46. Penyembuh Luka

1.2K 77 29
                                    

Mendengar suara gelas jatuh, membuat semua orang menoleh ke arah Alea, tak terkecuali Aldi. Dengan cepat Alea berlari keluar dari pesta, tak memperdulikan teriakan - teriakan para sahabat nya yang panik karena Alea tiba - tiba berlari keluar pesta.

Aldi yang menyadari itu adalah Alea, segera berpamitan pada Maya, gadis yang tadi berpelukan bersama Aldi.

"Gue keluar dulu," pamit Aldi, maya hanya mengangguk patuh.

Aldi segera berlari keluar pesta, dan menoleh ke kanan kiri, namun tak menemukan keberadaan Alea, ia segera memasuki mobilnya untuk mencari Alea, karena Aldi sempat melihat Alea berlari sembari menangis.

Dengan kecepatan penuh Aldi memacu mobilnya, dengan pikiran yang sudah kacau mengingat hal yang akan terjadi pada gadis itu.

Di lain sisi Alea tengah berjalan menyusuri jalanan yang sedikit sepi dan gelap, tak peduli lagi ia akan berjalan kemana, yang terpenting Alea ingin menjauh dari Aldi.

Sepatu hak nya sudah ia tenteng karena merasa lelah berjalan kaki menggunakan sepatu hak tinggi, dress putihnya terlihat kotor karena Alea sempat terjatuh dijalanan berlumpur saat berlari.

Dinginnya malam tak Alea hiraukan, ia sudah kehilangan akal untuk memikirkan dirinya sendiri.

Tiba - tiba dari arah belakang ada suara motor mendekat, Alea terkejut saat dua laki - laki bertubuh besar menghampiri nya, ia merasa sedikit takut namun perasaan sakit hatinya lebih kentara.

"Ada cewek nih," ucap Laki-laki dengan kepala tanpa rambutnya.

Alea menatap mereka sinis, bisa saja Alea melawan mereka berdua, namun suasana hatinya sedang tidak baik dan membuatnya malas untuk berkelahi.

"Enggak usah ganggu, gue enggak punya apa - apa," ujar Alea cuek, lalu kembali berjalan santai meninggalkan kedua orang itu. Memang Alea berbicara jujur, ia tidak ada barang apa - apa untuk mereka rampas, karena tas nya ia tinggal di sofa pesta tadi.

Merasa di tantang. laki - laki satunya yang berambut gimbal pun menarik rambut panjang Alea dengan keras dari belakang, membuat Alea kehilangan keseimbangan dan jatuh terduduk di aspal, jalan itu benar - benar sepi sehingga tak ada satu orang pun yang melihat itu.

Dua preman itu jongkok dihadapan Alea, lalu salah satunya mencengkeram dagu Alea.

"Serahin semua barang milik lo!" Bentak si botak.

Alea menampis kuat - kuat tangan si botak agar melepas cengkeraman nya, "udah gue bilang, gue enggak punya apa - apa!"

"Gue cuma punya sepatu hak, lo mau?!" Teriak Alea kesal dengan dua orang didepannya yang terus memaksa meminta barang berharga darinya.

"Berani banget nih cewek!" Si gimbal kembali menarik keras rambut Alea, membuat sang empu memekik kesakitan.

Bughh!

Si gimbal pun terjatuh terlentang setelah mendapat tendangan dari seseorang yang tiba - tiba datang dari arah belakang Alea.

"Banci! Beraninya sama cewek."

Alea menoleh kearah seseorang yang menyelamatkan nya, dan ternyata itu, Feno.

Dua orang itu bersiap - siap melawan Feno namun dengan sigap Feno kembali melayangkan pukulan pada wajah keduanya.

Alea sempat terkejut melihat perkelahian di depannya, namun dengan segera ia membantu Feno sebisanya, namun kekuatan kedua preman itu terlalu kuat yang membuat Alea kalah dan terjerembab ke aspal, lutut dan siku nya mengeluarkan banyak darah akibat bergesekan dengan aspal.

Feno masih melawan keduanya, meski mulut dan hidung laki - laki itu mengeluarkan banyak darah, Alea ingin membantu nya lagi sudah tidak sanggup.

Alea kembali dibuat terkejut saat Feno sudah terkapar lemah di aspal, tengah di pukuli oleh dua preman itu, dan terakhir dua orang itu menginjak perut Feno, yang membuat laki - laki itu muntah banyak darah.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now