38. Bangun Untuk Pamit

982 77 198
                                    


Ciee yang emosi terus sama Melina, dibikin makin ngelunjak keknya seru><

Jangan marah - marah lagi ya, part ini enggak ada Melina kok:)

***

"Aldi sinting, jelek, nyebelin!"

"Dasar pemaksa!"

Kata yang sering Alea umpatkan pada Aldi terus saja terngiang di pikirannya, membuatnya tak fokus saat pelajaran, bahkan Bu Nina yang tengah mengajar langsung menegur cowok itu yang duduk disebelah Leon.

"RENALDI!"

Aldi yang di tegur pun belum tersadar dari lamunannya, membuat Leon segera menepuk punggunvr Aldi keras.

"Maaf bu," ujar Aldi langsung saat tersadar.

"Kalau tidak fokus memperhatikan saya mengajar, silahkan keluar!" Ujar Bu Nina.

Seluruh pasang mata di kelas itu menatap Aldi, masih melihat gerak gerik Aldi yang sudah berdiri lalu berpamitan pada Bu Nina, suasana hatinya sedang tidak baik hingga memutuskan untuk keluar dari kelas.

"Baiklah, pelajaran di lan..." Suara Bu Nina terhenti ketika melihat Leon mengangkat tangan kanannya sembari berdiri.

"Ada apa Leon?" Tanya Bu Nina.

"Saya juga enggak fokus di ajar sama Ibu, karena Bu Nina terlalu cantik di mata saya."

"Boleh saya keluar kelas?" Lanjut Leon membuat seluruh kelas menahan tawa.

"Boleh."

"Yang bohong bu?" Leon menatap Bu Nina tak percaya.

"benar, saya anggap kamu bolos di pelajaran saya hari ini," ucap Bu Nina santai yang mampu membuat Leon kembali duduk dan mengeluarkan cengiran khas nya.

"Enggak Bu, saya bercanda."

Bu Nina menggeleng - gelengkan kepalanya, ada - ada saja murid ajaibnya yang satu itu.

Di lain tempat Aldi tengah duduk di bawah pohon pinggir lapangan, menatap kosong ke arah siswa siswi tengah berolahraga, yang tak lain kelas Bagas.

Beberapa hari ini Aldi tidak fokus dengan pelajarannya, yang ada di pikirannya hanya kondisi Alea yang tidak ada perubahan sama sekali selama dua bulan ini, bahkan sering kali Aldi terngiang kata - kata Alea seperti yang terjadi di kelas tadi.

Rasa bersalah selalu muncul di benaknya, tak lupa juga dengan rasa penasarannya pada kejadian masa lalu bersama Alea, namun hal itu sudah Aldi tak hiraukan karena ia sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengingat nya.

Aldi terkejut kala seseorang menepuk bahu nya dan duduk di sampingnya, lalu menoleh langsung mendapati Bagas duduk di sampingnya tengah memakai baju olahraga.

"Melamun lo?" Tanya Bagas dengan tatapan ke arah depan.

Aldi yang di tanya hanya berdehem, tidak tahu harus menjawab apa.

"Gue tahu lo kepikiran sama Alea." Aldi menoleh ke arah Bagas.

"Tapi jangan sampai lo enggak fokus sama pelajaran karena hal itu," lanjut Bagas, yang tahu sudah beberapa hari ini menciduk Aldi selalu diam dan sering di hukum keluar kelas hanya karena melamun.

Aldi masih terdiam.

"Lo enggak tahu seberapa besar keinginan Alea buat ngasih tahu lo, tentang masa lalu kalian."

"Gue harap nantinya Alea enggak kecewa, karena lo tahu nya dari gue," lanjut Bagas sembari terkekeh.

Perasaan bersalah pun semakin Aldi rasakan, apa yang terjadi pada Alea selalu saja Aldi menyalahkan diri sendiri, andai saja ia mengantar Alea pulang lebih dahulu, pasti Alea tidak akan dalam kondisi koma.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now