gravitasi arkaan

4.9K 317 4
                                    

Hari senin hari neraka nya bagi para pelajar,apalagi yang mata pelajaran nya horor semua ditambah tugas menumpuk serta tugas praktikum dan presentasi yang mesti dituntaskan hari itu juga,membuat hati berteriak ingin pergi ke dunia lain rasanya. Tapi tidak bagi sosok tampan yang bernama arkaan,pasalnya ia sudah menantikan hari ini tiba,setelah melewati hari minggu yang membosankan. Sepertinya arkaan benar benar di mabuk asrama.

"Wehhh buset,berseri amat ni muka rombeng lo pagi-pagi." nongol si haikal perusak suasana hati,untung pagi ini mood arkaan up maksimal jika tidak maka sudah dipastikan haikal akan berada diatas pohon sebelah sekolah karena di tendang oleh arkaan.

"Ga usah berisik ya lu nyet." arkaan mengibas-ngibaskan tangan nya kearah haikal sambil mempercepat langkahnya.

1
2
3

"STOP!!!!!!!!" teriakan membahana tersebut menghentikan jalan cepat arkaan karena selain menulikan pendengarannya seketika,jalan ia pun dihadang oleh beberapa gadis menor berpakaian minim.

"Bebeb arkaan udah sarapan belum?"pertanyaan yang hampir tiap pagi ia dengarkan. Pertanyaan yang selalu diajukan oleh gadis pemakai kaos kaki warna warni dengan bendo berupa telinga kelinci yang tak pernah arkaan tau namanya tapi arkaan selalu mengingat gelar sang gadis ,yaitu "hama" .

"Mau sarapan bareng kami ga?" nahh si upil upin bersuara,arkaan sudah jengah sekali tapi ia hanya diam tak bersuara,memandangi satu persatu gadis yang menghalang jalannya.

"Lo pada ga bosen ngapelin si arkaan mulu? Gue yang liatin lu pada tiap pagi mumet gue,seriusan. Astaga untung lu pada cewe kalau cowo udah gue jadiin tambalan knalpot cempreng." si haikal jengah sendiri jadinya namun kumpulan gadis yang terdiri dari 4 orang tersebut terlihat masa bodoh dan memandang arkaan dengan tatapan buas.

"Udah biarin aja bentar lagi juga mereka bakalan bubar." tepat saat arkaan mengatakan itu bunyi bel masuk terdengar,membuat gerombolan cewek tersebut pergi dengan gaya centilnya,jangan lupakan bahwa dagu arkaan menjadi sasaran ganas para pemangsa.

"Ga bosan apa lo ya ar,serius deh gue udah gedeg liat tu bocah kampung dari mars disekeliling lo." haikal bersiul kembali tapi arkaan hanya tersenyum seolah yang diucapkan haikal adalah doa penambah ketampanan.

"Santai aja,dengan mereka kayak gitu berarti ketampanan dan kharisma gue selalu bertambah." narsisme arkaan membuat haikal kepalang ingin muntah.

"Assalamualaikum calon orang-orang sukses." arkaan menyapa saat memasuki kelas dengan santai nya.

Makan jengkol berapa kilo ar,kok mabuk?" nahh ini suara si shinta si cabe senior ips4,namun si arkaan hanya tersenyum saja,bayangan akan bertemu dengan aisyah sudah lebih dari indah baginya.

"Heh! Kalian ga dengar bel bunyi dari tadi,bukannya baris malah nyantai disini,kalian kira ini pantai?sana kalian baris,CEPAT!" bel alami yang setiap senin selalu patroli keliling sekolah,kali ini yang bertugas ke 12 IPS4 adalah bu arin.

"Seng sabar buk,pamali marah marah pas lagi hamil." nah,ini suara si haikal anak pak udin yang sedang duduk dijendela kelas.

"TUNGGU APA LAGI? BURUAN KELAPANGAN,ASTAGA!!"buk arin kembali berteriak,baru bergegas lah penghuni kelas 12IPS4 keluar kelas.

"Jangan marah marah bu,dibawa tenang dulu,kasian dede nya bu kalau ibu emosi dia kejang-kejang didalam perut tuh." ucap arkaan tanpa bersalah yang lewat didepan bu arin yang mendengarnya sudah panas sampai ke ubun-ubun.

"amit-amit,yaampun." bu arin berkata sambil mengelus-ngelus perut nya yang sudah mulai membesar.

Dilapangan sudah berbaris rapi para siswa dan juga jejeran guru untuk mengikuti upacara rutin hari senin,pasukan pengibar bendera yang rapi dengan seragam putih putih lengkap dengan atribut nya dibarisan kiri sebelah drumband yang berbaris dengan masing-masing alat ditangan nya.

"Upacara bendera akan segera di mulai,masing-masing pemimpin pasukan menyiapkan barisannya." suara pembawa acara telah terdengar,masing masing pasukan telah siap pada tempat nya.

"Suutttt,arkaan! Woi curut,teh kotak,atiampela,woi! Ah elahh!,woi njink!"

