[5]. taking revenge.

4.6K 634 100
                                    

"Sayang...bangun,"

"Eh?"

Merenggangkan badan dan melenguh secara bersamaan sudah menjadi rutinitasnya sebelum benar-benar terjaga. Jimin meraba sekitar dan membuka kelopak mata, ada Jungkook dengan posisi telungkup. Menopang dagunya pada sebelah tangan seraya memperhatikan gerak-gerik si mungil secara seksama.

"Masih mengantuk hm?"

Surainya dibelai sayang. Jimin menarik sudut bibirnya sedikit lalu mengangguk-angguk dengan bibir mencebik khas anak kecil, membuat Jungkook mendengus lucu kemudian mengecup pipinya tiba-tiba.

"Mmm. Jungkook-ah, ini jam berapa?"

"Jam 7. Kau tidak berangkat kerja kan?"

"Tidak. Aku masih libur hari ini."

"Ah, akhirnya..kita punya waktu berdua lagi ya?" Dia bernapas lega, tersenyum sampai ke mata. Jimin jadi ikut-ikutan dan bertanya penasaran.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Kau maunya bagaimana?"katanya sengaja menaik-turunkan sebelah alisnya, berniat menggoda si mungil. Menyaksikan itu Jimin memutar bola matanya tanda jengah, tapi akhirnya dia terkikik dan memeluk leher si bongsor sedikit posesif.

"Kalau begitu disini saja.."katanya selembut permen kapas, Jungkook terkekeh ketika bibir Jimin mulai mengintari permukaan lehernya.

"Uw..apa benar ini Jeon Jimin? Kenapa tiba-tiba jadi manja begini?" Gerakannya berhenti. Jimin menatap berang dan menekan poni Jungkook ke belakang.

"Tidak boleh huh? Apa bersikap manja juga ada batas masa berlakunya, jagganim?"

"Hehe, itu lebih terdengar seperti dirimu. Suka berdebat denganku."

"Kau bicara terlalu jujur, kadang aku suka dan menghargainya tapi lebih sering membencimu untuk itu."

Tanpa aba-aba, Jimin menggigitnya di sekitar jakun pria itu. Jungkook menelan saliva, tangannya mulai mencari jalan di tubuh si mungil yang hanya berbalutkan kaos lebar miliknya serta celana super pendek. Jangan tanya selimut dimana, kain tebal itu sudah terbang ke seberang ruangan.

"Agh..kau baru saja menghinaku atau memujiku? Jangan bilang keduanya.."

"Shush! Tunggu, tunggu. Apa kau mendengar sesuatu? Atau hanya aku?"

Jimin terduduk, menekan kedua lengan kekar itu di bawahnya. Tak menyadari bahwa Jungkook sudah menahan diri mati-matian. Sulit fokus karena wajah bangun tidur milik si mungil benar-benar membuat hatinya menghangat. Pinggang Jimin jadi tempat singgah telapak tangannya yang mulai terasa gatal.

"Ada apa?"

Tanpa menjawab, Jimin menjatuhkan tubuhnya di atas Jungkook. Lalu merapatkan telinga pada dada kirinya dengan ekspresi terlalu serius. Jungkook mengernyit heran. Menunggu sampai kepala si mungil kembali tegak, ekspresinya terkejut.

"Jimin-ah, kenapa?"

"Astaga..kau tidak dengar?"

"Eh dengar apa?"

"Jantungmu ini..bagaimana mengatakannya? Kau secinta itu padaku huh?"

Jungkook-ssi, My Love! [Kookmin] Book IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang