The Love that Cannot Talk -22-

40.8K 2.8K 125
                                    

{REO's POV}

Aku berlari masuk ke dalam mobil, menginjak pedal gas sekeras mungkin sehingga mobil langsung melaju dengan cepat.

Sial! Kenapa Aki malah pergi dengan Ei?!

Pikiran ku jadi kacau, hal yang seharusnya tidak ku pikirkan pun jadi terbayang-bayang. Tapi aku mencoba menenangkan diri ku, fokus di jalanan supaya tidak timbul lagi masalah. Beberapa tikungan dan aku melihat mobil BMW Ethans yang berjalan dengan kecepatan konstan. Begitu melihat mobil itu aku merasa sedikit lega, setidaknya aku tidak kehelingan jejak secara total.

Setelah menjaga jarak, jujur saja aku tidak mau mengagetkan Aki. Baru saja tadi pagi aku memarahinya, sore harinya aku malah seperti orang gila yang menghalangi jalan.

"Bagaimana kalau Aki menyukai Ei?"

Suara lain dalam pikiran ku berbicara. Aku sedikit kaget, kenapa otak ku malah memberi sugesti lain?!

Sedikit kesal dengan situasi yang berantakkan ini, aku memukul stir mobil ku sambil mencaci diri ku sendiri.

            Beberapa menit kemudian mobil Ethans berhenti di depan restoran Perancis yang mewah. Kemudian aku melihat dia keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Aki. Begitu melihat Aki keluar, jantung ku seolah-olah berhenti berdetak untuk 1 detik. Ia tersenyum kearah Ethans dan kemudian berjalan berdampingan dengannya.

Melihat Aki bersama orang lain benar-benar membuat ku geram, tapi dilain sisi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Luca bisa begitu jelas menunjukkan kegeramannya, 'Touch-My Nagi-and-you-will-be-in-Hell ' tatapan seperti itu karena mereka adalah pasangan.

"Kalau begitu, yang harus aku lakukan adalah menjadikan Aki milik ku, kan?" suara dalam kepala ku berbicara lagi. Langkah ku terhenti, memikirkan apa yang barusan aku katakan kepada diri ku sendiri.

Tapi memang benar. Kalau aku ingin menunjukkan bahwa He's MINE maka aku harus menjadikan dia milik ku seutuhnya. Kali ini dengan pasti aku akan memberitahu mu, kenapa aku mencintai mu.

Setelah masuk ke dalam restoran, Ei dan Aki duduk di salah satu kursi dekat dengan jendela mungil yang dihiasi oleh bunga mawar merah dan putih.

"Selmat datang—Reo-sama, selama datang" sapa seseorang.

Aku menoleh kearah sumber suara dan melihat seorang wanita muda yang cantik berdiri di depan ku.

"Aya, kah?" tanya ku tersenyum melihat perempuan cantik itu mengangguk. "Aku tidak menyangka Reo-sama akan mampir ke restoran ku. Sungguh terkejut juga sungguh senang" balas Aya.

"Seharusnya aku buat janji dulu?" ujar ku lagi, Aya menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Aku melirikkan mata ku kearah Aki yang sedang membaca menu yang disodorkan pelayan.

"Meja untuk berapa orang, Reo-sama?" tanya Aya yang membuat ku mengalihkan pandangan. "Oh, satu orang saja" jawab ku. "Anda akan makan malam di sini?" tanya Aya sedikit kaget. "Ya, kalau kau  tidak keberatan" balas ku. "Tentu saja tidak! Mari silahkan!" Aya mengantar ku ke meja lain yang arahnya berlawanan dengan arah Aki. Sial, kalau begini aku tidak bisa mengawasi mereka!

"Aya, maaf. Tapi aku ingin meja disebelah sana" ujar ku, Aya berhenti dan menatap ku heran. "Oh, tentu saja, silahkan" ujarnya berjalan ke arah sebaliknya. Kemudian beberapa meja sebelum meja Aki, disitulah aku duduk.

"Silahkan pesan makanan yang sesuai selera anda Reo-sama" Aya menyodorkan buku menu dan membiarkan ku memilih mana yang ingin ku pesan.

"Aku ingin segelas wine saja dulu" ujar ku dan Aya mengangguk paham. Lalu ia memanggil pelayannya. Aku mengalihkan pandangan ku ke Aki lagi. Beberapa kali dia menuliskan sesuatu di meja yang membuat Ethans tertawa.

The Love That Cannot Talk [ 1 ]Where stories live. Discover now