[32] Hampir Ketahuan

84.7K 8.6K 1K
                                    

Jangankan kawin lari, asalkan denganmu lari dari kenyataanpun akan ku jalani_

***





"Sa, ayo bangun." Mika menarik-narik tangan Angkasa berharap agar cowok itu segera bangun dari tidur setengah matinya itu.

Sepertinya Mika sudah memakan waktu kurang lebih lima menit untuk membangunkan bayi raksasa ini, namun tak ada respon sama sekali dari Angkasa. Malah cowok itu makin bergelung ke dalam selimut tebalnya.

"Sa, katanya mau beliin hape, mau beli baju buat nikahan juga," rengek Mika sembari duduk di salah satu sisi ranjang.

Mika sedikit kesal, ups sepertinya banyak. Bagaimana tidak, ia sudah sangat siap dengan dandanannya yang udah on point banget tapi melihat Angkasa yang masih tertidur nyenyak rasanya ingin sekali Mika teriak.

"Lima menit lagi," gumam Angkasa.

"Sa ...." panggil Mika setengah merengek.

"Hmm," dehem Angkasa yang sama sekali tak membuka matanya.

"Bangun tidur aja susah banget sih, gimana mau bangun rumah tangga," ketus Mika.

Angkasa diam tak menyahut.

"Kesel deh gue," dumel Mika kemudian beranjak dari duduknya.

Ia beralih menuju tas berisi barang-barangnya. Ada beberapa pakaian yang belum ia rapikan ke dalam lemari, jadi selagi menunggu Angkasa yang akan bangun dalam 'lima menit lagi' lebih baik ia beres-beres dulu.

Mika memgambil sisa baju yang masih ada di dalam tas dan memindahkannya ke dalam lemari. Ia tak banyak membawa baju tentunya, toh buat apa juga. Ribet.

Baju Angkasa sih udah rapi, Angkasa itu tipe cowok yang perfectsionist banget, apapun harus di lakukan sesegera dan secepat mungkin kecuali. bangun tidur tentunya.

Mika menghela napas pasrah.

GREP

"Morning," sapa suara parau yang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Morning apanya, ini udah jam 11," sungut Mika.

"Aku ngantuk banget," keluh Angkasa.

"Alesan," ketus Mika.

Angkasa terkekeh. "Kamu udah siap?"

"Keliatannya?!"

Angkasa menggaruk belakang tubuhnya. "Ya udah aku siap-siap dulu ya."

Mika tak menjawab, ia masih kesal pada Angkasa.

"Iya apa enggak?"

"Terserah."

"Kok terserah?"

"Lagian, kamu susah banget bangunnya. Coba kamu bangun dari tadi, mungkin kita udah balik lagi," sungut Mika.

Angkasa menghela napas. "Ya udah aku siap-siap sekarang, gak lama kok."

"Ya udah sana." Mika mendorong pelan bahu Angkasa.

"Morning kissnya mana?" tanya Angkasa dengan jahilnya.

"Morning kiss sini sama sendal aku," sewot Mika sembari berkacak pinggang.

Daripada terjadi perang dunia dua, Angkasa lebih memilih pergi ke kamar mandi saja.

Hingga sekitar 20 menit kemudian Angkasa telah siap dengan jeans hitam dan kaos putihnya.

Angkasa menyambar sebotol parfum miliknya dan menyemprot di beberapa titik tubuhnya.

"Udah?" tanya Mika.

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang