67.|Hari Yang Berakhir

7.8K 287 53
                                    

       Harusnya ini menjadi liburan yang menyenangkan bagi Yonna. Harusnya mereka bersenang-senang bersama setelah sampai di Peru.

         Tapi, hidup penuh dengan misteri. Segala sesuatu tak melulu sesuai dengan apa yang kita impikan.

     Harusnya hari ini penuh gelak tawa bukan rentetan ucapan duka cinta.

      Tapi, takdir Tuhan telah ditetapkan jika manusia takkan pernah bisa abadi, sebab jika tiba waktunya semuanya akan menghadirkan kesedihan yang menghancurkan hati.

     Harusnya hari ini Yonna tak meninggalkan Kyven barang sebentar saja.

      Kini, penyesalan itu akan membayanginya selamanya. Kyven pergi untuk selamanya. Yonna kehilangannya... Hari ini.

       Yonna hanya bisa diam dan membiarkan air matanya begitu saja. Yonna sudah tak memiliki daya lagi untuk menjerit tak terima dengan kecelakaan yang merenggut nyawa lelaki yang selama ini menjaganya,  menyayanginya dan mencintainya lebih dari apapun. Yonna kacau, baik dari penampilan hingga perasaan.

         Hancurnya perasaan Yonna juga dirasakan oleh perempuan lainnya, Kyla Thaw... Perempuan yang melahirkan Kyven setelah mengandungnya sembilan bulan dan kini harus berusaha menerima kehilangan buah hatinya itu.

         Kyla terus menangis dalam pelukan Alan, suaminya. Meski Alan terlihat kuat dan mampu menerima kepergian Kyven, tentu saja dalam hati seorang Ayah pasti juga sakit sekali. Alan kehilangan jagoan kecilnya, kebanggaannya dan putra kesayangannya.

        Rose mengusap bahu Yonna, ia benar-benar berada disisi Yonna dari  awal mereka mendapat kabar jika maskapai penerbangan yang ditumpangi Kyven untuk menyusuli mereka ke Peru malah mengalami kecelakaan. Pesawat itu tiba-tiba saja meledak setelah sebelumnya kehilangan kendali saat hendak landing di Jorge Chavez International Airport.

      Tak hanya Rose yang menemani dan menguatkan Yonna. Tapi juga Astro, Asher, Naja dan Reiki. Mereka tak meninggalkan Yonna. Mereka semua merasakan kesedihan yang  sama. Tak pernah menyangka jika Kyven akan pergi meninggalkan mereka secepat ini.

***

        Seminggu sejak kepergian Kyven meninggalkan keluarga Thaw. Suasana di dalam mansion benar-benar masih jelas berkabung. Para pelayan, terutama Westie, Astro, Cleon—mereka benar-benar merasakan kesedihan dalam keluarga ini. Apalagi jika mereka melihat Yonna, gadis itu tidak lagi seceria sebelumnya.

    Tubuh Yonna terlihat kurus, bawah matanya membentuk cekungan menghitam, matanya sembab dan terus mengurung diri dalam kamar. Tak ada siapapun yang ingin Yonna ajak bicara. Meski keempat sahabatnya sekali pun, Yonna hanya diam mematung ketika mereka datang menemui Yonna.

    Dan Astro, yang juga sangat dekat dengan Yonna hanya bisa mendoakan Yonna agar selalu baik-baik saja. Yonna bahkan tak pernah bercerita apapun lagi pada Astro. Yonna benar-benar menutup dirinya. Tanpa terkecuali dari Kyla juga Alan.

     Yonna rindu Kyven. Yonna sangat ingin bertemu Kyven. Tak pernah Yonna bayangkan sebelumnya jika Kyven pergi ke tempat yang jauh dan takkan pernah pulang lagi ke rumah.

       Takkan ada lagi pujian dari Kyven.

       Takkan ada lagi telepon dan spam chat dari Kyven ketika Yonna telat pulang.

        Takkan ada lagi ucapan selamat tidur dan sebuah pelukan dari seorang kakak.

        Takkan ada lagi keposesifan Kyven.

        Dan takkan ada lagi suara Kyven di dalam mansion ini.

       "Jangan pernah meninggalkan Kakak, Yonna.."

       "Makanlah. Itu akan jadi masakan yang kamu rindukan kalau Kakak sudah pergi."

         "Jangan sakit lagi. Itu membuatku kacau."

         "Apakah kamu tidak pernah sadar Yonna? Bahkan Kakak sangat menyayangimu lebih dari yang kamu pikirkan!"

         "Aku mencintaimu bukan cinta karna kau adikku... Tapi karna kamu adalah milikku..."

      Yonna memukul dadanya berulang kali. Air matanya terus saja jatuh. Kepala Yonna sudah terasa pusing. Nyeri di dada Yonna takkan sebanding dengan kenyataan jika Yonna telah kehilangan Kyven.

        Yonna marah pada takdir. Kali ini Yonna benar-benar tak terima, Yonna marah karna Tuhan tak adil.

     "Tuhan... Tidak cukupkah kau mengambil Papa dan Mama?..." suara Yonna telah serak, Yonna menguatkan rahangnya. Kedua tangannya mengacak rambutnya lalu memukul kembali dadanya. Yonna berdiri dan melempar juga memecahkan apapun apapun yang ada dikamarnya.

     "KENAPA KAKAK JUGA HARUS KAU AMBIL TUHAN!!!" jerit Yonna. Ia kemudian menoleh pada laci meja riasnya. Segera ia buka dan menemukan sebuah gunting.

     Yonna mengacungkan gunting itu lalu menyejajarkan benda tajam itu dengan wajahnya. Yonna tersenyum menatapnya, "tunggulah Yonna, Kak... Yonna akan datang menemani—"

    "Aaaaaaaaaaaaakh!!!"

    Buggggghh...!

    Tubuh Yonna jatuh berdebum di lantai. Darah berceceran setelahnya. Dada Yonna naik turun dengan ritme yang mulai melambat. Mata Yonna menutup dan semuanya berakhir.

    Yonna's Diary

    Kakak... Jika kita bertemu lagi di kehidupan selanjutnya. Yonna akan mengatakan kalau Yonna juga mencintai Kakak. Sejak dulu...

   Yonna hanya tak pernah berani mengungkapkannya karna Kakak adalah Kakaknya Yonna. Maka dari itu Yonna memilih menyimpannya dalam hati saja.

   Apakah kau tahu, Kak? Setiap malam sebelum Yonna tidur, Yonna selalu berdoa agar bisa memiliki takdir bahagia bersama Kakak.

   Kak, Yonna akan ikut ke mana pun Kakak pergi. Kakak adalah cinta pertama bagi Yonna, maaf Yonna hanya berani menulisnya dalam diary ini tanpa mampu mengungkapkannya.

    Yonna sayang Kak Kyven. Selamanya...

 Selamanya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

***

Kakak! Jangan Posesif✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz