The Love that Cannot Talk -18-

51.6K 3K 129
                                    

{Aki's POV}

Jadi Luca-sama ini adalah kakak Reo-sama?!

Aku tidak dapat percaya dengan apa yang sedang terjadi sekarang ini. Mereka mirip dibeberapa hal, tapi terkadang tidak mirip dalam beberapa hal.

"Re-chaaan!!" Nagisa berseru ketika Luca melepaskan pelukkannya. Langsung saja Nagisa berlari kearah Reo. Melihat Nagisa berlari kearahnya, Reo melepaskan pelukkannya, lalu menyambut Nagisa yang kini memeluknya.

"Nagi-sama, sungguh manis sekali"  ujar ku dalam hati, Reo-sama mengusap kepala Nagisa dan ia tersenyum lebar. "Re-chan, aku rindu sekali dengan mu!" ujar Nagisa masih melingkarkan tangannya dipinggul Reo, lalu mendongak kearah Reo.

"Re-chan, apa kau sehat-sehat saja di sini? Pekerjaan mu tidak membuat beban bagi mu kan?" tanya Nagisa. Reo menggelengkan kepalanya, "Tidak, semuanya baik-baik saja" jawab Reo. "Nagi, kalau terlalu lama memeluk Reo, nanti aku jadi cemburu" ujar Luca, aku menatap Luca yang membuat wajah sedih tapi masih juga ia terlihat cantik. Nagisa melirik Luca dan melepaskan pelukkan pada Reo, lalu ia berjalan kembali ke Luca dan memeluk lengan Luca. Luca membelai kepala Nagi ketika Nagi sudah kembali kepadanya seperti seekor anak anjing, Nagisa menikmati belaian Reo di kepalanya.

"Kita bicara saja di ruangan ku" ujar Reo, Luca mengangguk bersama dengan Nagisa dan berjalan mengikuti Reo. "Oh, Aki bisa kah kau membuatkan minuman?" tanya Reo. Aku mengangguk dan berjalan kembali ke dapur. Beberapa kali aku berpaling untuk melihat sosok Reo, Luca dan Nagisa. Mereka seperti segerombolan orang-orang populer, orang-orang yang berbeda dari kebanyakan orang.

Sesampainya di dapur aku mengambil 3 cangkir untuk membuat kopi, lalu menyediakan susu dan creamer juga.

"Ah! Kau lihat tadi?!"

"Iya! Tentu saja! Luca-sama bukan?!"

Aku memalingkan kepala ku dan melihat beberapa pegawai perempuan masuk ke dapur sambil berbincang-bincang. "Sudah lama sekali bukan? Ah~ Luca-sama tidak berubah sama sekali! Meskipun lama tidak melihatnya ia masih cantik dan mempesona!" ujar salah satu pegawai perempuan itu. "Ya kan! Aku juga berpikir begitu!" timpal yang lainnya. "Dan yang membuat ku makin gemas adalah Nagisa-sama! Dia begitu imut! Terakhir kali melihatnya di majalah fashion tahun lalu! Kyaa!" "Aku juga tidak menyangka akan melihat Nagisa-sama disini!" ujar yang lainnya. "Mereka benar-benar pasangan yang ideal ya kan?" "Hmph! Aku setuju!"

"Eh? Pasangan?"

"Rencananya mereka akan ada di kantor ini untuk beberapa minggu!"

"Kyaaa! Aku ingin sekali bisa melihat mereka secara langsung!"

"Jadi Luca-sama dan Nagi-sama adalah pasangan? Laki-laki dan laki-laki?"

"Ah, Aki, bisa tolong ambilkan mangkuk diatas itu?" tanya salah seorang dari mereka. Aku mengangguk dan meraih mangkuk yang dimaksudkan. "Terimakasih, Aki" ujar nya lalu kembali duduk bersama dengan grup perempuan yang lainnya.

"Ternyata pasangan sesama jenis itu benar adanya..." pikir ku dalam hati. Lalu mengambil nampan kopi itu dan berjalan keluar dari dapur, berjalan menyusuri koridor menuju ruangan Reo.

            Sampai di depan pintu ruangan Reo, aku mengetuk beberapa kali.

"Masuk" jawab Reo ketika mendengar ku mengetuk pintu ruangannya. Miyuki membantu ku membuka pintu dan menutup kembali pintu ketika aku sudah berjalan masuk ke dalam. Aku melihat Reo duduk di sofa ruangannya, lalu Luca di sebrang duduk bersama dengan Nagisa. Ketika aku tiba menghampiri meja kopi yang ada ditengah, Nagisa bangkit dari kursinya dan membantu ku menata cup-cup kopi.

The Love That Cannot Talk [ 1 ]Where stories live. Discover now