rumpang

2.6K 191 5
                                    


Sebulan setelah pagi yang cerah menyapa hangat ada ruang rumpang yang kosong,menyisakan tanda tanya.
Bingung namun tak beralasan,itulah yang dirasa kan oleh aisyah saat arkaan perlahan berubah. Bungkam. Tak ada yang tau dan bertanya pun bukan solusi yang tepat.

Bel istirahat sudah terdengar sejak 15menit yang lalu namun sosok yang ditunggu tak muncul juga, notifikasi kabar sudah memenuhi isi obrolan dari sebelah pihak saja. Banyak yang berubah,terlalu cepat terlalu mendadak.

"Ca,kamu ada dengar info tentang arkaan ga sih? Aku emang sering jumpa tapi dia kayak ngehindar gitu." Aisyah khawatir tentu saja,ia selalu melihat ponsel nya adakah balasan pesan dari arkaan untuk nya,namun nihil.

"Gue ga tau syah,udah tanya haiqal juga tapi dia juga ga tau."penjelasan caca tak mampu menghibur aisyah sedikit pun,Aisyah masih berharap arkaan akan memasuki kantin dan menghampiri meja mereka,namun sampai saat bel masuk berbunyi arkaan dan haiqal tak kunjung datang,hanya menyisakan kekhawatiran bagi aisyah.

"Nanti temanin aku ke kelas arkaan ya ca?" Pinta aisyah,caca merasa kurang suka dengan permintaan aisyah namun ia hanya menuruti saja,biar cepat selesai.

Sepanjang pelajaran Aisyah tidak fokus,selalu memegang ponsel dibawah laci dan melihat ke arah jendela,biasa nya arkaan selalu seperti itu,suka menghilang tanpa kabar tapi saat pelajaran hampir selesai ia menunggu di depan kelas,namun kini aisyah tak melihat tanda tanda arkaan di depan kelas, berulang kali kena tegur guru tak membuat fokus aisyah kembali,ia risau. Ia merasa ada yang tak beres.

Yang ditunggu datang juga,bukan arkaan namun bel pulang sekolah,Aisyah yang sudah menyiapkan peralatan nya sebelum bel berbunyi pun pergi terburu-buru tanpa mengingat bahwa Caca akan menemani nya.

"Syah! Tunggu!" Caca berteriak memanggil namun aisyah hanya menjawab sambil tetap berjalan,Aisyah merasa kurang nyaman dengan perasaan nya,ia merasa ada yang berbeda seperti punya firasat namun ia tak tau itu apa.

"Permisi,ada bang arkaan nya bang ridho?" Tanya aisyah didepan pintu saat melihat ridho sedang menghapus papan tulis.

"Ah,dia cabut bareng ari wawan sama haiqal,kenapa?"tanya ridho kembali,aisyah hanya membalas dengan gelengan serta senyum paksa lalu berbalik badan.

"Eh Syah! Itu ada buku arkaan tinggal di laci kalo Lo mau bawa gapapa." Ucap ridho membuat Aisyah yang awal nya membalik badan menjadi berhenti sejenak.

"Ga usah bang,dibiarin aja disitu siapa tau emang sengaja ditinggal." Ucap Aisyah lalu pamit undur diri,Aisyah berjalan lemas.

"Lo ninggalin gue syah,kebiasaan Lo! Udah lah ngapain juga Lo cari dia,ga guna!" Ucap Caca yang menyusul aisyah,caca berucap murka namun Aisyah tak membalas,ia hanya menunduk sambil berjalan mengabaikan Caca dengan segala kemurkaan nya.

"Lo dengerin gue ga? Capek gue sama lo tau ga? Si arkaan tu siapa elo? Biarin aja dia mau kemana dan ngapain aja,itu bukan urusan elo Syah!" Perkataan Caca barusan membuat Aisyah yang awal nya berjalan menunduk kini berbalik dengan tegap sambil memandang Caca dengan tajam.

"Iya aku tau aku bukan siapa-siapa dia,tapi haram gue khawatir sama dia? Kamu ga ngerti perasaan gue sekarang gimana,gue punya firasat tapi gue ga tau itu apa dan elo disini malah mojokin gue? Setidaknya kalau kamu ga bisa bantu,kamu bisa ngelus tangan aku tanpa kamu peduli sama aku bukan sama masalah aku!" Setelah mengatakan ini Aisyah pergi meninggalkan Caca yang diam mematung menatap punggung Aisyah yang perlahan menghilang.

"Lo ga tau dia ngapain dan Lo masih khawatirkan dia syah" Caca mengguman lirih.

