1. Gagal Bolos

3.6K 231 29
                                    


Di sebuah gerbang belakang SMA Bina Raya, terlihat lima remaja perempuan tengah berusaha menaiki gerbang itu. Ralat. Hanya satu cewek yang tengah berusaha, sedangkan yang lainnya menunggu giliran dibawah.

Cewek dengan rambut panjang sepunggung di ikat itu adalah Alea. Orang yang pertama kali naik, dibantu oleh Ully gadis tomboy berambut sebahu. Alea sedikit menyincing roknya yang pendek, namun untungnya gadis itu masih menggunakan celana pendek di dalamnya.

"Cepetan dikit napa!" kesal Ully yang sedari tadi memegangi tubuh Alea untuk memanjat.

"Sabar! Ini gue juga lagi usaha."

"Kalian ngapain sih? Kan bisa lewat gerbang depan. Enggak perlu cape manjat gitu, tinggal keluar aja," ujar cewek yang tengah duduk memakan buah pir, dengan wajah santainya. Dia Nesya, gadis polos dengan rambut sebahu yang di ikat dua.

Ke empat lainnya yang mendengar pun menoleh dengan wajah cengo. Teman mereka yang satu itu memang polosnya sudah tidak tertolong.

"Gerbang depan pala lo! Itu mau kabur apa pamit dari sekolah?" Cerca Karin yang gemas dengan sifat naif gadis itu. Karin adalah yang paling berpikir dewasa dan juga menjadi pelindung sahabat - sahabat nya, hanya saja gadis itu sangat jutek dan sedikit emosian.

"Enggak usah ribut. Cepetan, sebelum ada orang," ujar seorang gadis berambut sebahu berponi tipis yang selalu terurai.

Dia Mora, gadis yang paling pendiam dan misterius. Se dingin apapun sikap Mora, namun ia mampu menjadi penasehat yang baik. Walaupun dirinya sendiri jauh dari kata baik.

"Daleman lo keliatan tuh, Le. Warnanya biru." Nesya dengan segala kerandomannya. Hal itu tentu saja membuat Karin dan Ully tak bisa menahan tawanya.

Mendengar itu Alea memelototkan matanya, "sialan! Enggak usah di perjelas juga."

Nesya menggendikkan bahu nya tak peduli. Ia kembali memakan buahnya, duduk dibawah pohon bersama Mora.

Menaiki gerbang saja, Alea membutuhkan banyak waktu karena gerbang itu memang cukup tinggi untuk mereka yang tingginya rata - rata di bawah 160cm. Karena sering berbuat ulah, mereka dijuluki geng Kuman. Nama yang di ambil dari inisial nama mereka.

Dari arah kejauhan, terlihat seorang cowok menghampiri mereka. Alea yang masih berusaha memanjat gerbang itu pun tak menyadari nya. Sedangkan ke empat lainnya langsung menatap kearah orang itu. Ully yang sedang memegangi tubuh Alea pun langsung melepaskannya tanpa aba - aba.

Bukk!

"Sakit bego!" Alea meringis kesakitan. Sedangkan keempat temannya hanya diam memandangi cowok didepan mereka.

"Kalo nggak bisa bolos, nggak usah Sok-sokan mau kabur dari sekolah!" Ucap cowok itu dengan santai.

"Aelah lo gagalin rencana bolos gue aja, Lidi!" kesal Alea, sembari bangkit dari jatuhnya.

Cowo yang dipanggil Lidi oleh Alea, tak lain adalah Aldi. Ketua OSIS di SMA Bina Raya. Alea sering sekali diseret Aldi keruang BK karena kelakuannya dan keempat sahabatnya. Namun itu tidak membuat diri Alea jera.

"Ikut gue!" pinta Aldi sambil menarik lengan Alea.

"Males gue! Palingan diceramahi sama Bu Nina." Alea menepis tangan Aldi.

"Tau lo! sekali aja napa kerjasama sama kita," celetuk Karin yang diangguki semuanya.

Tak memperdulikan ucapan memelas mereka, dengan paksa Aldi menarik tangan Alea menuju ruang Bk, diikuti keempat sahabatnya.

Sampainya diruang BK. Bu Nina mempersilahkan Aldi masuk bersama ke lima cewek itu. Dengan tatapan malas, Bu Nina duduk di sofa depan mereka. Terlalu sering menghadapi ke lima nya, membuat Bu Nina mengenal satu per satu nama mereka.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now