34. Kesadaran Yang Menghilang

941 82 98
                                    

"Cewek lo tuh!"

Ucapan Bara membuat ke empat cowok yang duduk bersamanya menoleh bersamaan kearah pintu kantin, terlihat Alea masuk ke kantin sendiri tanpa ke empat temannya, Aldi terus melihat gerak gerik Alea.

"Cewek Aldi woy! Ngapain kalian bertiga ikut noleh?" Protes Bara, yang membuat Erka menjitak kepalanya.

"Lo gomong nya setengah-setengah, kita mana tahu cewek siapa yang lo maksud," ujar Erka kembali memainkan game di ponselnya.

"Kalo gue bilang cewek lo, emang lo punya cewek?"

"Enggak sih."

FYI, Erka beberapa kali pernah mendekati Nesya, namun gadis polos nan lemot itu tak pernah peka dengan perhatian Erka, justru Nesya menganggapnya sebagai abangnya sendiri.

"Ciee yang gebetannya enggak peka," ledek Leon tiba - tiba, menyadari perubahan raut wajah Erka, karena Leon yang paling tahu tentang kisah Erka, bahkan Leon yang sering membuat cara agar Erka bisa dekat dengan Nesya.

"Ciee yang ditolak," balas Erka tak mau kalah, membuat Leon melototinya.

"Itu udah berlalu, gue masih ada inceran baru," ujar Leon dengan bangga.

Ke empat sahabatnya langsung menoleh dengan tatapan yang berbeda-beda, setiap hari Leon tak lepas dari seorang cewek, bila kehilangan satu ia akan mencari seribu yang baru.

"Kalo gue tebak, pasti Mora sahabatnya Alea kan?" Tebak Bara, Geral yang sedari tadi diam tak peduli, sekarang menatap Bara tajam, tidak suka jika nama Mora di sebut.

Leon yang menyadari itu langsung berbicara, "weh tenang bang Geral, gue bukan tipe yang suka embat punya sahabat."

"Enggak peduli," ujar Geral singkat.

"Di tikung sama gue, nangis lo ral!"

"Kalo cinta enggak usah gengsi, tembak aja langsung." Erka ikut menimpali.

"Berisik!"

Mereka semua diam tak lagi membahas kisah cinta Geral.

Leon yang akan membersihkan kacamata hitamnya ia urungkan, lalu mengikuti arah pandang Aldi, seketika senyumnya terbit kalo menyadari sesuatu.

"Suka beneran lo sama Alea?" Pertanyaan Leon membuat yang lainnya menoleh dan mulai menyimak jawaban Aldi.

"Udah sebulan kan?"

Leon meresapi kata - kata Aldi, detik kemudian menatap Aldi tak percaya, ia kira cowok itu bakal jatuh hati pada sosok Alea, mengingat mereka sudah lama selalu bersama.

"Lo enggak takut Alea suka sama lo?" Bara ikut bertanya.

"Alea enggak bakal suka gue."

"Kalo lo?"

Aldi menaikan satu alisnya, tidak mengerti dengan pertanyaan Erka.

"Lo suka sama Alea?"

"Kalian tahu sendiri jawabannya."

"SUKA KAN?!" Teriakan Erka membuat seluruh pasang mata di kantin menatap mereka berlima, tak terkecuali Alea.

"Enggak."

Erka, Leon, dan Bara menatap kesal ke arah Aldi, cowok itu sama saja seperti Geral, si gengsi tinggi.

"Al,  gue minta maaf soal dulu kasih dare ke lo."

"Lupain aja, udah berlalu."

Dilain sisi Alea yang sedang memakan baksonya, tiba - tiba telinga kirinya berdengung, membuatnya berhenti makan.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now