The Love that Cannot Talk -09-

43K 3.7K 288
                                    

{Aki's POV}

Aku mengikatkan pita pink itu dengan kuat di rok warna biru milik Rina, ia berputar kecil lalu menatap ku dan tersenyum, "Nii...nii" ujar Rina, aku terkekeh sambil mengangguk paham apa yang ia maksud. Setelah selesai membantu Rina mengenakan roknya, kini giliran Runa yang harus didandani. Aku melambaikan tangan, membuat gestur 'kemarilah' pada Runa, ia menatap ku sebentar lalu menatap Rina, kemudian berjalan menghampiri ku. Aku mendudukan Runa di pangkuan ku untuk menyisir rambutnya. Meskipun tidak banyak, disisir dengan rapi akan membuat ia terlihat cantik. Selesai menyisir rambut Runa, aku memakaikan pita warna biru di rok pink milik Runa. Beberapa kali ia berusaha menarik lepas pita itu, beberapa kali aku harus mengikat ulang, karena tidak bisa melepaskan pita biru itu lagi, Runa akhirnya menyerah sambil menekuk wajahnya. Aku menatapnya lalu ia menatap ku balik, matanya yang hitam besar itu memantulkan bayangan diri ku.

"Aki-nii! Aki-nii!"

Mendengar Yuuto memanggil ku berulang kali, aku melongokkan kepala ku keluar kamar dan mencari dimana Yuuto berada. "Aki-nii!" serunya dengan antusias ketika ia melihat kepala ku menyembul keluar dari kamar. Yuuto berlari kecil menghampiri ku, jari-jari kecilnya berusaha membuka pintu di kamar, lalu setelah berhasil mendorong pintu kamar hingga terbuka, Yuuto menghampiri ku dan memeluk ku dari belakang.

"Aki-nii, mau kemana?" tanya Yuuto seraya menolehkan kepalanya ke arah ku dari belakang. Aku mengambil botol susu Rina dan Runa keluar dari dalam tas, dan menunjukkan botol kosong itu ke Yuuto. Ia meraihkan tangannya dan mengamati botol susu yang kosong itu. "Aki-nii mau beli susu?"  tanya Yuuto lagi. Aku mengangguk sambil tersenyum dan mengambil kembali botol susu yang kosong itu. "Ikut! Ikut! Ikut!" seru Yuuto sambil melonjak-lonjak. Aku menatap Yuuto dengan geli, "Kalau Yuuto ikut aku jadi repot" ujar ku dalam hati, "Nii...Yuuto tidak boleh ikut?" tanyanya. Anak kecil memang peka. Mungkin melihat ku diam dan membuat wajah yang kesusahan, ia bertanya seperti itu. Matanya menatap ku penuh harap, tangannya dikepal di depan selayaknya orang sedang berdoa.

Ya sudahlah, sesekali belanja bersama Yuuto tidak masalah.

Aku menggelengkan kepala dan memberikan tanda 'jempol' yang  mana membuat Yuuto tersenyum lebar. "Rina! Runa, Kakak ikut belanja! Ikut ikut!" seru Yuuto pada Rina dan Runa yang bingung melihat Yuuto begitu penuh semangat.

            "Aki-nii, bisa belikan ku pensil dan penghapus baru?" tanya Arata ketika aku memasuki dapur untuk mengambil tas belanjaan. Aku mengangguk dan Arata mengucapkan  terimakasih lalu berjalan keluar dari dapur. Setelah mengambil tas belanjaan, aku berjalan kembali ke kamar dan mengajak Rina, Runa serta Yuuto untuk bergegas pergi berbelanja.

"Rina, jangan lepas tangan Kakak ya!" ujar Yuuto pada Rina yang menggengam tangan Yuuto, Aku menggenggam tangan kecil Runa dan berjalan dibelakang Yuuto dan Rina.

"Oh, sudah mau berangkat Aki-nii?" tanya Ryou sambil meletakkan ember yang ia gunakan untuk menyirami tamanan sore itu. Aku mengangguk dan mengetikkan sesuatu di ponsel ku lalu memperlihatkannya pada Ryou. "Hmm... rasanya tidak perlu apa-apa" jawab Ryou sambil mencoba mengingat-ingat kebutuhannya.

"Iya, tidak perlu apa-apa" ujarnya meyakinkan. Aku mengangguk dan melambaikan tangan, Yuuto mengajari Rina untuk melambaikan tangan 'bye bye' kearah Ryou, dengan geli Ryou membalas bye bye Rina, lalu kami pun berjalan menuju grosir yang biasa aku berbelanja disana.

✿­✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿

Setelah berjalan beberapa menit, kurang lebih 10 menit, kami tiba di toko grosir yang biasanya aku berbelanja kebutuhan sehari-hari. Hari ini aku berharap untuk dapat diskon jadi setidaknya masih ada sisa uang untuk membeli bahan makanan yang lebih mewah daripada biasanya.

The Love That Cannot Talk [ 1 ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora