26 : Flashback (3)

328 25 3
                                    

Suara dentingan bel mulai terdengar nyaring, riuh siswa dan siswi mulai berlarian ke kelas masing masing, terutama pemuda yang kini tak hentinya berlari menuju kelasnya yang sepertinya masih ramai dan bising di telinganya. Elvano, dia menghembuskan nafas lega ketika kelasnya itu masih Ramai.

Ada seorang siswa berjalan menuju bangku di belakang, sudah ada teman sebangkunya di sana, melipatkan tangannya dan menenggelamkan wajahnya.

"Hufft, kenapa bisa telat si?!" Elvano berceloteh sendiri, hingga pemuda di sebelahnya meliriknya risih.

Terbangun dengan paksa sambil menatap Elvano tak berarti,
"Bisa diam tidak?! Baru datang sudah ribut!" cerca pemuda itu yang bername tag Savian Sayudha.

Lantas Elvano hanya tersenyum kecil menanggapinya, "Maaf Yan, sepertinya kau masih marah padaku?"

Elvano menatap iba kepadanya. Jujur Elvano tak mau jika persahabatannya ini hancur, hanya karena satu perempuan saja, toh Elvano bisa merelakannya, dia tak begitu menyukainya.

"Tidak." bantah Savian cepat, lalu kembali memalingkan wajahnya.

Elvano hanya mendengus kesal, "Kalau tidak marah kenapa sikapmu sangat dingin? Jangan jauhi aku, Yan"

"Bisa diam tidak?! Sudah aku bilang aku tidak marah, paham!" Satu sentakan membuat Elvano diam, dia tidak tau akan berbicara apa lagi jika sahabatnya sudah marah seperti itu.

Arah matanya terhenti karena guru sudah datang dan siswa lainnya sudah memberi salam. Elvano hanya diam, entah apa salahnya sehingga Savian Sayudha marah seperti itu.

Elvano harap, segera berbaikan dan melupakan tentang Jessica Mauren itu secepatnya.

꒰‧₊˚Dear V´°꒱

"Bagaimana? Uangnya pas, 'kan?" Savian menatap lembaran uang yang sedang di hitung pria berotot.

"Sedikit lagi lah tuan.." Rayu pria berotot itu sambil menyerahkan uangnya. "Saya pasti akan lakukan yang kau mau dengan benar." katanya lagi.

Sementara Savian hanya menggeleng, tapi tangannya tetap merogoh saku sekolahnya, menghitung uang dan memberinya beberapa won lagi kepada pria kekar itu.

"Ingat, kau hanya memberinya pelajaran, jangan sampai membuatnya mati." ucap Savian, dan di balas dengan anggukan.

"Siap tuan! Akan saya laksanakan," final, pria itu meninggalkan Savian yang tersenyum, di dalam senyumannya terdapat sebuah seringai puas.

Di sisi lain, Elvano kini sedang membututi seseorang perempuan yang mengenakan tas merah muda, Elvano sudah mengikutinya selama beberapa hari itu.

Saat sedang berbalik dan mendekatinya, Jessica melihatnya dan justru dialah yang mendekati Elvano tanpa ragu, tersenyum hangat, terlihatlah gigi kelinci yang sama sepertinya, aura Jessica memang membuat pemuda itu diam tak berucap.

Dia tahu, Jessica banyak di sukai oleh siswa-siswa di sekolahnya, terutama sahabatnya itu yang juga menyukainya, namun Jessica malah menyukai Elvano yang notabenenya pendiam dan tak pandai bergaul? Dia tahu Elvano memang tampan, tapi apakah Jessica melihatnya hanya ketampanannya saja?

"Kau mengikutiku rupanya." Ucap Jessica tak berbasa-basi,

"Aku hanya ingin memberi tahumu agar tak mengikuti terus!" Elvano to the point, menatap sinis perempuan di depannya, lalu berbalik arah. Sementara Jessica terdiam heran menatap pemuda yang barusan sempat berbicara padanya.

"Tunggu!" Jessica menghentikan langkah Elvano dengan menarik paksa tangannya.

"Apa?!"

Jessica menggeleng.
"Kau.. Sudah tau? Bahwa aku menyukaimu?" katanya ragu, semuanya tampak cepat di matanya melihat pemuda itu mengetahui perasaannya.

Dear V ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum