[37] Akhirnya

84.5K 8.8K 3.9K
                                    

Bersamamu belum tentu kisah kita akan berakhir bahagia, yang ada hanya membuang waktu saja_

***

3 bulan kemudian

Hari ini, Angkasa di bebaskan. Orang tua Mika tidak jadi memperpanjang masalahnya, Angkasa tentu sangat senang. Namun, semenjak hari itu, hari dimana ia terlibat perseteruan kecil dengan Mika, ia tak menemukan cewek itu datang ke sini lagi.

Mika menghilang.

Menghilang dari hidupnya.

3 bulan rasanya sangat panjang dan penuh keputusasaan.

Angkasa, selalu berfikir mungkin cewek itu selalu di awasi oleh otangtuanya untuk tidak menemuinya. Ya, Angkasa harus berfikir positif.

Angkasa janji, setelah benar-benar bebas dari sini orang pertama yang ingin ia temui adalah Mika tentunya setelah orang tuanya.

"Kamu udah bebas, jangan macem-macem bawa anak orang kabur lagi ya," ucap Pak Polisi sambil bercanda.

Angkasa tersenyum simpul. "Iya pak gak akan lagi, makasih."

Pak polisi mengangguk, kemudian menyerahkan barang-barang Angkasa seperti dompet, handphone dan lain-lain.

Angkasa menyambut benda-benda tersebut dengan penuh suka cuta, rasanya sudah sangat lama ia tak memegang alat komunikasi ini.

"Hati-hati ya," ucap pak polisi yang lagi-lagi di angguki oleh Angkasa dengan senyum.

Angkasa keluar dari pintu kantor polisi, dan di sana sudah terlihat orang tuanya yang berdiri di dekat kendaraan yang dibawanya.

Angkasa dengan penuh haru menghampiri keduanya, hanya merekalah yang mau menemaninya dalam masa-masa tersulitnya.

"Udah lama Ma, Pa?" tanya Angkasa setelah memeluk orang tuanya.

Emi dan Wirawan menggeleng sembari tersenyum lebar. "Kita baru aja kesini," sahut Emi. "Kamu mau makan dulu apa mau langsung pulang?"

"Aku mau ke rumah sakit Mika dulu Ma," ucap Angkasa dengan semangat.

Sedetik kemudian Emi menampilkan mimik tidak sukanya. "Mau ngapain? Kamu gak jera?"

"Aku mau ketemu dia bentar."

"Tap ...."

"Ma, biarin Angkasa nemuin Mika," sela Wirawan sembari merangkul bahu isterinya.

Sepertinya percikan permusuhan Peni telah menembus ke dalam hati Emi. Emi tidak terima anaknya di perlakukan seperti ini, bahkan ia sudah datang memohonpun wanita itu malah memperlakukannya dengan buruk.

Emi menghela napas. "Ya udah yuk masuk dulu." Kedua laki-laki itu mengangguk.

Hingga beberap saat kemudian ketiganya sudah berada di tengah perjalanan.

Angkasa memencet tombol on pada handphoenya, tapi nihil. Handphonenya tetap mati. Ah, mungkin karena sudah lama tidak di charge.

Ia kemudian memasukan handphone tersebut ke dalam saku celananya, dan menyenderkan tubuhnya di sandaran jok.

"Rencana kamu mau gimana?" tanya Wirawan memecah keheningan.

"Maksud papa?"

"Iya maksud papa, kamu mau lanjut kerja lagi apa mau istirahat dulu?"

"Ya, istirahat dulu dong pa. Masa iya, udah harus masuk kerja lagi," celetuk Emi.

"Gak papa sih langsung masuk juga, lagian aku udah lama lepas tanggung jawab."

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang