08 : Buku Harian

3.5K 308 64
                                    

"Apa maksudmu?" Ucap Hyera lagi, masih belum mengerti ucapan suaminya itu, Hyera berfikir mungkin dia dan Elvio akan bercerai secepatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa maksudmu?" Ucap Hyera lagi, masih belum mengerti ucapan suaminya itu, Hyera berfikir mungkin dia dan Elvio akan bercerai secepatnya. Karena yang Hyera tahu, Vania selaku Ibu mertuanya itu, tak merestui hubungan legal ini.

"Aku dan Ibu, sepakat menjadikanmu istriku dalam waktu 100 hari, kemudian kau bisa bebas dan aku akan menceraikanmu," ucap Elvio berbohong, tidak lain, ia hanya menyepakati keputusannya sendiri.

"Kau harus mengurus Apartemenku dengan baik, menyiapkan makanan sebagaimana seorang istri, dan menuruti semua keinginanku, tanpa ada penolakan, kau tahu kan! Aku tak suka wanita yang rewel dan banyak omong!" Perintah Elvio.

"Maka lakukan saja tugasmu, setelah 100 hari itu berakhir... maka hutangmu akan aku nyatakan lunas, namun..." Hyera yang tengah mendengar makin heran, karena Elvio menjeda penjelasannya, mungkin ini bagian yang terpenting.

"Jika kau atau aku sampai mempunyai rasa suka atau cinta haram itu datang, maka kau akan aku usir dari sini, meskipun itu belum 100 hari, jadi otomatis hutang mu masih setengah terbayar dan kau harus membayarnya dalam kurung waktu 3-6 hari jika tidak... Kau akan aku jadikan jaminan." kini mata keduanya bertemu, disaat sebuah ancaman datang diantara mereka.

"Jaminan? Apa?" Tanya Hyera dengan polosnya.

"Mudah saja, menjadi buronan dan menghasilkan uang untuk ku."

"Pekerjaan macam apa itu?" sungguh Hyera bahkan tak bisa mengerti makna dari ucapan Elvio itu, dia bukanlah orang seperti Elvio, yang mengetahui semua analisir dunia semacam itu.

"Slave." (Pekerjaan dimana para slave harus menuruti semua ucapan majikannya termasuk berhubungan badan sekalipun karena tubuhnya telah terbeli atau disewa untuk one stand night ataupun tergantung peminatnya)

Hyera melotot, dia tak bodoh untuk mengerti makna itu, dia tak mengerti jalan pikiran Elvio, "Apakah ada manusia setega ini?! Hah?" Mata Hyera semakin membulat kaget.

Sedangkan Elvio, dia malah tersenyum menang dan bergegas menuju kamarnya sambil mengucap kata-kata selamat malam padanya.

Hyera mematung setelah kepergian Elvio, dia morosot dengan nafas yang memburu, masih diposisi shocknya. "Apa hidup harus sekejam ini?" Gumam Hyera.

Dia segera bangkit dan mengelap semua keringatnya yang sudah membasahi sekujur tubuhnya, karena ucapan Elvio itu membuatnya bergetar hebat dengan panas dingin yang terus dia rasa.

"Reaksi apa ini? Apakah Anindia juga merasakan hal ini," Hyera mengingat Anindia temannya itu, karena dulu pernah merasakan hal ini, disaat Anindia melihat mayat ibunya tergeletak di teras rumahnya. Setelah diperkosa oleh kawanan pria secara bergilir, waktu itu Anindia masih sedang menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD).

Segera ia menghempas pikiran kotor itu dan langsung menginjakkan kakinya kearah tangga untuk cepat beristirahat dikamarnya.

Seketika matanya langsung menatap nakas yang tertutup rapi di sana, seakan ada tarikan yang memerintahkannya untuk membuka nakas itu dan mengambil sesuatu di dalam sana.

Dia semakin bertekad karena feeling barusan membuatnya semakin penasaran akan isi buku itu, dengan cepat ia langsung melangkah menuju nakas dan mengambil coklat polkadot bertulis 'Naura diary' dia buka buku itu, dan tak terlihat ada yang mencurigakan di buku itu, hanya ada foto keluarga dan fotonya saat masih kecil, namun hal aneh menyeruak lagi saat ia membuka lembaran berikutnya, terdapat foto dan tulisan dari tangan Naura sendiri.

