The Love that Cannot Talk -20-

39.8K 2.8K 87
                                    

{Aki's POV}

"Apa kau juga menyukai ku?..."

Aku menghela napas panjang seraya membenamkan kepala ku di air hangat dalam bak mandi. Perkataan Reo terus saja terngiang di telinga ku dan merasuk ke dalam otak ku. Pikiran ku tidak mau berhenti memikirkan perkataannya.

Tentu saja aku menyukai Reo-sama—Tapi, apa dia sungguh? Apa yang Reo-sama suka dari ku? Orang yang cacat seperti ku ini...Aku mengangkat kepala ku dan dari rambut ku yang basah air menetes jatuh, membuat suara tetesan kecil. Aku benar-benar senang, tapi dilain pihak aku juga takut. Bagaimanapun juga pasangan ku Reo-sama... Bagaimana bisa aku bersanding dengan layak di sampingnya? Status keluarganya, pandangan orang-orang disekitarnya?

"Aki-nii" suara Ryou terdengar dari luar kamar mandi. "Aki-nii baik-baik saja?" tanya Ryou lagi. Aku terkejut dan bangkit dari bak mandi. "Aki-nii ada masalah ya?" tanya Ryou lagi.

Tch! Sial! Bisa-bisanya aku membuat khawatir Ryou dan yang lainnya. Kenapa pula aku harus bisu seperti ini! Aku dengan kesal mengambil handuk di hangar dan melilitkan handuk di pinggul ku. Kenapa aku harus begini menyebalkan!! Kenapa aku tidak bisa seperti yang lainnya!

Sial! Sial! Sial!!

Aku menendang pintu kamar mandi cukup keras, lalu berjongkok di depan pintu sambil memeluk lutut ku.

Kalau begini, bagaimana bisa aku percaya bahwa Reo-sama menyukai ku... tidak ada hal yang bagus tentang diri ku...

"Aki-nii! Kau baik—" Ryou membuka pintu kamar mandi cukup kasar, mungkin karena terkejut mendengar suara keras yang berasal dari kamar mandi. Ia berjongkok di depan ku. "Aki-nii, apa kepala mu sakit lagi?" tanya Ryou, suaranya begitu penuh perhatian dan cemas. Aku mengangguk lemah tanpa menatapnya. "Kalau begitu ayo ke kamar dan istirahat" ujar Ryou berusaha menarik ku bangkit. "aku ambilkan obat Aki-nii dulu" ujarnya lagi lalu berlari keluar.

Aku bangkit berdiri dan berjalan dengan perasaan yang kacau. Mungkin setiap orang di belahan dunia ini akan merasa senang ketika seseorang menyatakan perasaannya, tetapi aku malah sebaliknya. Aku malah merasa tidak nyaman...

            Setelah meneguk habis air di gelas, aku berjalan dan berbaring di samping futon Rina dan Runa. Membelai kepala kecil mereka. Untunglah mereka tidak menangis meskipun hujan turun dengan derasnya.

"Apa kau juga menyukai ku?..."

Perkataan Reo terus-terusan muncul dan pikiran ku. Aku menggelengkan kepala dengan kesal dan menyembunyikan wajah ku kedalam dekapan tangan ku sendiri.

"Aku menyukai Reo-sama, tapi aku tidak bisa menyukai Reo-sama..." pikir ku dalam hati.

***

Keesokan harinya matahari muncul dengan cahaya terang yang menyilaukan. Hujan deras semalampun hilang begitu saja, hanya meninggalkan kubangan air di teras luar. Aku menyisir rambut Runa dan duduk dengan tenang dipangkuan ku. Hari ini hari minggu, pagi ini aku akan pergi ke rumah Kaoru-sensei bersama dengan si kembar. Ryou, Yuuto dan Arata masih asyik tertidur. Aku meninggalkan catatan kecil di atas meja makan dan menindih catatan itu dengan gelas kosong. Berlalu dari dapur dan berjalan menuju pintu keluar.

Aku menggendong Runa sementara Rina berjalan sambil menggenggam jari-jari ku. Rina bersenandung kecil selama kami berjalan. Sementara itu Runa menguap kecil beberapa kali.

"Apa kau juga menyukai ku?..."

Aku menggelengkan kepala ketika suara dan kata-kata Reo muncul berulang-ulang kali dalam kepala ku. Bukankah aku sudah bilang! Aku tidak bisa menyukai mu! Tidak bisa...

The Love That Cannot Talk [ 1 ]Where stories live. Discover now