Chapter 1

413K 9.7K 54
                                    

Sebuah mobil sedan biru dengan plat kuningnya melaju kencang memasuki area perhotelan berbintang 5 yang semua orang tahu, bahwa tidak sembarang orang yang dapat menginap disini. Hanya kaum berkelas yang dapat menjejakkan kakinya memasuki perhotelan ini, kecuali para karyawan yang bekerja disini.

Setelah turun dari mobil itu, seketika itu juga penumpang yang adalah seorang wanita tersebut segera melangkah cepat memasuki gedung hotel dan dengan cepat menekan tombol pada pintu besi yang tak jauh dari meja resepsionis.

Ting!

Seorang wanita berambut pirang sebahu berjalan mendekati arah seorang wanita yang wajahnya sudah berantakan karena keringat.

"Van.. Kamu terlambat 15 menit!"

"Ah iya miss.. Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Mobil saya mogok, dan saya harus berjalan kaki mencari daerah yang banyak dilewati taksi."

"Ck! Kamu itu ya.. Kan sudah saya bilang, pakai mobil kantor. Mobil kamu itu sudah tua. Sudah waktunya istirahat. Sudah renta begitu masih aja dipaksa lari."

"Gimana miss, saya sudah kelewat sayang sama di grandpa itu." ucapnya memelas.

"Vanya.. Kamu pentingin kebanggaan kamu itu, atau siap dipecat dari sini?. Ya sudah, pokoknya mulai besok kamu harus pakai mobil kantor. Gak ada alasan lagi buat kamu. Tapi kalo kamu mau dipecat, ya terserah."

Vanya sadar betul bahwa mobil Honda Civic keluaran 70an nya itu harus banyak beristirahat dirumah. Tapi dia sangat sayang kepada mobil dengan sebutan grandpa tersebut, karena ini adalah pemberian dari almarhum kakeknya ketika ia baru tamat dari SMA.

"Baik Miss.. Besok saya akan mulai menggunakan mobil kantor." ucapnya menyerah.

"Nah.. Coba gitu dari dulu. Kan gak banyak ribet dan gak telat. Sekarang kamu cepat keruangan saya, saya ada bawa perlengkapan make up. Beresin make up kamu yang rusak itu. Secepatnya ya! Waktu kita gak banyak."

"Oke Miss. Terimakasih."

***

Vanya hanya memerlukan waktu 10 menit untuk merapikan riasannya. Walaupun dia bukan tipe wanita yang hobi ber make up, tapi ia cukup pandai merias wajahnya karena pekerjaannya yang menuntutnya untuk tampil segar dan prima setiap hari.

Ia melangkahkan kakinya dengan cepat masuk ke Diamond Ballroom dimana ini adalah Ballroom terbesar diantara 5 Ballroom lainnya, yang berkapasitas lebih dari 1.000 orang.

Ia berjalan mendekati Front Office Managernya. Ya.. pekerjaan yang digelutinya selama setahun ini adalah sebagai seorang Assisten Front Office Manager di hotel berbintang 5 dengan nama Golden Hill Hotel & Resorts. Bukan acara pernikahan yang ia hadiri sekarang, tapi acara ulangtahun Mr. Calvin Stewart yang ke 80 tahun, yang notabene adalah pemilik dari St. Group yang bergerak dibidang real estate dan perhotelan yang tersebar di beberapa negara Asia, Amerika dan Eropa.

Semua staf yang bekerja dibawah naungan St. Group diundang dalam acara ini. Dan Golden Hill Hotel & Resorts dipilih sebagai tempat diselenggarakannya acara, karena ini adalah hotel terbesar yang dimiliki St. Group pada daerah ibukota negara.

"Miss Sandra, apakah riasan saya buruk?" tanyanya ragu.

Atasannya itu mengembangkan senyumannya.. "Kamu itu selalu cantik Van. Mau seperti apapun kamu, kamu tetap terlihat cantik. Kecantikan saya selalu tidak terlihat kalau ada kamu didekat saya." canda wanita itu.

"Miss Sandra lebih cantik dari saya, diumur 30an akhir tetap kelihatan seperti 20an." lanjut Vanya dengan wajah terkagumnya.

"Hmm.. Intinya kita sama-sama cantik deh." lanjut wanita itu disambut dengan kekehan dari keduanya.

