50.|Terima Kasih

3.8K 251 27
                                    

     "Jadi, Kakak akan di bawa ke luar negeri untuk pemulihannya?", Kyla mengangguk sebagai jawaban untuk pertanyaan Yonna.

    "Iya, Sayang. Mami dan Papa akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Kakak kamu." ujar Kyla.  

    "Lalu kapan, Mi?",

    "Dua hari lagi, Sayang. Dan maaf, mungkin Mami dan Papa akan banyak menghabiskan waktu untuk mendampingi Kyven selama di luar negeri."

   Yonna mengangguk, "Jangan meminta maaf pada Yonna, Mi. Yonna sama sekali tidak masalah jika Mami dan Papa akan jarang di rumah. Tak apa, ini semua demi kesembuhan Kakak."

   Kyla tersenyum dan mengusap kepala Yonna. "Dan Mami sudah menghubungi Danil..."

   "Hah? Kenapa, Mi?",

   "Danil akan menemani Yonna di sini agar tak merasa kesepian."

   "Tapi, Mi... Bagaimana dengan pekerjaannya?",

    "Yonna tidak perlu khawatir, bahkan Danil tak masalah. Malah dia bilang tak apa jika membatalkan kontrak kerjanya hanya untuk Yonna." Ujar Kyla.

      Yonna menunduk, "Harusnya tak perlu, Mami. Danil—",

     "Yonna... Danil hanya ingin melakukan sesuatu untukmu. Sama seperti Kyven, Danil sangat menyayangi kamu. Jadi, jangan tolak kebaikannya untukmu Sayang."

***

    Yonna tampak melamun selama menyusuri walking-track, bahkan ia tak mendengar sapaan dari siswa yang mengenalnya. Beberapa siswa menatap iba ke arah Yonna. Mereka tahu jika Yonna lebih banyak terlihat murung karna kondisi Kyven saat ini.

    Di bagian lainnya, pandangan seorang cowok menangkap sosok perempuan yang sedang melintasi koridor dan hendak menaiki tangga, bukan malah menuju ke arah lift —

    Di bagian lainnya, pandangan seorang cowok menangkap sosok perempuan yang sedang melintasi koridor dan hendak menaiki tangga, bukan malah menuju ke arah lift —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ia memutuskan untuk mengejar langkah yang terlihat begitu lambat.

    "Yonna!" —  tak ada sahutan dari pemilik nama apalagi pergerakan lainnya, hanya tetap berjalan lurus seolah tak ada apa-apa. Cowok itu berdecak dan langsung meraih bahu sang gadis.


    "Kak Asher? ada apa?" raut wajah Yonna terlihat kebingungan namun Asher bisa melihat jelas sinar kesedihan di bola matanya.

    "Lo lagi mikirin apa?" tanya Asher, Yonna menggeleng, "Gak ada, Kak." jawabnya, Asher melirik ke sekitarnya, rupanya ia dan Yonna menjadi perhatian beberapa murid di sana.


     Asher lalu menggenggam tangan Yonna, "ayo gue anter ke kelas!" — dan kali ini Yonna tak protes atau pun mengatakan penolakan.

    Setidaknya kali ini Yonna hanya ingin punya seseorang yang akan berdiri bersamanya ketika kesedihannya menjadi beban yang memberatkan langkahnya. Yonna memperhatikan tangannya yang di genggam Asher,


   "Terima kasih telah ada untukku, Kak..."

***

     Saat jam istirahat tiba, Asher datang ke kelas Yonna untuk mengajak ke kantin. Ketika Yonna akan mengajak Rose, ternyata Naja juga tiba-tiba muncul dan langsung mengatakan kalau dia ada urusan sama Rose. Maka jadilah Yonna berdua saja dengan Asher.

     Dari meja yang tak jauh dari meja Asher dan Yonna di kantin — Rose memandangi Yonna dan Asher dengan penuh selidik. Naja menyikut lengan Rose,

    "Ish! Apaan Kak?" tanya Rose,

    "Ya lo yang kenapa, Rose? Liatin tuh dua sejoli gitu amat." ujar Naja.
       Rose menggeleng, "Gue curiga, Kak!",

       "Curiga apaan deh? Yonna sama Asher gembong narkoba gitu?" — Rose meninju lengan Naja,

     "Maksud gue... mereka kayak orang pacaran gitu!" sahut Rose.

     Naja mendelik, "emang lo gak tau?",

     "Apaan?",

      "Asher udah nembak Yonna!".

      Rose membulatkan matanya, "serius lo Kak?! Bahkan Yonna gak ngasih tahu gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

      Rose membulatkan matanya, "serius lo Kak?! Bahkan Yonna gak ngasih tahu gue..." — Naja mengangguk, "mungkin Yonna lupa."

      Rose menghela napasnya, wajahnya berubah datar dan Naja jadi heran. "Kok ekspresi lo mendadak berubah gitu sih, Rose?" tanyanya lalu memasukkan sesendok mie ayam ke mulutnya.

     "Entahlah, Kak. Gue ngerasa kasihan aja sih sama Yonna karna Kak Kyven masih belom pulih—", kembali Rose melihat ke arah Yonna.

     "Tapi... Gue juga seneng kalau Yonna bisa membuka hatinya untuk Kak Asher, lo tahu sendiri kan, Kak. Kalau selama ini Yonna tuh kayak sulit percaya sama orang lain buat deket sama dia." ujar Rose dan Naja mengangguk setuju.

      "Cuman masalahnya adalah..." sengaja Naja menggantung ucapannya, Rose menaikkan alisnya. Ia menunggu Naja melanjutkan kalimatnya.

     "Masalah apa, Kak?",

       Naja meneguk air mineralnya lebih dulu lalu berdeham. "Masalahnya gue gak tahu, Yonna udah nerima Asher apa belom!".

***


Kakak! Jangan Posesif✔️Where stories live. Discover now