8. Rumah Pohon

1.8K 137 18
                                    

Lagi - lagi Alea mendengus kesal, saat mendapat pesan dari Reza yang memberitahu bahwa cowok itu tidak bisa pulang bersamanya.

Dengan langkah malas, Alea keluar gerbang yang sudah cukup sepi, hanya ada beberapa murid yang tersisa menunggu jemputan.

Saat hampir saja sampai di halte, sebuah motor sport merah tiba - tiba berhenti tepat di depannya. Meski cowok itu menggunakan helm fullface, Alea tahu betul siapa orang dibalik helm itu.

"Mau naik nggak?" Tawar Aldi setelah membuka kaca helm nya.

"Nggak usah makasih. Gue bisa pulang sendiri," ketus Alea tanpa menatap Aldi.

"Nggak usah baperan deh lo. Gue cuma nawarin, kalo nggak mau juga nggak masalah."

"Idih! Siapa juga yang baper."

"Marah - marah mulu. Ntar beruban noh rambut lepek lo," ujar Aldi sembari menarik keatas beberapa helai rambut Alea.

"Itu karena lo!"

"Kok gue?"

"Iya lah! Lo sumber kekesalan gue. Bisa nggak sih jangan muncul terus didepan gue," kesal Alea sembari merapikan rambutnya yang sempat di acak - acak Aldi.

"Jadi ikut nggak?" Tawar Aldi untuk kedua kalinya.

"Nggak!"

Setelahnya Aldi kembali menyalakan motornya. Alea nampak tidak peduli namun detik kemudian langsung berucap membuat Aldi mengurungkan niatnya menjalan kan motor.

"Gue ikut!" Ujar Alea sedikit berteriak.

"Dasar labil!" Cibir Aldi.

Tanpa menghiraukan perkataan Aldi, Alea langsung menaiki motor cowok itu. Dalam perjalanan tidak satu pun dari mereka membuka suara.

***

Saat perjalanan pulang. Aldi tiba - tiba memberhentikan motornya di bawah pohon rindang. Hal itu tentu saja membuat Alea bingung.

Kok gue kayak nggak asing sama tempat ini. Batin Alea.

"Turun!" Pinta Aldi.

"Kok lo suka maksa-maksa gue sih," kesal Alea

"Turun atau gue bongkar status lo!"

Dengan perasaan kesal Alea turun dari motor Aldi, ia sangat bingung mengapa Aldi suka memaksanya melakukan ini itu. Dan dengan bodohnya lagi Alea mau melakukan apa yang Aldi mau, dengan Ancaman statusnya.

Alea mengikuti Aldi yang duduk di ayunan, ditempat itu terdapat dua ayunan berjejer.

"Alasan lo jadiin gue pacar itu apa aldi? Kenapa nggak cewek lain yang lo pacarin, kenapa harus gue? Dan lo tau kan kalo gue bukan cewek baik-baik." Hanya kata-kata itulah yang sangat Alea ingin tanyakan pada Aldi.

Aldi menoleh kearah Alea, lalu kembali menatap lurus dengan muka datarnya.

"Woy lidi! Gue lagi tanya sama lo, jawab apa kek," ucap Alea kesal yang tak mendapat respon dari Aldi.

"Lo pikirin aja sendiri."

Dasar Lidi nyebelin! Batin Alea kesal sendiri.

"Iya mana gue tau apa rencana lo ... atau jangan-jangan lo mau jebak gue? Iya kan? Lo mau jebak gue kan?!" Tanya Alea ngotot.

"Kurang kerjaan banget gue jebak lo."

Demi apapun Emosi Alea sudah sampai ubun-ubun, tak tahu lagi harus berkata seperti apa pada mahkluk seperti Aldi.

ABOUT ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang