01 : Temui Dia

7.9K 652 462
                                    

Siang cerah dengan mentari yang masih bertengger bebas di atas langit biru, angin yang terus beriliran melewati dan menerpa setiap insan terus bersahutan menunggu jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang cerah dengan mentari yang masih bertengger bebas di atas langit biru, angin yang terus beriliran melewati dan menerpa setiap insan terus bersahutan menunggu jawaban.

Seoul high university, tempat sejuta rencana itu sudah terasa sepi saat semua penghuninya telah berangsur pergi, tak terkecuali untuk gadis cantik yang satu ini.

Kaki jenjangnya dibawa menyusuri jalanan kota yang ramai menuju satu halte bus yang jaraknya tak jauh dari universitasnya.

Dengan senyum sumringahnya dia terus melawan terpaan angin itu, membuat beberapa helai rambutnya terkibas bebas, sesekali melirik sana sini memastikan kendaraan yang tak melintas saat kakinya menyeberang.

Serasa sudah menempuh tujuannya dengan cepat masuk kedalam bus menuju flat kecilnya, diterminal kedua.
(flat itu semacam kontrakan, mybe.)

Memang jarak flat dan universitasnya cukup jauh, jadi tak salah jika bus merupakan transportasinya setiap hari.

Perempuan itu, Hyera Keyla. Gadis periang dan pintar itu harus menanggung beban hidupnya sendiri, setelah ibunya meninggal dunia karena penyakit kronis, kini ia harus mengurus rumah dan bekerja untuk mencukupi kehidupannya, ditambah lagi sosok ayahnya yang memiliki sikap keras, seorang pemabuk dan pejudi, membuat perempuan ini kalang kabut mengingat hanya dirinya yang menjadi tulang punggung keluarga.

Maniknya menangkap siluet orang-orang sekitar yang nampak termenung saat dirinya sudah memasuki halaman sekitar flatnya.

Dibuka pintu kayu yang hampir roboh itu untuk memeriksa apa yang terjadi didalam flatnya, mendenger beberapa dobrakan dan gertakan entah berasal dari mana. Mata menangkap segerombolan orang berjaket hitam didalam sana dengan satu pria tua tengah tersungkur bersama darah yang sudah mulai menghiasi wajahnya yang tak lain adalah ayahnya sendiri.

"Ayah!" Jerit Hyera mendekati ayahnya yang sudah tersungkur penuh darah.

Dipeluknya tubuh tua itu sesekali mengelus pipi ayahnya yang berlumuran darah dengan embun bening matanya yang sudah mengalir deras dipipi Hyera.

"Cepat bayar hutangmu. Bodoh!!" bentak pria bermasker hitam itu ingin memukul wajah Garry Dapyo -ayah Hyera, dengan cepat Hyera memeluk salah satu kaki jenjang pria itu seraya memohon.

"Tidak! Paman! Aku mohon Lepaskan Ayahku, hikss hikss... Beri kami waktu paman, kumohon, hiksss.."

Tangis Hyera pecah, memegang kuat kaki jenjang pria asing itu, tangisnya tak bisa terbendung lagi. Katakanlah saat itu Hyera benar-benar lemah, dia paling tak kuasa jika ayahnya tersiksa meski ayahnya selalu bersikap buruk kepadanya.

Pria itu menangkap nanar sosok gadis di kakinya itu, bahkan matanya masih saja menampakan smirk yang menakutkan di persekitaran lekuk wajahnya yang tertutup masker.

"Kau ingin kami melepaskannya bukan? Maka cepat bayar hutang ayahmu, sialan!" sergah pria itu menggerakkan kakinya keras membuat Hyera dibawahnya itu tersungkur dengan tak elit.

Dear V ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang