[05] Because, You

120K 10.8K 1K
                                    

Selamat berbuka dari aku yang baru balik ngampuss😢

Happy reading guyss❤








Setelah keduanya berada di dalam mobil, atmosfir akward sangat kental terasa. Aplagi Mika yang tidak tahu harus berbuat apa, masalahnya Angkasa tak lagi berbicara setelah menariknya masuk kedalam mobil tadi.

Angkasa juga hanya menyalakan mobil tanpa berniat untuk menjalankanya.

"Sa." Panggil Mika takut-takut.

"Apa!" Sergah Angkasa.

Sontak Mika kembali menunduk, Mika sangat takut kalau Angkasa sudah marah.

"Lo marah sama gue?" Tanya Mika dengan memberanikan diri menatap Angkasa yang sama sekali tak menatapnya.

Angkasa tak menjawab ia hanya mencengkram erat kemudi untuk melampiaskan amarahnya. Gimana gak marah, kalau nyatanya tadi Mika disentuh-sentuh dengan kurang ajarnya oleh cowok brengsek dan yang makin membuat Angkasa naik pitam adalah kenyataan bahwa Mika yang malah gak menghindar dari cowok itu. Rasa-rasanya Angkasa akan meledak saat itu juga.

Angkasa menghadap Mika. "Lo fikir aja sendiri." Ketusnya.

"Gue kan udah bilang, gue gak suka lo kayak begini lagi." Lanjutnya.

"Tapikan tadi ke enggak sengajaan." Bela Mika.

"Terus kenapa enggak berusaha ngehindar?"

"Udah, lo aja yang gak liat."

"Kapan? Gue dari tadi liatin lo, dan lo gak berusaha ngehindar."

Mika menatap Angkasa tak percaya, Angkasa tetaplah Angkasa yang gak akan mau kalah kalau berdebat.

"Yaudah kalo lo gak percaya sama gue, tanya aja sama orangnya."

"Kenapa mesti tanya orangnya? Lo mau ketemu dia lagi?" Tanya Angkasa dengan sinis.

"Lo apa'an sih, gak jelas banget." Rutuk Mika.

"Kurang jelas apalagi, gue gak suka lo di pegang-pegang cowok lain dan lo diem aja."

"Diem aja apanya sih! Gue tadi ngehindar." Ujar Mika.

"Ngehindar apanya, kalo gue gak dateng bisa aja lo ud__

"Udah ya Sa!" Potong Mika dengan cepat. "Bisa gak sih gak usah diperpanjang."

Angkasa terdengar menghela napasnya. Lalu menoleh pada Mika. "Tau gak sih segimana khawatirnya gue tadi." Ujarnya dengan nada yang lebih woles dari tadi.

Mika ikutan menarik napasnya. "Tahu." Ujarnya ketus. Kadang Mika tuh kesel sama Angkasa, apa-apa bawaannya marah-marah, apa-apa diperpanjang. Kadang Mika tuh butuh dipercaya juga.

"Kalo tahu, plis jangan selalu buat gue khawatir."

"Apa susahnya sih percaya sama gue Sa, sama halnya kayak gue yang percaya sama lo."

"Kurang percaya apalagi gue sama lo. Gue enggak nuntut ini itu walaupun Lo se-tempat kerja sama Reno." Ujar Angkasa yang kembali nge-gas.

"Reno lagi disalahin, kenapa sih gak intropeksi diri aja ketimbang nyalahin orang." Ujar Mika sembari menatap Angkasa dengan kesal.

"Jadi semuanya salah gue?" Sinis Angkasa.

"Tuhkan, elo mah emang gak bisa banget diajak kompromi."

"Kompromi apa'an, jelas-jelas lo belain si Reno itu ketimbang gue."

Mika tak habis fikir dengan Angkasa dan pemikirannya. "Mending gue balik sendiri." Ujar Mika lalu merapikan tasnya san meraih handle pintu mobil, tapi,

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang