[33] Gagal?

79.4K 9.1K 4.7K
                                    

Banyak hal yang ku korbankan untuk bersamamu, apakah kini semuanya sia-sia?

***






Sekarang hari sabtu, dan lebih tepatnya malam minggu.

Besok acara pernikahan akan di selenggarakan. Rasanya perasaan Mika sangat nanonano untuk saat ini, sulit di deskripsikkan.

"Ngapain di sini?" tegur sebuah suara bariton sati arah belakangnya.

Mika menoleh ke belakang. "Nyari angin," sahut Mika.

Angkasa menghampiri cewek itu, dan duduk di samping kursi panjang yang tersedia di balkon kamarnya tersebut.

"Ke dalem yuk, ntar masuk angin." Angkasa menatap Mika yang tengah menggenggam secangkir coklat panas di kedua tangannya.

"Sa, kamu deg-degan gak sih?" tanya Mika tiba-tiba, sungguh apa cowok itu tak merasa tegang barang sedikitpun sejauh Mika melihat cowok itu malah terlihat sangat santai, berbanding terbalim sekali dengan Mika.

"Deg-degan dong, kan manusia."

"Ih, bukan itu." Rutuk Mika.

Angkasa terkekeh. "Deg-degan."

"Kok biasa aja keliatannya."

"Kamu gak tau aja dalemnya."

"Sumpah aku tegang banget."

"Perasaan dulu pas nikah part 1 kamu cuek bebek, sekarang kenapa jadi setegang ini."

"Dulu kalo gagal aku bakalan seneng banget. Kalo sekarang, sampe gagal lagi aku udah gila kali ya."

Angkasa tersenyum kemudian mengelus lembut rambut Mika. "Nggak akan dong, gagal karena apa coba?"

"Ya siapa tahu, ternyata takdir tuhan nggak ngijinin kita buat nikah lagi."

"Tapi yang aku tahu, tuhan gak akan ngasih cobaan seberat itu."

Mika menyenderkan kepalanya di bahu Angkasa. "Seneng banget deh nikah lagi sama kamu."

"Aku juga."

"Kenapa kamu pilih aku dianatara ribuan cewek terbaik di dunia ini?"

"Kamu juga, diantara banyak cowok yang ngejar kenapa pilih aku yang gak segentle cowok lain."

"Karena aku cinta sama kamu."

"Aku juga gitu, karena aku cinta sama kamu."

Tangan Angkasa tergerak untuk merangkul bahu Mika.

Mika menyeruput coklat panasnya. "Takdir jahat banget ya," gumamnya.

"Kenapa?"

"Karena bikin kita di posisi ini."

"Nggak kok. Takdir gak jahat, kita yang salah. Karena udah ngebuang kesempatan berharga dari takdir. Ini konsekuensinya."

Langit gelap terlihat indah karena terang oleh sinar rembulan dan bintang yang berkerlap-kerlip menjadi salah satu penyempurna langit malam ini.

"Kalo aku ternyata bukan takdir kamu gimana Sa?"

"Aku bakal buat kamu jadi takdir aku. Mau gak mau, kamu harus jadi takdir aku."

"Kok maksa?" Mika menatap penuh protes pada Angkasa.

"Apapun buat dapetin kamu."

"Coba dulu kita gak di jodohin, mungkin sekarang kamu lagi rangkulan mesra sama cewek lain di luaran sana dan aku, aku juga sama."

SEMPITERNAL : [Angkasa & Mika] [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang