03.|Peringatan Kak Kyven

17K 940 7
                                    

     Suasana canggung mendadak dirasakan oleh Yonna. Dia berkali-kali merutuki kecerobohannya. Ia melirik Kyla yang tampak senyum-senyum. Sepertinya Mami-nya itu masih teringat cerita Yonna tadi.

    Suara derit kursi terdengar lagi. Rupanya Kyven telah selesaikan sarapannya. Kyla tersenyum.
     "Kyv, hari ini kamu antar Yonna mendaftar ya. Ini 'kan hari terakhir mendaftar di SMA Orlando." ujar Kyla.

      Yonna menoleh pada Kyla, ia tampak was-was. Yonna sebenarnya takut jika Kyven menolaknya.

   "Oke." sahut Kyven tanpa ekspresi lalu berjalan meninggalkan ruang makan itu.

   "Mami.. Kan kemarin Mami bilang kalau Mami yang akan ke sekolah daftarin Yonna. Kok sekarang...",

   "Sorry, sayang. Mami hari ini ternyata ada acara amal sama teman-teman Mami. Dan itu bertepatan. Mami sebagai ketua yayasan jadi–",

   "Hm.. Iya, tidak apa-apa kalau begitu, Mi. Yonna mengerti. Tapi, apa tidak akan merepotkan kak Kyven?" tanya Yonna.

   Kyla tersenyum, "Tidak apa, Sayang. Kamu jangan sungkan ya sama kak Kyven. Dia kan kakakmu. Lagipula Kak Kyven juga tidak keberatan 'kan..."

   Yonna menghela napasnya dan mengangguk. "Yonna takut kalau kakak marah karna–",

   "Tidak. Kak Kyven tidak marah kok. Buktinya dia mau mengantarmu 'kan?", Yonna mengangguk.

   "Ya sudah. Kalau begitu kamu siap-siap ya. Dan kalau ada apa-apa langsung telpon Mami." ujar Kyla dan Yonna mengangguk.

***

     Jika bisa memilih, sungguh Yonna lebih baik pergi sendiri saja mendaftar ke sekolah daripada ditemani oleh Kyven. Aura dingin dan hening melingkupi suasana dalam mobil Kyven.

    Baik Yonna bahkan Kyven pun tak ada yang memulai buka suara. Terakhir hanya pada saat Kyven menyuruh Yonna memasang sabuk pengamannya. Lalu hening.

    Setelah hampir setengah jam menempuh perjalanan karna sedikit macet di jalan, mobil Kyven memasuki area SMA Internasional Orlando. Yonna melepas sabuk pengamannya saat Kyven melakukan hal yang serupa. Kyven keluar lebih dulu kemudian Yonna.


    Keduanya menjadi pusat perhatian para siswa-siswi Orlando. Yonna merasa canggung menjadi pusat perhatian, ia memilih menundukkan kepalanya. Lain dengan Kyven yang melangkah tegap dan jangan lupakan ekspresi dinginnya.


    "Selamat datang di SMA Internasional Orlando. Apa kabar Kyven?", sapa seorang wanita berusia 40 tahunan yang memiliki id card bertuliskan Marinka Stevanne. Para siswa-siswi memanggilnya Mrs.Marinka.

    Kyven menunduk sopan. "Baik, Mrs." sahut Kyven.

    Mrs.Marinka kemudian beralih memandangi Yonna. Ia tersenyum hangat, Yonna ikut tersenyum meski canggung.

    "Ini Kayonna, adikmu?", Kyven mengangguk.

    "Baiklah kalau begitu kita ke ruangan Kepala Sekolah lalu mengukur seragam untuk Kayonna." ujar Mrs.Marinka.

    Urusan di kantor Kepala Sekolah dan mengukur baju di ruang tata usaha telah selesai. Sekarang Kyven dan Yonna berjalan menuju parkiran. Saat melewati walking-track disisi lapangan utama sekolah itu – sebuah bola basket melayang dan,

    "Aaawwwh.." pekik Yonna seraya memegangi sisi kepala sebelah kanannya. Kyven menoleh dan langsung mendekati Yonna.

   "Yonna!", Kyven ikut memegangi kepala Yonna.

   "Sakit, kak." adu Yonna.

   "Sorry! Gue gak sengaja.", suara itu mengalihkan pandangan Kyven dan Yonna. Kyven menatap dingin sosok cowok berkulit putih yang beberapa cm lebih tinggi dari Kyven.

   "Gue.. Bakal tanggungjawab!" kata cowok itu lagi. Kyven hanya mendegus lalu merangkul bahu Yonna meninggalkan cowok itu.

   "Cewek itu siapa ya? Baru lihat." gumam cowok itu seraya menatap Kyven dan Yonna yang berjalan menjauh menuju parkiran.

   "Woy! Asher. Buruan ambil bolanya.", teriakan dari temannya membuat Asher menoleh dan mengangkat jempolnya.

***

      "Masih sakit?" tanya Kyven, saat ini Kyven dan Yonna sudah berada di dalam mobil.

      "Yonna merasa pusing, kak." jawab Yonna. Kyven mendengus kasar, Yonna menatapnya jadi takut.

      "Kakak! Maafkan Yonna. Harusnya Yonna hati-hati." ucap Yonna. Kyven menaikkan alisnya menatap Yonna datar.

      "Jangan sampai seperti itu lagi. Mami akan menyalahkanku jika kau sakit." ujar Kyven. Dalam hati Yonna tampak terkejut, itu adalah kalimat terpanjang yang ia dengar keluar dari mulut Kyven.

    "Yonna! Kamu mengerti 'kan?", suara Kyven membuat Yonna mengangguk heboh.

    "Satu lagi..",

    "Apa kak?", tanya Yonna.

    "Jangan berteman dengan anak cowok." ujar Kyven dengan nada dinginnya.

    "Hah?!".

***

Kakak! Jangan Posesif✔️Where stories live. Discover now