[11]. lose my way.

3.1K 526 114
                                    

Ternyata Hani tidak sendirian. Dia membawa dua orang dewasa lainnya. Jimin dan Jungkook duduk di sofa. Ekspresi bingung tercetak jelas pada masing-masing wajah mereka.

"Hani, siapa--"

"Mm, Dad. Aku mau menyiapkan minum dulu. Kalian saja yang bicara ya?" Hani melontarkan tatapan memohon yang sulit untuk Jungkook tolak. Akhirnya dia mengangguk. Ada apa sebenarnya? Batinnya bertanya-tanya.

"Maafkan kedatangan kami yang tiba-tiba ini." Ada jeda panjang setelahnya, Jimin mengernyit. Entah mengapa firasatnya berkata bahwa dua orang ini bukan ingin membawa kabar baik padanya. Jujur saja, Jimin mulai risih dengan atmosfer ini.

"Ada apa?"kata Jungkook melunak, bergeser mendekati Jimin dan memeluk pinggangnya erat. Memberikan perlindungan dan ketenangan yang Jimin butuhkan.

"Perkenalkan aku Jung Jae dan ini istriku, Jung Hera." Jimin melirik wanita yang sedikit lebih tua darinya. Sulit dipungkiri, wajahnya sangat cantik rupawan. Ada jiwa keibuan yang berpendar kuat darinya.

"Jeon Jungkook, dan Jeon Jimin."balas Jungkook mencoba bersikap setenang mungkin.

"Jadi ada apa?"

"Maksud kedatangan kami, kami ingin membicarakan soal Jina."

"Jina? Jina siapa?"

"Mm..maaf, maksudku Jeon Hani."

"Kenapa dengan putriku?"

Alis Jungkook menyatu, intonasinya agak meninggi, menunjukkan seberapa protektifnya dia akan Hani. Jae yang duduk di hadapannya tersenyum seadanya, memaklumi perasaan Jungkook sebagai orangtua. Kemudian tangannya bertaut, raut wajahnya semakin serius.

"Awalnya kami sudah mencoba menghubungi Rumah Yatim Piatu dimana kami menitipkan Hani. Tapi ternyata tidak mudah setelah mereka beberapa kali pindah. Kami tidak menyangka Hani bisa bertemu dengan orang baik seperti kalian."

"Tunggu, tunggu dulu. Kalian ini bicara apa hah?!" Tanpa basa-basi Jimin berdiri, sekejap merasa terancam posisinya. Kerutan di dahi semakin dalam.

"Jimin..tenanglah," Jungkook menarik bahunya sedikit, tapi Jimin tak mendengar, menepis sentuhan Jungkook tanpa ragu. Jimin bahkan tidak sadar sudah melukai hati si bongsor lewat sorot dinginnya.

"Kalian mau apa? Kalian siapa?!"

Kembalinya Hani di tengah-tengah situasi menegangkan itu menghasilkan hawa panas. Sangsi baginya menatap siapapun. Hanya menunduk canggung sambil meletakkan hidangan dengan amat hati-hati. Takut minuman dan makanan ringan itu tercecer karena tangannya yang gemetar hebat.

"Jimin-ssi, kami orangtua kandungnya. Dan Hani adalah putri kandung kami..Jung Jina."

Hening untuk beberapa detik yang mencekam. Jimin bisa merasakan kakinya lunglai, tapi dia berusaha menguatkan diri. Berdiri tegap dengan segenap egonya.

"Apa aku tidak salah dengar? Kalian pikir ini lucu? Jangan mengaku-ngaku seperti itu. Haha, Jung Jina siapa? Ini Jeon Hani, putriku." Ditariknya Hani untuk berdiri di belakangnya, seakan berperan sebagai tameng. Ada amarah dan luka tersirat dalam intonasinya yang berantakan. Jari-jari kecilnya menggigil dalam jarak pandang Jungkook yang mulai khawatir akan terguncangnya Jimin.

Jungkook-ssi, My Love! [Kookmin] Book IIWhere stories live. Discover now