The Love that Cannot Talk -02-

51.8K 4.3K 192
                                    

{Aki's POV}

-05:00AM-

"Bep..Beep..Beep..Beep..Be.." Aku menekan tombol off pada alarm disamping ranjang Rina dan Runa. Mereka berdua masih tertidur pulas. Aku berjalan keluar kamar, menuju ke dapur. Memecahkan beberapa telur dan memasak omelet lalu memasak bubur untuk sarapan Rina dan Runa. Sebelum buburnya matang, aku berjalan menuju kamar Ryou yang ada di samping ruang tamu dan membuka pintu kamarnya perlahan dan melihat Adik ku Ryou, juga masih tertidur. Karena masih jam setengah 6 pagi, aku belum membangunkan mereka.

Aku kembali masuk kedapur dan menempatkan bubur Rina dan Runa di mangkuk, lalu mengambil kotak bentou untuk Ryou, Arata, Yuuto, Rina dan Runa. Mereka tidak pilih soal makanan. Itu membuat ku benar-benar tertolong dengan minimnya budget keuangan.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Aku menaruh masing-masing bekal mereka di meja makan dan berjalan menuju kamar Ryou lagi.

Aku menghampiri Ryou yang masih tertidur. Lalu menggoncangkan tubuhnya perlahan. Setelah itu Ryou terbangun dan mengusap matanya. "Ohayou Aki-nii"  Aku tersenyum dan menyibakkan korden kamar Ryou, Ryou segera membereskan futon nya dan berjalan keluar kamar sementara aku berjalan menuju kamar Arata dan Yuuto yang ada di samping kamar mandi.

Aku membuka pintu perlahan dan terkejut mendapati Yuuto sudah bangun sambil menarik futonnya terlipat menjadi dua tapi gagal. Aku tertawa tanpa suara lalu menghampiri Yuuto yang memeluk kaki ku "Oniichan! Pagi!" ujarnya terdengar seperti Arata. AKu membelai kepalanya lembut dan menggambar hati di tangannya. "Selamat Pagi, Yuuto" kata ku dalam hati. Lalu Yuuto berlari menuju Arata dan menjatuhkan tubuhnya di tubuh Arata yang masih tidur. Aku terkejut dan segera menarik Yuuto perlahan. Untungnya Arata sama sekali tidak terbangun "Alata malas, Oniichan!" kata Yuuto dengan ekspresi sebal yang sungguh menggemaskan, aku tertawa lalu membangunkan Arata.

Setelah selesai dengan sarapan, Ryou dan Arata berangkat sekolah. Aku, Yuuto, Rina dan Runa bersiap pula berangkat ke sekolah. Sepanjang perjalanan Yuuto bernyanyi lagu yang ia pelajari di sekolah.

Otousan Okaasan minna de asobou!
(Ayah, Ibu semuanya ayo bermain!)

Mengulang beberapa lirik yang sama. Runa yang aku gendong di depan menarik-narik rambut ku, hal yang sama juga di lakukan oleh Rina. Mereka berdua saudara kembar yang lucu.

Setelah sampai di sekolah dan tempat penitipan anak, aku segera berlari menuju kantor ku yang baru. Hari ini aku mulai bekerja sebagai cleaning service di perusahan terbesar di Jepang. Aku tiba di pintu masuk perusahan, berhenti beberapa saat lalu menghela napas dan siap bekerja.

"Aki-kun, ini bagian dan tempat yang harus kau bersihkan" Kata Ayumi, dia adalah penanggung jawab di bagian kebersihan. Aku mengangguk lalu membaca daftar tempat yang harus ku bersihkan, dan terkejut saat aku menemukan kantor CEO disini adalah wilayah yang harus ku bersihkan juga. Aku cepat-cepat menulis di note dan menyerahkannya kepada Ayumi-san.

"Ayumi-san, apa ruangan CEO disini juga tanggung jawab saya?"

Ayumi mengangguk "Tentu saja, kemarin petugas yang bertanggung jawab disana keluar dikarenakan masalah dengan Direktur" Kata Ayumi sambil tersenyum. Aku hanya diam membeku sambil terus memandangi daftar tempat yang harus ke bersihkan.

*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*.

Kenapa orang baru seperti diri ku ini harus membersihkan ruangan Direktur perusahaan. Bagaimana kalau beliau kurang berkenan, atau bagaimana jika aku melakukan kesalahan. Bisa-bisa aku hanya tinggal untuk bekerja disini selama 1 hari. Atau parahnya hanya sampai aku membersihkan ruangannya. Aku terus menerus gugup, dan kini aku sudah berada di depang pintu ruangan Direktur. Ayumi-san bilang, Direktur biasanya datang jam 10 dan aku harus membereskan ruangannya sebelum ia datang. Mencuci gelasnya dan membawakan kopi yang baru lalu menatap meja, tapi jangan menyentuh dokumen atau barang lainnya.

The Love That Cannot Talk [ 1 ]Where stories live. Discover now