"Van.. Kita duduk dimeja 05. Sebentar lagi keluarga Stewart akan datang." ucap wanita itu sambil melihat Guest berwarna rose gold yang melingkar indah di pergelangan tangan kirinya.

Vanya dan atasannya segera duduk di bangku yang sudah disiapkan. Saat ia ingin merapikan gaun selutut berbahan satinnya sebelum ia duduk dengan benar, ia menangkap sebuah pemandangan yang indah dari arah pintu Ballroom. Ia melihat kedatangan Mr. Calvin Stewart dan anaknya Mr. Benedict Stewart beserta isteri, tapi siapa pria tampan penuh pesona yang berjalan disamping Ms. Joanna Stewart? Dan ada sesuatu yang terasa tak asing saat melihat wajah pria itu.

"Rasanya aku pernah melihat pria itu. Tapi kapan?" tanyanya dalam hati sambil terus memperhatikan pria tampan itu berjalan hingga duduk di meja bundaran paling depan khusus untuk Stewart family.

"Vanya.. Pasti kamu belum mengenalnya kan?" tanya Miss Sandra sambil berbisik.

"Dia siapa Miss?" tanya Vanya penasaran.

"Dia anak tunggal dari Mr. Benedict Stewart"

"Hmm.. Aku tidak tahu jika anak mereka laki-laki. Bukannya perempuan?"

"Iya memang ada perempuan, tapi itu bukan anak kandungnya. Itu anak angkatnya. Kamu benar-benar gak tahu?" balik wanita itu penasaran.

Vanya hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengeluarkan sedikit pun suara.

Tiba dimana hari perayaan itu tiba, semua tamu menikmati acara yang sudah disusun dengan baik dari seorang event organizer profesional ditambah dengan musik yang mengalun indah dari pemusik terkenal sangat mendukung suasana malam ini. Terasa sangat berkelas.

Setelah acara perayaan selesai, Mr. Calvin Stewart berjalan kearah paling depan menaiki beberapa anak tangga untuk menginjakkan kakinya ke podium yang sudah disediakan. Ia berbicara banyak hal mengenai perkembangan St. Group dan itu membuatnya banyak disambut dengan tepuk tangan dari para tamu dibawah.

"Saya mengucapkan terimakasih banyak untuk semua staf dan karyawan yang telah bekerja untuk St. Group. Terimakasih telah melakukan yang terbaik, dan mendukung kemajuan St. Group." ucap pria paruh baya.

"Sekarang sudah waktunya saya beristirahat karena usia saya yang tidak lagi muda seperti anda-anda semua. Sudah waktunya saya pensiun dan menikmati hari tua saya. Anak saya Benedict Stewart sebenarnya sudah menggantikan saya sejak lama, tapi karena kesibukannya dengan perusahaan yang ada diluar negeri, akhirnya tetap saya yang mengambil alih disini. Dan sekarang saya akan memperkenalkan cucu laki-laki saya satu-satunya kepada Anda semua. Cucu saya yang akan menggantikan saya disini. Mungkin banyak dari anda tidak mengenalnya karena ia sudah belasan tahun tinggal di Amerika meninggalkan tanah kelahirannya. Silahkan naik keatas." ucapnya kepada sang cucu.

Pria dengan setelah jas mahalnya berwarna dark grey itu segera naik ke podium disamping kakeknya. Dengan gaya khas seorang bos, ia pun segera berbicara.

"Selamat malam semuanya. Nama saya adalah Rionard Jefferson Stewart. Saya mendapatkan mandat dari grandpa saya untuk mengambil alih dalam kepengurusan St. Group disini. Saya harap kita semua dapat bekerjasama dengan baik. Terimakasih." ucap pria itu yang langsung mendapat banyak tepuk tangan, kecuali Vanya. Vanya masih terus berpikir nama yang tidak asing di telinganya.

"Rionard Jefferson? Rionard.. Rionard.. Rio..."

Vanya membelalakkan matanya, ia mengingatnya sekarang. "Kak Jef? Iya.. Itu kak Jef." ucapnya pelan dengan wajah bahagia.

"Kamu ada bicara sesuatu Van?"

"Ah.. Tidak ada Miss.." ucapnya santai.

"12 tahun lalu.. Aku masih ingat kamu kak. Orang yang selalu aku lihat saat jam sekolah usai. Ternyata ketampananmu makin bertambah."

***


07/08/19

My Adult Senior (Complete) Where stories live. Discover now