The Love that Cannot Talk -25-

41.4K 2.7K 173
                                    

{Aki's POV}

Jantung ku tidak bisa berhenti berdebar dengan kencang saat ini. Selesai persidangan, Reo mengajak ku mampir ke rumahnya. Aku sudah mencoba untuk menolak tapi selalu saja tidak bisa menolak dengan tegas...Ugh, kenapa aku jadi payah begini.

Selama perjalanan dari tempat persidang  menuju ke rumah Reo, aku tidak berani menatap dirinya secara terang-terangan. Entah kenapa rasanya begitu canggung, walaupun sebelum ini aku sama sekali tidak merasa canggung bersama dengan Reo. Tapi sekarang, duduk bersebelahan bersamanya di mobil, menatap wajahnya, atau mengajaknya bicara, sudah membuat ku panik tidak karuan! Perut ku jadi terasa aneh, seperti digelitik dari dalam.

"Ada apa?" Ujar Reo tiba-tiba yang membuat ku tertegun kaget. Aku dengan bingung dan gugup menggelengkan kepala. "Sebentar lagi kita akan sampai, kau bisa istirahat sesampainya di rumah" ujarnya lagi tanpa mengurangi fokus dirinya di jalanan. Aku mengangguk lemah dan menatap keluar jendela.

"Kau harus tenang, Aki..." Ujar ku pada diri ku sendiri, menatap bayangan gugup diri ku yang terpantul di kaca mobil.

            Tidak lama setelah itu kamipun tiba di depan gerbang rumah Reo, tentu saja seperti bisa sistem keamanan rumah memaksanya untuk menyembulkan kepala keluar dari jendela dan membiarkan sistem komputer memberi salam dan membuka gerbang depang rumah Reo yang panjang dan kokoh itu.

Reo melajukan mobilnya hingga tepat di depan pintu rumah, lalu mematikan mesin mobil dan melepaskan sabuk pengamannya. Aku mengikuti Reo dengan melakukan hal yang sama, meskipun agak kesusahan setiap kali membuka kunci sabuk pengaman.

"Biar ku bantu" ujar Reo lalu menyadarkan dirinya ke depan, dekat dengan kursi dimana aku duduk terdiam. Tangannya yang besar dan terlihat nyaman itu berhasil melepaskan kait sabuk dari kait kunci, ynag langsung bebas terbuka dari kait kunci itu.

Aku tersenyum senang ketika akhirnya aku bisa keluar dari mobil. Tapi sebelum sempat keluar dari mobil, bahkan belum sempat membuka pintu mobil, Reo menarik ku dekat dengan wajahnya lalu mengecup pipi ku beberapa detik. Setelah kecupannya selesai, ia menatap ku yang syok dan malu karena tiba-tiba dicium olehnya itu dengan senyuman licik, seakan dia bangga karena berhasil membuat ku kaget dengan wajah merah padam seperti tomat.

Aku bergegas keluar dari mobil dan menunggu di luar mobil, sambil menyentuh pipi ku, tepatnya pada sisi dimana Reo baru saja mengecup pipi ku.

"Ayo masuk" ujar Reo sambil menggandeng tangan ku masuk ke dalam rumahnya.

Jantung ku berdebar begitu cepat dan kencang—Apa debarannya yang begitu cepat dan kencang ia bisa juga dirasakan oleh Reo?—Tangan kami terkait satu sama lainnya, membuat jalinan darah dan nadi dari dua tubuh yang berbeda untuk satu tujuan.

"Kau mau minum sesuatu?" tanya Reo pada ku ketika kami sudah berada di dalam ruang tamu rumah itu. Seperti biasa, aku masih saja syok melihat betapa besar tempat ini! Dengan agak gugup aku menggelengkan kepala.

"Ada apa? Sedari tadi kau terlihat aneh" ujar Reo sambil berjongkok di depan ku, sambil duduk di sofa, aku menggelengkan kepala ku cukup keras. "Apa masih ada sesuatu yang mengganjal  di pikiran mu?" tanya Reo, dengan menghela napas panjang aku menatapnya.

"Saya—" tulis ku tetapi Reo menghentikan gerak tangan ku di telapak tangannya. "Hentikan dengan semua gaya bicara formal seperti itu" ujarnya, aku menatapnya sedikit kesal tapi tidak bisa memprotes permintaannya itu. "Tapi Reo-sama—" lagi-lagi gerak tangan ku dihentikan olehnya. "Aki, bukan Reo-sama! R-E-O. Hanya Reo saja" ujarnya lagi. "Maafkan sa—maafkan aku" tulis ku sambil menatap Reo. "Ayolah, jangan menatap ku seperti itu" ujarnya, perlahan ia bangkit dan menyadarkan badannya yang tinggi itu ke depan. "Aku melakukan semua ini karena aku ingin jadi lebih dekat dengan mu..." ujar Reo yang semakin dekat bersandar ke depan. Aku mengangguk perlahan dan memejamkan mata ku ketika ia mendaratkan kecupannya di kening ku.

The Love That Cannot Talk [ 1 ]Where stories live. Discover now