22. Khawatir Berujung Bolos Sekolah

1.2K 99 12
                                    

"Enggak usah sok ceramahin gue! Introspeksi diri dulu, lo itu lebih buruk dari gue!"

Kalimat Aldi yang masih membayangi pikiran Alea, walaupun ia sering mendapat seribu cacian dan makian dari orang, namun satu kalimat yang Aldi ucapkan lebih menyakitkan dibanding cacian itu.

Selama pelajaran Alea tidak fokus memperhatikan guru di depan, ya, walaupun memang Alea tidak pernah memperhatikan guru saat mengajar, jika tidak memperhatikan guru biasanya Alea memilih tidur, namun tidak untuk saat ini. Alea justru terus menatap kedepan dengan tatapan kosong, membuat Nesya teman sebangkunya bingung melihat tingkah Alea. diantara mereka berlima yang mau memperhatikan guru itu cuma Nesya dan Mora, dan ketiganya memilih tidur dikelas termasuk Alea.

"Le lo enggak papa kan? Kalo mau tidur mah tidur aja," ujar Nesya membuyarkan lamunan Alea.

Alea menoleh kearah Nesya, "gue seburuk itu ya dimata semua orang?"

"Hah?" Nesya yang dasarnya memang lemot tak mengerti ucapan Alea, ia memilih diam mendengar ucapan Alea lagi.

"Orang kayak gue kenapa selalu dipandang buruk? Kenapa mereka cuma lihat kesalahan dan kekurangan gue?"

Nesya hanya diam.

"Gue buruk ya nes?" Tanya Alea tersenyum tipis ke Nesya.

"Nggak Lea!" Ucap Nesya sembari berdiri dan menggebrak meja cukup keras, membuat seisi kelas menoleh kearah meja mereka berdua, termasuk bu Nina yang tengah mengajar di depan, bahkan Ully dan Kinan terbangun sari tidur mereka mendengar suara meja dipukul.

"Nesya Linnera ada masalah?" Tanya bu Nina sedikit malas.

"Eh nggak bu."Nesya kembali duduk dan mengeluarkan cengiran khasnya. Sedangkan ke empat sahabatnya menggelengkan kepala mereka.

Alea yang duduk disamping Nesya hanya bisa menepuk jidatnya pelan. Jika menjawab pertanyaan ataupun bertanya Nesya memang terlalu berlebihan, itu pun jawaban dan pertanyaannya kadang tak masuk akal. Namun yang membuat mereka berempat betah bersahabat dengan Nesya, karena Nesya lebih care jika yang lain cuek.

****

Hari ini Alea merasa aneh dengan dirinya sendiri, ia merasa seakan kehilangan sesuatu. Bahkan Alea tidak ikut ke kantin dengan ke empat sahabatnya hanya ingin menemui Aldi dikelasnya, walaupun ia masih terluka dengan perkataan Aldi, setidaknya dia meminta maaf lebih dahulu tidak salah kan (?).

Sampainya dikelas Aldi, Alea hanya melihat ke empat sahabat Lain kumpul di kursi pojok belakang. Dengan langkah malas Alea menghampiri mereka.

"Aldi mana?" Tanya Alea to the point.

Ke empat sekawan itu yang tadinya belum menyadari keberadaan Alea pun menoleh.

"Eh ada bidadari jutek," goda Leon Yang mendapat toyoran dari Bara, tanpa peduli Alea bertanya pada Geral yang lebih waras diantara mereka, walaupun sikapnya kayak kutub es.

"Ral Aldi mana?" Tanya Alea langsung pada Geral.

"Di skor," Jawab Geral singkat tanpa ekspresi.

Jujur saja Alea terkejut dengan pernyataan Geral, namun ia tetap memasang muka datar. Dan itu membuat Alea semakin bersalah, tanpa Alea sadari mereka berempat melihat perubahan tatapan Alea.

"Kalo lo mau nemuin dia, susul aja ketempat yang dia sukai, kita enggak tahu itu tempat apa, intinya Aldi pernah cerita sama kita tempat itu privasi dan tempat itu untuk mengungkapkan seluruh keluhannya, dan gue yakin lo enggak bakal tahu itu tempat apa, " cerocos Bara.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now