13 : Anak Kuda & Singa Kutub

1.6K 115 18
                                    

Sinar matahari mulai meluas menyinari kota di kala itu, jam dinding juga sudah menunjukkan pukul 08

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sinar matahari mulai meluas menyinari kota di kala itu, jam dinding juga sudah menunjukkan pukul 08.30, suara bising pun juga semakin mengeras, karena banyaknya aktivitas diluar Apartemen.

Hyera yang masih terkulai lemah dan tak berdaya itu, masih tetap dengan posisi bingung, karena ia tidak tau harus berbuat apa.

Yang pastinya, amarah pun juga ada, tapi bukan tertuju kepada Elvio sang suami, melainkan kepada pria bejad yang bernama Calvin Mahesa itu.

Hyera menarik napas panjang lalu menghembuskannya. "Bukankah ini semua gara-gara Kak Calvin. Oh tidak! Manusia sampah itu tak pantas ku anggap sebagai kakak kelasku."

Ya, Calvin Mahesa, jika pria bejad itu tidak datang, bukankah Elvio Melvin akan masih bersikap baik terhadap Hyera.

"Mengapa Calvin datang ke Apartemen ini, bagaimana ia tahu bahwa aku ada disini, dan mengapa Elvio malah kembali lagi," Celoteh Hyera sendirian. "Aisshh... Mengapa seakan-akan ini semua seperti sudah terencana.

Hyera terus mengoceh dengan dirinya sendiri, menyesali semuanya, bahkan terus menyalahkan dirinya sendiri.

Hyera bangkit dari duduknya, bergegas turun dari lantai 2, untuk memastikan pria bejad itu sudah enyah dari tempat itu.

Di saat Hyera telah memastikan, bahwa pintu sudah tertutup, Hyera menemukan secarik kertas di atas nakas samping sofa ruangan depan, lengkap dengan sebuah pulpen disampingnya, kertas yang sengaja dibuat menonjol, agar mudah ditemukan oleh pembaca yang dituju, tak lain ialah Hyera sendiri.

"Kertas? Kertas apa ini, apakah ini dari Elvio?." Hyera pun langsung membuka secarik kertas itu.

Yang bertulisan.

"Saya sudah berangkat, tolong jaga Apartemen ini. Dan jangan kau nodai dengan bermain kotor bersama pria lain, setidaknya kau menyewa tempat, jangan di Apartemen ku ini."
-Elvio Melvin

Seketika air mata Hyera jatuh, tanpa diperintah oleh tuannya.
"V..." Ucap Hyera lirih. "Apakah kau benar-benar mempercayai itu? Mengapa kau mudah tertipu V, mengapa kau selalu menyimpulkan tanpa mencari kebenarannya, Hikss... Hikss..."

Tangis Hyera semakin pecah, setelah membaca surat yang ditulis oleh sang suaminya itu.

"Mengapa aku seperti ini, mengapa aku menangis? Apakah sekarang aku mulai mencintainya? Hikss... Hikss." Gumam Hyera yang masih dengan tangisannya itu. "Bodoh, kau Hyera, mengapa kamu menangisi pria itu? Bukankah dia hanya suami kontrak mu." Hyera terus saja menyalahkan dirinya sendiri.

Namun naif, Hyera masih terus saja memegang erat Handphonenya, dengan harapan suaminya itu mengabarinya. Belum sampai setengah hari, Hyera sudah merindukan pria itu.

Dear V ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora