14. Rumah Keluarga Aditama

1.4K 111 15
                                    

Sepulang dari Kafe, Bagas mengajak Alea ke sebuah danau yang cukup indah. Bahkan sedari tadi senyum Alea tak luntur menikmati pemandangan danau dan pepohonan yang sangat memanjakan mata. Melihat senyum Alea membuat Bagas tak bisa menahan untuk tidak tersenyum.

Setelah beberapa menit keduanya terdiam, Alea baru menyadari bahwa danau ini dekat dengan rumah pohon milik Aldi.

"Ini tempat bermain masa kecil gue sama adek gue," ujar  Bagas, membuat Alea menoleh dengan wajah penasaran.

"Adek? Lo punya adek? Berapa umurnya? Kapan - kapan kenalin ke gue dong," tanya Alea beruntun mencoba untuk lebih mengakrabkan diri dengan Bagas. Sedangkan Bagas yang mendengarnya hanya tersenyum.

"Dia udah meninggal waktu umur lima tahun."

"Ma-maaf gue enggak bermak--" Ucapan Alea terpotong.

"Udah enggak papa, gue juga udah ikhlasin Adek gue."

Alea merasa bersalah karena menanyakan hal yang sensitif pada Bagas, terlebih lagi Bagas menjadi sedikit murung karena teringat adiknya. Keheningan kembali terjadi di antara merek, hingga deheman keras seseorang membuat keduanya terkejut.

"Aldi!" Pekik Alea setelah tau bahwa seseorang itu adalah Aldi.

"Enggak ada waktu ya nona Alea?" Sindir Aldi sembari menatap sinis Bagas.

Alea tertohok dengan pertanyaan Aldi, sedangkan Bagas memilih diam tak mau ikut campur dan memilih kembali memandangi danau.

"Kok lo disini?" Tanya Alea.

"Pura - pura lupa lo? Rumah pohon gue dekat sama tempat ini," ucap Aldi dengan nada datar.

"Sekarang pukul 15.30 masih ada ada 30 menit buat nemuin gue." Aldi beranjak meninggalkan keduanya, sebelum Alea kembali mengeluarkan kata - kata menolak.

Alea hanya mendengus nafas kesal, dan kembali menatap lurus ke arah Danau. Bagas menangkap raut wajah kesal Alea, membuatnya tersenyum simpul, karena wajah gadis itu sangat menggemaskan dimatanya.

"Pemaksa banget sih tuh cowok!" Umpat Alea lirih, namun masih bisa didengar oleh Bagas.

"Gue pulang duluan ya? Kayaknya lo lagi ditunggu Aldi, " ucap Bagas sambil berdiri dari duduknya di ikuti oleh Alea.

Ada sedikit perasaan kecewa, karena Alea tidak bisa berlama - lama dengan Bagas. Hingga akhirnya Alea hanya mengiyakan saja saat Bagas pamit untuk pergi.

Alea masih berdiri di tepi Danau melihat kepergian Bagas, lalu dengan langkah malas Alea berjalan ke arah selatan menuju rumah pohon Aldi yang tak jauh dari danau.

Dilihatnya sekitar bawah rumah pohon, Alea tak melihat Aldi yang biasanya duduk di ayunan. Jika bukan dibawah makan Aldi di....

"Lidi! Turun enggak lo!" Teriak Alea sembari mendongak keatas.

Aldi yang merasa terpanggil, melihat ke bawah hanya menampakkan Kepalanya. Alea menatap kesal ke arah cowok itu yang tengah tersenyum miring.

"Lo aja yang naik!"

"Udah pemaksa, nyebelin, enggak tahu diri banget tuh cowok," cibir Alea, walaupun kesal gadis itu tetap memanjat rumah pohon itu.

Segeralah Alea duduk di samping Aldi, cowok itu hanya diam tanpa berniat membuka suara terlebih dahulu.

"Lo--" Baru saja Alea akan membuka suara, namun Aldi memotongnya.

"Jangan deket-deket sama si Bagas," ujar Aldi.

Apa katanya? Alea tidak boleh dekat - dekat dengan Bagas?

Alea hanya tersenyum miring mendengarnya, apa - apaan cowok itu mengatur - atur dirinya

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now