"Kak Sargas ngagetin," ujar Anna seraya mengelus dadanya yang bergemuruh sebab dikejutkan dengan kedatangan Sargas yang tiba-tiba.

"Ngapain di sini? Udah bel." Percayalah kini wajah Sargas terlihat sangat menyebalkan untungnya saja lelaki itu tampan. Anna menunduk seraya menatap tali sepatunya yang lepas.

"Ini Anna mau balik ke kelas, Kak." ia berjongkok untuk mengikat tali sepatunya sendiri, sargas memperhatikan apa yang sedang Anna lakukan sekarang.

"Muka lo pucet," ungkap sargas membuat Anna mendongak, ia masih berjongkok dan belum ada niatan untuk bangkit.

"Emang yah?" Anna mengernyitkan dahinya lalu saat ia hendak bangun tiba-tiba saja ia terhuyung kebelakang lalu dengan sigap Sargas mengambil langkah dan segera menangkap Anna sebelum gadis itu jatuh.

"Ayo pulang," ajak Sargas membuat Anna melotot.

"belum waktunya, Kak." Sargas langsung mengangkat tubuh Anna membuat Anna refleks mengalungkan tangannya pada leher Sargas.

"Kak, turunin. Kak Sargas." panggilan Anna sama sekali tak dipedulikan oleh Sargas, lelaki itu masih sibuk melangkahkan kakinya lalu ia menggendongnya sampai parkiran dan segera membuka pintu mobilnya.

"Lo tunggu sini dulu. gue ambil tas lo," ucap sargas lalu pergi begitu saja membuat Anna kesal sendiri, ia memang hari ini tidak merasa enak pada badannya, tapi sumpah deh ia masih bisa bersekolah, hanya saja tadi ia hampir terhuyung karna ia kehilangan keseimbangan tadi. Tapi namanya juga Sargas, akan selalu memperbesar suatu masalah sepele.

lain dengan sargas yang mulai melangkahkan kakinya menuju kelas Anna, Sargas minta izin masuk kelas 11, tempat dimana Anna belajar, kedatangannya membuat orang yang didalam kelas terkejut bukan main.

"Ada apa?" tanya bu Uti tanpa ekspresi.

"Saya mau ambil tas Anna, Bu. Dia sakit," ucap sargas dengan nada beratnya ditambah ketampanan sargas semakin bertambah saat lelaki itu memakai seragam putih abunya dengan satu kancing atas seragamnya yang sengaja di lepas.

"Annaqilla? Kamu kelas 12 kan? pacarnya kah?" Sargas mengangguk membuat satu kelas histeris, hampir perempuan dikelas sakit hati melihat anggukan Sargas, seperti tidak ada beban sama sekali ketika ia mengangguk. Bu Uti lalu mempersilahkan Sargas membawa tas Anna. lalu Sargas kemali ke parkiran setelah mengambil surat izin untuk Anna.

"Lama?" tanya sargas saat ia mulai menjalankan mobilnya. Anna menggeleng.

"Anna cuma demam dikit, Kak. kecapekan aja," ujar Anna, sargas tidak menjawab ucapan Anna hanya fokus pada jalan saja. tak lama mobil sargas sampai di depan rumahnya lalu Sargas kembali membukakan pintu untuknya, saat Anna hendak turun, Sargas langsung mengambil alih tubuhnya dengan menggendongnya ala bridal style.

"kak, Anna bisa jalan kok," cicitnya Sargas hanya fokus menggendongnya.

dan pas sekali Audina keluar rumah.

"Eh kenapa?" tanya audina dengan wajah panik, Anna menggeleng.

"Nggak pa—"

"Anna sakit, Tan. Saya bawa ke kamar dulu." Audina langsung mempersilahkan Sargas masuk lalu membaringkan Anna di atas kasur. Lalu Audina datang.

"Mama beliin bubur yah, kamu jagain Anna." setelah mengatakan itu, Audina membalikkan tubuhnya namun ucapan Sargas menghentikan langkah Audina.

"Biar saya aja yang beli," ucap Sargas.

"Udah tante aja, kamu di sini temenin Anna." tanpa menerima balasan Sargas, Audina sudah melangkahkan kakinya keluar kamar. Sargas membiarkan saja lalu kini tatapannya beralih pada Anna, refleks Anna membuang mukanya mencoba mencari kesibukan lain yang terpenting ia terhindar dari tatapan Sargas.

Anna menatap ke depan untuk memastikan apakah Sargas masih menatapnya, dan ternyata lelaki itu sedang memainkan ponselnya. Lalu Anna memberanikan diri untuk bertanya pada Anna Sargas.

"Kakak nggak balik ke sekolah lagi?" tanyanya penuh hati-hati.

"Enggak."

"Kak, Anna nggak sakit parah kok, cuma demam dikit aja—" Anna menghentikan ucapannya saat Sargas menghentikan aktivitas bermain ponselnya lalu mendekat padanya. sangat dekat sampai-sampai membuat jantung Anna berdetak tidak karuan.

"Kak...,"

Tangan Sargas terangkat untuk memegang dahi Anna. Anna terdiam menatap mata kelam Sargas yang menusuk masuk ke dalam kornea matanya.

"Badan lo panas banget, yakin nggak apa-apa? gue lebih baik nungguin lo di sini daripada gue balik ke sekolah dengan pikiran yang masih mengarah ke elo. Sama aja bohong kan?" Anna mengerucutkan bibirnya.

"Istirahat aja. gue tungguin sampe lo tidur."

"Kak Sargas kenapa mau nemenin Anna?" pertanyaan itu keluar dengan sendirinya membuat sargas mengernyitkan dahinya sejenak. Tak lama senyumnya mengembang, lalu ia mengusap puncak kepala Anna.

"Karna gue sayang sama lo."

"Mending sekarang lo tidur daripada gue harus nahanin diri buat gak cium lo disaat lo lagi sakit kayak gini," ucap sargas seraya tertawa kecil, Anna yang melihat tawa Sargas tersentuh sedikit hatinya, entah apa yang merasukinya, ia langsung mengambil langkah ekstrim dengan menarik kerah seragam Sargas lalu menempelkan kedua bibir mereka. jika kalian mau tau, jantung Sargas berdetak tidak karuan sedangkan Anna setelahnya ingin menggelamkan kepalanya sebab dengan bodohnya melakukan hal ini.





.

.

.

.

TBC!

Mau update lgi atau besok? Kalo skrg mauuu, boleh tar malem yaa kalo target komen terpenuhi.

As always 4k:)

LOVE U! AND THANK U JANGAN LUPA FOLLOW WP AKUU YA SAMA IG :
Sab_febriann

LOVE U! AND THANK U JANGAN LUPA FOLLOW WP AKUU YA SAMA IG :Sab_febriann

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

MAKACIII SEMOGA SUKA TERUS:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


MAKACIII SEMOGA SUKA TERUS:)

ANNA (SELESAI)Where stories live. Discover now