[4]. sperks of light.

4.4K 638 82
                                    

"Hani?! Apa yang terjadi pada wajahmu? Astaga..kau baik-baik saja, sayang? Katakan.."

Betapa terkejutnya pasangan itu ketika memasuki ruangan konseling. Jimin menyentuh bahunya lembut, namun gadis itu menunduk dalam. Berusaha menyembunyikan pipinya yang membekas merah sekaligus menghindar saat mendapati Jungkook menganalisa keadaannya tanpa banyak bicara.

"S-sebenarnya apa yang terjadi?!" Jimin masih bertanya dengan gurat panik. Ms. Layla, konselor yang bertanggung jawab akan masalah itu mempersilahkan Jimin dan Jungkook untuk duduk terlebih dahulu. Hani mengikuti dalam diam.

"Jadi..Hani terlibat perkelahian dengan salah satu teman sekelasnya. Sunny Smith. Dan ini bukan sesuatu yang sederhana. Saya sudah bertanya masalahnya, tapi Hani enggan untuk bicara. Saya tidak tahu harus menambahkan detail apa lagi karena Hani sendiri memilih diam."

Degh.

Selesai memproses penjelasan panjang itu, Jimin menoleh pada Hani dengan tatapan tak percaya. Hatinya jatuh dan rautnya melukis kekecewaan mendalam.

"Jeon Hani.."katanya pelan. Hani semakin menunduk. Mengemban rasa bersalah yang kian lama kian menumpuk di atas bahunya. Dia tidak ingin melihat Jimin sedih.

"Tapi..Ms, bagaimana dengan keadaan anak itu?" Lain Jimin, lain halnya Jungkook yang mencoba lebih tenang menanggapi masalah tersebut dan berusaha mendapatkan banyak informasi sebelum nantinya menanyai Hani secara langsung.

"Untuk itu..luka yang Sunny terima lumayan parah. Dia sedang dilarikan ke Rumah Sakit."

"Sampai ke Rumah Sakit?"sahut Jimin bersama mata sipit yang melebar kaget. Terbayang seberapa berat perkelahian yang dialami putrinya. Jungkook menggenggam tangan si mungil, memberikannya segenap kekuatan.

"Kemungkinan besar akan ada masalah dengan telinga kanannya yang pendarahan karena perbuatan Hani. Kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari Rumah Sakit."

"A-apa? Pendarahan? Astaga..hh, Jungkook-ah.." Jimin mencoba bangkit, napasnya terhempas cepat. Jungkook buru-buru memberikan dukungan untuk setengah dari tubuh Jimin yang lunglai.

"Jimin..Jeon Jimin?? Sayang?!"kepanikan mulai menyapa orang-orang di ruangan saat Jimin hampir limbung. Namun dokter itu kembali memaksa tubuhnya berdiri tegap.

"T-tidak..tunggu, aku tidak apa. Aku hanya butuh waktu.."bisiknya pada Jungkook yang telah cemas setengah mati. Hani hampir menangis karena tahu betul Jimin terlanjur terluka dan kecewa akibat ulahnya. Jimin menoleh pada Ms. Layla yang mengernyit khawatir.

"Anda tidak apa, tuan?" Jimin menggeleng sambil tersenyum masam, tangan Jungkook dilepas perlahan dari pinggangnya.

"Ms. Layla, apa anda keberatan jika saya keluar sebentar?"katanya sopan. Wanita berusia 32 tahun dengan rambut cepol mengangguk pelan.

"Jimin-ah.."

"Tetap disini. Aku janji hanya sebentar. Aku janji..h-hiks," Jimin buru-buru keluar sebelum isakannya semakin menjadi. Hani yang menyaksikan itu menggigit bibirnya kuat. Tangan terkepal menyesal.

Sementara Jungkook mau tak mau, kembali duduk di depan Ms. Layla dan mendampingi Hani yang tak sedikit pun menatap ke arahnya. Terlihat rapuh dan tak berdaya.

Jungkook-ssi, My Love! [Kookmin] Book IIWhere stories live. Discover now