cowok itu. "Gak usah sentuh gue!"

"Mika!"

"Apa ma?!"

"Kamu harus tunangan sama Riko, gak ada penolakan," tekan Peni di setiap kalimatnya.

Mika lagi-lagi berdiri. "Aku gak akan pernah mau!"

Srrkk..

Mika menggeser ke belakang kursinya dan melenggang pergi begitu saja.

Ia tak perduli lagi jika di belakangnya Peni tengah memanggil-manggil namanya.

Ini semua sudah keterlaluan.

Dan Mika sama sekali tidak menyukainya.

Kesabaran Mika sudah berujung, ini sudah kelewat batas. Peni sungguh keterlaluan.

Di saat semua ibu ingin melihat anaknya bahagia, Peni malah dengan sengaja menjatuhkannya ke dalam lubang neraka.

Mika meraih handphonenya dan mendial nomor seseorang.

"Sa, jemput gue," ucap Mika begitu sambungan terhubung.

"Lo kenapa?" tanya Angkasa yang tak bisa menyembunyikan kepanikannya.

"Di xxx."

"Oke gue jemput sekarang, lo jangan kemana-mana."

Klik

° ° °

"Lo kenapa?" tanya Angkasa begitu keduanya telah sampai di apartement Angkasa. Tadi Mika menolak ketika akan di antarkan ke rumahnya.

Mika hanya mampu diam, rasanya ia belum sanggup untuk menceritakan hal itu semua, termasuk pada Angkasa.

Angkasa menghela napasnya. "Ya udah kalo lo gak mau cerita sekarang gak papa," ucap Angkasa.

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang