43. Sekotak Kenangan

916 73 25
                                    

Sesuai perjanjian, ke lima gadis itu tengah duduk bersama di sebuah restoran untuk berkumpul yang mungkin sebentar lagi akan mereka jarang lakukan, mereka adalah Alea dan ke empat sahabatnya.

Setelah kelulusan mereka bersedih mengingat apabila mereka sibuk dengan urusan masing - masing, dan akan membuat mereka jarang bertemu.

"Bisa di ulang enggak sih masa SMA nya?" Celetuk Nesya ketika mereka tengah menikmati makanan yang ada di atas meja.

Karin menoleh, lalu merangkul Nesya yang ada di sebelahnya, "Bisa, kalo mau lo bisa ngulang, gue sih ogah."

"Sumpah gue sedih banget harus berpisah secepat ini sama kalian." Mata Nesya berkaca - kaca.

"Enggak usah lebay! Kita bisa kumpul lagi setelah ini," ujar Ully berniat menghibur semuanya, karena menyadari mereka kembali merasakan kesedihan.

"Menurut gue sih kemungkinan kecil kita bakal kumpul seperti ini lagi, yang pastinya kita bakal susah ada waktu luang secara bersamaan, terlebih lagi Mora yang bakal kuliah di Jerman."

Setelah Alea mengatakan itu, semuanya terdiam, percaya tidak percaya omongan Alea ada benarnya, karena memang akan sangat sulit mendapatkan waktu luang secara bersamaan, dan kemungkinan hanya beberapa dari mereka bisa berkumpul.

"Lo jadi kuliah di luar negeri?" Tanya Ully.

"Iya."

"Geral?" Mora mengerutkan dahinya bingung.

"Lo pisah dong sama Geral? Bukannya Geral itu enggak bisa jauh - jauh dari lo?" Tanya Ully lagi lebih detail.

Mora menghela nafas, "gue ke Jerman juga ke inginan Geral."

Mereka semua terkejut kecuali Nesya yang sedari tadi hanya sibuk makan sembari menahan tangisnya.

"Maksud lo?" Tanya Alea mulai penasaran.

"Orang tua Geral ingin dia kuliah di Jerman, jadi Geral ajak gue sekalian buat kuliah di sana."

"Tapi lo enggak terpaksa kan kuliah di sana?" Tanya Karin ingin tahu apakah Mora benar - benar ingin kuliah di Jerman atau hanya karena paksaan dari Geral.

"Enggak." Jawaban singkat Mora membuat semuanya mengangguk paham walaupun hanya berkata satu kata.

Alea mulai menatap ke arah Nesya yang sedari tadi makan dengan lahap sembari mengelap air mata nya entah karena kepedasan atau sedih karena perpisahan mereka.

"Sya, lo mau kuliah jurusan apa?" Tanya Alea penasaran dengan jurusan yang akan di ambil gadis polos itu.

"Jurusan makan ada enggak?" Semuanya melongo, bukannya menjawab Nesya justru mengutarakan pertanyaan konyol.

"Enggak ada jurusan itu, Sya." Gemas Ully.

"Iya udah, gue enggak kuliah."

Semuanya kembali di buat melongo dengan pernyataan gadis itu, namun yang mereka tahu Nesya tidak benar - benar akan melakukan hal bodoh seperti itu, mengingat orang tua Nesya sangat keras dalam mendidiknya.

"Lo sendiri Le?"

"Mau ambil jurusan apa?" Lanjut Karin.

Alea diam lalu menghembuskan nafasnya pelan.

"Gue masih belum kepikiran buat milih jurusan"

"Lo masih berantem sama Aldi?" Tanya Karin yang mengerti suasana Alea akhir - akhir ini.

"Gue malas bahas dia."

Semuanya kembali diam, dan makan dengan keadaan hening, membuat Nesya semakin tak bisa menahan air matanya, diam nya mereka seakan membuat Nesya mengingat kembali tentang perpisahan.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now