24 : Lagi Dan Lagi

1.4K 93 22
                                    

Aku mengerti, aku memberi tahumu tentang perasaanku, tapi bukan berarti meminta balasan, jadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku mengerti, aku memberi tahumu tentang perasaanku, tapi bukan berarti meminta balasan, jadi. Jangan pikirkan perasaanku itu.
-Hyera Keyla

Apartemen terlihat sepi.
Hyera hanya bisa melihat
beberapa cahaya yang masih
menyala. Sisanya ruangan
terlihat gelap, menambah kesan tersendiri untuk Hyera. Ia melangkah pelan menaiki gundukan tangga dan terhenti tepat di depan kamar Elvio.

Sejujurnya, Hyera tidak tahu mengapa ia bisa kembali ke Apartemen itu. Namun, cukup melegakan melihat Apartemen dalam kondisi terkendali seperti sekarang. Rapi dan wangi mungkin selama Hyera di rumah sakit Elvio mengurusnya dengan baik, apa mungkin bukan Elvio? Entahlah.

Mata sendu gadis itu menatap
lama pintu di depannya. Seolah membayangkan apa yang tengah dilakukan pria yang ia rindukan di dalam sana.  Apakah tengah mengotak-ngatik komputernya, apakah telah membaca buku sambil meminum coffenya? Apa mungkin dia sudah tertidur?

Hyera penasaran. Hyera ingin tahu kabarnya saat itu.

Menyingkirkan urat malu dan rasa bersalah, akhirnya Hyera mencoba membuka pintu.

Suara khas gagang pintu yang
terbuka membuat Hyera heran.

Tadinya ia berpikir Elvio
mengunci kamarnya, tetapi
rupanya tidak. Tak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana, Elvio tidak ada. "Mungkin belum pulang, Apa dia sedang bersama Naura?" Gumam Hyera heran.

Hyera langsung pergi menuju kamarnya sendiri, di sana ia membersihkan diri, berpakaian lalu berbaring. Saat hampir tertidur, Hyera pun teringat tentang Tasya, gadis kecil yang dia tinggalkan. Rasanya berat sekali bagi Hyera, tidak banyak anak seusianya di rumah sakit, dan hal itu menjadikan Hyera teman dekatnya dan di anggap Mbak, oleh Tasya.

"Bagaimana keadaan Tasya? Apakah ayahnya sudah bangun?" Hyera takut, Tasya tidak memiliki teman selain dirinya.

Namun ketenangannya langsung
lenyap, disaat mendengar suara gedoran pintu dengan kasar. Suara knop pintu yang digerakkan secara tidak sabar membuat Hyera langsung duduk dan berdiri.

"Aku tahu kau di dalam, Hyera!" teriak Elvio kasar. "Cepat keluar!"

Hyera nyaris tersandung
kakinya sendiri saat berlari
meraih gagang pintu. Begitu pintu terbuka, Elvio langsung maju dan menariknya paksa.

Elvio melempar Hyera ke
lantai hingga terduduk setibanya di kamarnya, kemudian langsung menjambak rambut Hyera tanpa ampun membuatnya menjerit kesakitan.

Elvio kemudian memukul-mukul kepala Hyera. Tidak terlalu kuat memang, tapi Hyera merasa ngilu karena kepalan tangan Elvio itu mengenai bekas jahitan di kepalanya.

Hyera menangis. "V... itu sakit. Disitu bekas operasinya!"

"Oh, kupikir kepalamu sudah
kosong tidak ada isinya."

Hyera mengepalkan tangannya. Sakit, kesal dan marah semua berbaur jadi satu. Ada apa dengan Elvio? Hyera baru saja pulang dari rumah sakit dan harus beristirahat dengan banyak tapi, Elvio tak punya hati dia menyiksa Hyera kembali.

Dear V ✓Where stories live. Discover now