19 : Kamu Harus Mati!

2.5K 222 7
                                    

Gerak langkah Hyera terhenti saat dengan cepat tangannya ditarik oleh satu tangan kekar di belakangnya itu, tak lain adalah tangan Elvio, kekuatan Hyera kalah banding untuk menandingi kekuatan Elvio, mau tak mau Hyera berbalik dan menghadap pria i...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gerak langkah Hyera terhenti saat dengan cepat tangannya ditarik oleh satu tangan kekar di belakangnya itu, tak lain adalah tangan Elvio, kekuatan Hyera kalah banding untuk menandingi kekuatan Elvio, mau tak mau Hyera berbalik dan menghadap pria itu kembali.

"Kenapa? bukankah kau sendiri yang membebaskan ku untuk mencintai semua pria pilihanku, lalu sekarang apa?" Hyera sontak protes lagi, saat sepihak tangannya sudah ditarik paksa oleh Elvio."

"Yak.. Aishh lepaskan.. Hey! Kau ingin membawaku kemana.. Aishh!! Sakit!.." Jerit Hyera bahkan tak berhasil membuat pria itu menghentikan tarikannya.

Hingga keduanya berhenti tepat di mana mobil hitam itu terparkir di sisi ujung jalan pemakaman, suasana sepi memenuhi keheningan keduanya, salah satu diantara mereka tak mengawali satu patah katapun, sampai akhirnya Elvio yang membawa Hyera pada pelukannya.

Hyera masih diam, ada sedikit rasa kesal di dalam hatinya, saat mendadak Elvio memeluknya secara sepihak, namun Hyera memilih bungkam sejenak dan tak membalas pelukannya itu.

"Aku heran padamu, kenapa sikapmu selalu berubah-ubah, V?" ucap Hyera tak mendapatkan balasan dari sang lawan, membuat Hyera makin kesal.

Dengan cepat Hyera langsung memundurkan langkahnya, dan melepas pelukan itu, serta menginjak-injak tanah tak berdosa itu, sebagai penyalur rasa kesalnya.

"KATAKAN, SEBENARNYA... APA MAU MU, V!?"

Elvio menatap Hyera tajam dan kembali memeluknya, Hyera makin bungkam kala Elvio menelungkupkan kepalanya di leher Hyera, bahkan rasa nyamannya kini berganti dengan sesuatu yang basah di bahunya.

"Ini yang aku mau!! Berada di samping mu dan memelukmu, bagiku itu sudah cukup." Elvio makin mengencangkan pelukannya, rasa nyaman dan hangat mulai menjalar di sekujur tubuh Hyera.

"Apa yang terjadi padamu, huh?! Apa kau habis meneguk Vodka atau Coffee produkmu itu, hah?"

Elvio memilih diam dan tidak mendengar semua celoteh dari istrinya itu, baginya celotehan itu bagaikan nyanyian pengiringnya pada setiap moment seperti itu.

"Bukankah setelah kontrak ini berakhir kita akan menjadi orang asing bukan? Kontrak kita selesai, aku melepaskanmu dan kau juga melepaskan ku, bahkan kau akan menikah dengan Naura, sepatutnya kau itu bahagia, karena sebentar lagi aku akan pergi,"

"Hmm... Iya." Ucap Elvio singkat.

"Lalu mengapa kau seperti ini V?, Ku mohon jangan mempersulit ku pergi." tanpa dirasa air mata Hyera telah menyeruak dan hidungnya yang makin tersumbat kala derasnya air mata makin berlomba untuk keluar.

Dear V ✓Where stories live. Discover now