Aisyah termenung didepan parkiran,biasa nya ia selalu menolak saat arkaan mengajak nya untuk pulang bersama sampai akhirnya arkaan mengalah dan mendorong motor nya mengikuti Aisyah dan Aisyah akhirnya luluh juga.

"Aku ga tau kamu ngapain,tapi aku tau kamu lagi dalam keadaan ga baik,dimana pun kamu aku harap kamu hubungin aku,aku khawatir." Guman aisyah menatap nanar parkiran yang hampir kosong,ia berjalan menuju gerbang sekolah dan menunggu angkutan umum untuk pulang ke rumah.

Setelah sampai nya dirumah Aisyah langsung memasuki kamar nya dan langsung berbaring tanpa mengganti baju sekolah nya terlebih dahulu,jam menunjukkan pukul setengah 3 dan ia pun mulai berkelana di alam mimpi.

Aisyah berdiri didalam sebuah ruangan hitam seorang diri dan terdengar suara seseorang yang ia kenali namun ia masih ragu,semakin jelas suara nya maka ia semakin yakin dan Aisyah memaksakan berjalan di antara gelap nya ruangan dan hanya mencoba meraba.

"Jangan kecewa,gue tau gue salah." Tanpa ia sadari air matanya menetes begitu saja,makin lama makin deras,ia tak tau mengapa ia merasa sakit sesakit ini,namun seperti ada batu besar yang menghimpit dada nya sehingga ia merasa ingin menangis.

"HAHH!" Aisyah terbangun dengan nafas tersengal dan juga ia merasa kan mata nya basah akibat menangis.

"Yaallah pertanda apa ini." Aisyah berkata lirih dan saat melihat jam yang berada di dinding kamar nya ia seketika berlari ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu karena waktu ashar hampir habis.

*

Hari jum'at kali ini sedang bersedih,awan sedang menangis dan angin sedang bertiup kencang,dan hari Jum'at kali ini bukan merupakan hari bahagia seorang Aisyah,ia terlambat ke sekolah,dan Ilham pun sedang izin karna ayah nya sedang mendapati amanah baru dengan kenaikan pangkat,biasanya ilham datang kerumah untuk menjemput nya ketika ilham bangun awal namun kini aisyah hanya menghembuskan nafas lelah nya karna ia telah berlari menembus hujan untuk memasuki gerbang sekolah namun lagi-lagi ia sial,karna gerbang sekolah terkunci lalu kembali ke halte untuk berteduh.

"Duh masih lama lagi kebuka gerbang nya." Ucap Aisyah saat berteduh di bawah halte bis yang terletak didepan gerbang sekolahnya sambil melirik jam tangannya,ia hanya menghembuskan nafas dan saat melirik ke sebelah ia merasakan dada nya sesak seketika.
Tepat didepan matanya arkaan sedang duduk sambil menyamping dan seorang wanita berada didalam dekapan nya,ia tampak menempelkan pipi nya kepada dada cewek tersebut dan tangan sang cewek pun tak berhenti diam mengelus paha nya.

"Aku tau kenapa sekarang seorang yang terlalu jatuh dalam rasa tak akan pernah bisa berdiri dengan tegap ketika mencoba bangkit." Aisyah memalingkan wajah nya,ia mengucapkan istighfar berulang kali, mengingat kan diri nya bahwa ia telah terlalu jauh melangkah.

Ketika aku yang sudah terlanjur melangkah namun tak memperhitungkan arah yang ku tuju pada akhirnya hanya akan membuat ku tersesat dalam hal yang salah.
Menganggap kesalahan ini dapat ku perbaiki dengan baik namun kini aku keliru,aku sudah terlalu jauh terjatuh dan satu satu nya hal yang dapat membuat ku kembali adalah diri ku sendiri, meskipun aku tau bahwa ketika aku telah bangkit aku tak akan dapat berdiri dengan tegap kembali karna sebagian diri ku telah hilang.
Teruntuk kamu yang sedang aku sesalkan,maafkan aku yang tidak dapat berhenti membuat diri ini menyalahi mu walaupun aku tau bahwa semua ini karna diri ku lah yang terlalu lemah.

-AA-



🐬🐬

Hai haiii aku balik lagi,maafin part nya yang kependekan dan alur nya makin ga jelas.
Aku minta maaf karna update terlalu lama karna sejujurnya di dunia nyata aku sedang mengalami banyak "rezeki".

Minta tolong kalau ada typo di koreksi dan juga di maafkan🙏

Tetap semangat dan jaga kesehatan yaa darl💙
Sampai ketemu di part selanjutnya yang entah kapan👄


assalamualaikum badboy ( END )Where stories live. Discover now