"Apasii nyet!"arkaan mulai jengah,dari awal masuk barisan,haikal terus terusan mengganggu nya.

"Cabut yok?" ajak si haikal namun arkaan hanya menatap nya sekilas lalu menoleh kembali kearah depan.

"__woi kaleng seribuan! Buruan atuh kang! Cabut yok?rokok gue ada ni sebatang kita bagi dua deh." bujuk haikal lagi untuk mengajak arkaan cabut,biasanya mereka hanya mengikuti upacara jika hari tidak panas alias adem,namun kali ini dibawah terik matahari mereka malah ikut berbaris seperti ikan asin yang ingin di pasarkan,haikal takut hitam sebenarnya.

"Gue ga mau sudin! lu takut panas,sini dibawah ketek gue aja walaupun ga mandi gue pakai deodoran kok."

"Setan! Jorok lu,ga nafsu gue mah bagusan dibawah ketek shinta,lumayan dapat plus nya." kekeh haikal.

"Ikutin aja ah,pahlawan aja ga pamrih buat perang,lu aja kalau disuruh gotong royong mesjid datangnya paling lama,makan gorengan paling banyak,nah pulang nya paling cepat,bangsad ga tu?" balas arkaan

"Bacod lu,AAAAA SAKITD ANYING!"teriak haikal saat telinga nya di tarik kuat oleh bu arin yang sejak tadi memperhatikan haikal dan arkaan yang berbicara saat upacara dimulai.

"Dari tadi ibu perhatikan kalian ribut aja,nanti habis upacara kalian kutip sampah sampai bersih!"

"Ga saya loh buk"bela arkaan

"Ga ada cerita! Kalian berdua,kalau tidak jangan masuk kelas!" ucap bu arin final,lalu pergi meninggalkan arkaan yang menatap haikal bengis.

"Sialan lo kal!" umpatan kekesalan arkaan,padahal mood nya sudah ia jaga dengan sepenuh hati namun rusak begitu saja oleh haikal anak pak udin.

"Ye,maap atuh kang,mianhae oppa"haikal berkata dengan suara imut malah menambah deras lah kucuran mood arkaan jatuh kebawah,seseorang tolong tampung kan!

BRUKKK

suara yang berasal dari barisan IPA membuat arkaan menolehkan kepala nya dengan cepat,sepersekian detik ia memandang badan nya langsung bergerak cepat kearah kerumunan yang sedang mengelilingi seseorang.

"Minggir!" suara arkaan membelah kerumunan dan nampak lah seorang gadis berhijab berwajah pucat dengan darah yang menetes dari hidung nya.

"Kalian ngapain ramai-ramai disini,bubar! Eh petugas kesehatan! kalian ngapain tegak aja,ah ga guna kalian semua! SINI CEPAT!"arkaan memaki semua nya dengan kalap,hawa panas sang mentari yang membuat badannya berkeringkat pun tidak ia gubris,ia sibuk membantu mengangkat tubuh aisyah ke atas tandu dan membawa nya ke unit kesehatan sekolah,persetan dengan gosip-gosip tetangga,persetan dengan larangan bersentuhan dengan lawan jenis,jika tidak mengenai kulit sama kulit arkaan rasa tidak masalah dan ini juga dalam bidang membantu seseorang yang sedang sakit.

"Ambilkan sirih didekat belakang sekolah,jangan dikasih alkohol,di lap pakai kapas dikasih air hangat aja dulu!" ujar arkaan kepada seorang petugas kesehatan sekolah dengan nada tak suka,ia mendelik tajam.

"Sabar lah,jangan panik gitu ni anak ga kenapa napa,lebay amat lu." ujar leni yang sedang membantu aisyah malah terhalang sama arkaan yang selalu mengawasi gerak gerik nya.

"Iya makanya elu buruan nyari sirih,ah elah gue sleding nyampai perempatan lu!" setelah mengatakan itu leni pun bangkit dan pergi denan menghentakkan kaki nya kesal keluar ruangan.

"Kamu tu kalau ga kuat upacara kasih tau bu guru,jangan dipaksain. Iya dulu pahlawan dalam perang ga mandang ia sakit atau sehat menghalau penjajah,tapi sekarang kan udah merdeka,izin karna sakit ga bakalan buat belanda datang lagi kok." arkaan berdialog sendiri sambil membersihkan sisa darah mimisan aisyah sedangkan aisyah beristirahat karna kepala nya yang pusing.

"Kamu bikin aku khawatir,jangan diulangi lagi ya? Aku ga suka." ucap arkaan kembali sambil melihat rupa aisyah yang memakai kerudung putih tanpa di kaitkan dengan jarum,bersyukur aisyah selalu menggunakan dalaman jilbab ninja jadi tak membuat rambut nya keluar bebas.

"Cepat sembuh syah."











JANGAN LUPA KASIH VOTE AND COMMENT NYA YA SAHABAT ELA❤.

MAAFKAN TYPO YANG BERTEBARAN,KARNA INI TANPA EDITAN🙏

assalamualaikum badboy ( END )Where stories live. Discover now