[15]. cry and sleep.

3.2K 452 117
                                    

Masih di malam yang sama, Jungkook bercerita panjang lebar soal seharian yang dia habiskan tanpa Jimin. Membuat pria mungil itu terkikik lucu. Padahal belum berapa lama dia meninggalkan Jungkook.

"Taehyung memberitahumu semuanya?"

"Ehem."

"Kau bercanda? Bukankah kalian masih suka bertengkar--"

"Dia berteriak kurang ajar di telepon. Mengatakan kau menangis karenaku."

"Hh, anak itu.."dengusnya tak habis pikir. Jungkook berkacak pinggang, namun senyumnya terbit secerah mentari pagi.

"Aku tidak tahu dia bisa sangat berguna seperti itu."

"Tapi bagaimana kau bisa masuk ke kamar ini?" Kedua alisnya naik, menanti jawaban macam apa yang akan keluar dari bibir si bongsor.

"Aku bilang aku suamimu, aku juga bayar lebih. Dan tentu saja aku menunjukkan surat nikah kita agar petugas hotel percaya padaku dan memberikan kartu ak--"

"Apa? Kau membawa surat nikah sejauh ini?"

Otomatis Jimin berdiri, lalu berdecak mengikuti gerakan kepalanya yang menggeleng setelah mendengar tabiat ajaib Jungkook. Pria ini benar-benar definisi dari 'di luar ekspektasi'.

"Aku harus berjaga-jaga."

"Jungkook-ah. Astaga, kau ini.." Pria itu memang paling handal membuatnya tak bisa berkata-kata.

"Maka dari itu kau mestinya terharu dengan semua pengorbananku, oke? Ini tidak mudah."

"Ya, ya. Ngomong-ngomong soal kerjaan, apa kau sungguh akan melanjutkan seri novelmu tahun ini? Kau tidak ingin rehat sebentar?"

"Ya, Seokjin hyung sudah memperingatiku akan ada banyak penggemar yang protes jika aku berhenti di tengah-tengah."

"..apa tidurmu baik?"

"Eh?"

"Tidak usah pura-pura. Aku tidak secuek itu sampai mengabaikan lingkar hitam di matamu."nada suaranya melunak, terpaksa Jungkook menghembuskan napas pasrah. Mau tak mau mesti mengaku kalah.

"Hh, baiklah. Itu berjalan kurang baik."

"Cuma itu?"

Hening sebentar. Jimin bersidekap seraya mengamati ekspresi yang tertuang di wajah Jungkook. Pria itu sempat berdalih ingin minum, namun tatapan yang Jimin layangkan cukup untuk membuatnya mengurungkan niatan kabur dari pertanyaan.

"..aku juga kurang berselera jika harus makan tanpamu."

"Ck, yang benar saja! Bagaimana kalau aku pergi untuk waktu yang lama? Jangan biasakan itu, kau bisa mati kelaparan!"

"Apa kau bisa mendengar dirimu eh? Kau juga melakukan hal yang sama, Jimin-ah."dengusannya terdengar menyebalkan di telinga Jimin. Pria yang lebih kecil itu menggedikkan bahunya asal.

"Setidaknya aku tetap makan."

"Lihat itu, dasar keras kepala."

Jungkook-ssi, My Love! [Kookmin] Book IIWhere stories live. Discover now