Di mana ia bisa melihat sesosok gadis kecil tengah digendong oleh pria yang memiliki umur tak jauh berbeda dengan sang gadis itu, dan tulisan dibawah foto itu seakan menjadi penjelas dari foto lama itu.

MY PRINCE, SAVIAN SAYUDHA

"Savian Sayudha? Siapa dia?" ucap
Hyera pada dirinya sendiri.

Tanpa berpikir panjang dia langsung membuka lembaran buku, itu kelembar berikutnya, fotonya masih sama mengenai Savian, dan perkembangan keduanya, serta semua penjelasan kegiatan yang mereka berdua lakukan.

Hingga pergerakan tangannya terhenti saat terlihat beberapa bercak merah yang Hyera yakini itu adalah darah, mengenai foto dimana mereka berdua berfoto menggunakan seragam SMA.

DIA MEMANG BODOH, MASIH BERTEKAD MEMILIKI WANITA JALANG ITU, DAN MENINGGALKANKU DEMI WANITA MURAHAN ITU, JESSICA MAUREN, KAU TELAH MEREBUT PANGERANKU.

"Jessica Mauren? Dan siapa lagi ini?" Gumam Hyera penuh heran. Dan Hyera pun melanjutkan kegiatan membaca buku Diary itu.

HINGGA AKHIRNYA HARI ITU DATANG, KAU MALAH MEMILIH PERGI DARIPADA BERJUANG, DAN MENGAPA KAU TAK MEMBALAS SEMUA INI? APA KAU SENGAJA MENINGGALKAN KU DISINI SENDIRI? KAU TEGA.

DIMANA SAVIAN KU YANG DULU? YANG SELALU KUAT DAN TERUS MENYEMANGATIKU? HANYA KARENA WANITA ITU KAU MENJADI LEMAH SEPERTI INI? DAN MENGAPA KAU SAMPAI TEGA, MELUKAI SAHABATMU SENDIRI? APA KESALAHAN LELAKI ITU, SAMPAI KAU TEGA MEMBAYAR ORANG, UNTUK MENCELAKAINYA, SUNGGUH MALANG NASIBMU 'ELVANO MELVIN'
SAHABATMU ITU TELAH DIBUTAKAN OLEH CINTA.
BAHKAN KAU SAMPAI RELA MENINGGALKAN DANIEL, KAKAKMU SENDIRI, YANG SANGAT JELAS MENYAYANGIMU.

Hyera melotot kala membaca itu, dia lansung membaca lagi mungkin dia salah, namun nihil itu memang benar. Seketika dia langsung mengingat surat ayahnya, disana tertera jelas nama itu.

"Elvano Melvin? Jessica Mauren? Savian Sayudha? Daniel, Kakaknya Savian? Apakah Naura mengenal keempat orang ini?" Hyera bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Namun Hyera tetap melanjutkan membaca buku itu.

KAU BAHKAN TAK MEMIKIRKAN DIRIKU! AKU SENDIRI DENGAN KEJAM MEMBERIMU BANYAK BALASAN. HINGGA SUATU PAGI
AKU BANGUN DAN DAN DISAAT ITU PULA AKU MENDENGAR DUNIAMU TELAH TERENGGUT OLEH DIA.

DAN SEKARANG DIA ENAK BERKELANA DENGAN ISTRINYA ITU, AKU TAKAN MEMBIARKAN ITU TERJADI! DIA JUGA HARUS LENYAP SEPERTIMU! AKU AKAN BALASKAN DENDAMMU SAVIAN, SEMOGA KAU TENANG DISANA, CINTA PERTAMAKU!

"TUAN V / ELVIO MELVIN!!", KAU HARUS MATI!!

Hyera makin melotot disaat membaca akhir dari tulisan tangan itu. Dia memeriksa kembali tulisan terakhir itu, namun benar itu nama suaminya.

"V..." Lirih Hyera mulai lemah dan tak sengaja menjatuhkan buku coklat itu di lantai, membuat bunyi bising, beruntung tak ada satu orang pun yang mendengarnya.

Dia masih menatap buku coklat di bawah sana, entah sejak kapan kini matanya merasa panas dan beberapa air kini sudah dia tampung di kantung matanya, ingin berlomba keluar dari sana, yang tak lain adalah air matanya sendiri.

Minimal Follow, bantu Vote dan Komen lah gaes... Kan Gratis! 🤧

 Kan Gratis! 🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear V ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang