[26] Rencana

87.4K 8.1K 1.4K
                                    

Mari kita bersorak ramai buat part ini yeeee🎉🎉
Hehe😁😁

Happy reading❤






"Lo serius?" tanya Mika setelah terdiam untuk beberapa saat. Terkejut? Sudah pasti, mungkin kalau ia punya riwayat penyakit jantung sudah dipastikan ia tewas sejak tadi.

Angkasa menganggukan kepalanya.  "Serius," ucapnya tegas.

"Tapi ...."

"Cuma cara ini yang gue fikirin dari semalem."

Mika menganggukan kepala tanda setuju dengan ucapan Angkasa. "Gimana caranya?"

"Gue udah atur semuanya," ucapnya.

"Sekarang gue mesti ngapain?"

"Pertama, lo pulang ...."

"Kok pulang sih?!" sela Mika tak terima.

"Dengerin gue dulu," titah Angkasa yang akhirnya membuat Mika bungkam. "Lo harus pulang ke rumah dan bikin seolah-olah lo nerima pertunangan itu."

"Terus?"

"Lo harus yakinin orang tua lo, kalau lo udah ninggalin gue dan milih tunangan sama Riko," ucapnya.

Mika menganggukan kepalanya sembari menyimak dengan seksama.

"Setelah semuanya udah aman, lo harus keluar dari rumah dan jangan lupa siapin barang-barang yang menurut lo penting. Tapi inget, tinggalin hape lo di rumah. Nanti gue bakal beliin hape yang baru. Lo paham kan?"

"Paham."

"Hari rabu malem, gue bakal jemput lo. Gue harap lo gak kunci jendela kamar," ujar Angkasa.

"Jadi kita bakal kabur?"

Angkasa mengangguk mantap. "Kita bakal nikah hari minggunya, itu hari tunangan lo kan?"

Mika mengangguk. "Kita gak bakal ketahuan kan?" tanyanya sedikit khawatir.

"Gak akan. Asal lo jangan bilang siapapun termasuk ke semua temen-temen lo."

"Tapi Sa ...."

"Ayo, kita rubah takdir," ucap Angkasa dengan tegas.

Mika memandang Angkasa, ia melihat adanya keseriusan yang penuh tekad di kedua bola mata Angkasa, Mika suka itu. Sangat suka!

Kemudian Mika memeluk tubuh Angkasa, rasanya sangat nyaman dan ia merasa aman. Sesederhana itu ia membutuhkan Angkasa.

"Nyokap lo tahu?" tanya Mika.

Angkasa menggeleng. "Kita bakal bener-bener pergi tanpa seorangpun tahu."

"Lo yakin Sa?" tanya Mika sekali lagi.

Angkasa mengurai pelukannya. "Gak pernah seyakin ini." Ucapnya sembari menatap Mika dengan tatapan dalamnya.

Mika tersenyum bahagai, memang ini yang ia inginkan sejak dulu kan?

"Lo siap kan jadi isteri gue lagi?"

"Selalu siap," sahut Mika dengan cepat.

"Nanti gue gak akan bawa kartu debit gue, gak akan bawa banyak uang, dan kalo lo nikah sama gue gak akan ada kemewahan lagi nantinya. Lo siap?"

"Yang gue mau bukan uang lo bukan juga kemewahan. Yang gue mau cuma lo Sa," ucap Mika seyakin mungkin.

Angkasa tersenyum. "Gue udah pilih satu tempat buat kita tinggal nanti, tempatnya sejuk karena jauh dari ibu kota dan udah jelas pemandangannya bagus tapi nggak terlalu mewah, gue harap lo suka."

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang