Chapter Fourty-Eight

Start from the beginning
                                    

"Bagaimana kita makan pizza saja?" Ideku. Nathan menatapku sejenak, "Boleh juga." Ini sudah hampir sore, dan kami harus segera pulang.

Nathan membawa barang-barang kedalam mobil. Kami bergegas kembali dan mencari toko pizza terdekat karena kami begitu lapar sekarang.

"Itu dia." Aku menunjuk sebuah toko pizza Italia yang kelihatannya sangat ramai.

"Apa kau yakin? Itu sangat ramai, Anna. Kita akan mati kelaparan karena harus mengantri panjang dengan semua orang bodoh itu."

"Nathan, bisakah kau tidak mengatakan mereka bodoh? Kau selalu saja berkata sarkas."

"Argh. Aku malas jika harus mengantri. Kita akan cari tempat lain." Ia memutar mobilnya. Beberapa menit kemudian kami mendapatkan toko roti yang bergaya Italia juga.

"Larr--"

"Ia tidur." Ucap Nathan pelan tanpa melihat kebelakang.

"Lalu bagaimana?"

"Kita tetap makan. Biarkan adikmu tidur disini."

"Baiklah." Kami membiarkan kaca sedikit terbuka agar angin dapat masuk kedalam.

Aku dan Nathan segera masuk kedalam dan mengambil tempat duduk untuk dua orang. Tempat ini cukup ramai tapi tidak seramai tempat yang pertama hendak kami datangi.

"Permisi, mau pesan apa?"

Nathan melihat-lihat menu dan menyebutkan satu menu pizza yang penuh dengan keju dan jamur. Entah kenapa, kesukaan kami berdua sama. Jadi tidak sulit untuk berdebat hanya karena toping pizza.

"Hei, bukannya itu Liam dan.. Joy?"

Nathan's POV

Seketika aku menoleh kebelakang. Dan benar saja. Liam, Joy dan beberapa teman frat ku berada disini juga. Apa yang mereka lalukan?! Apa mereka sengaja mengikutiku?!

"Woah, Nathan!"

Aku tak menggubris panggilan Liam. Dapat aku dengar, mereka menghampiri kami.

"Kalian berdua saja?"

"Itu bukan urusanmu." Ketusku.

Liam tertawa pelan sembari menepuk punggungku sedikit kuat, "Kau tidak lupa dengan perjanjian kita, bukan?"

"Perjanjian? Perjanjian apa?" Aku menoleh cepat saat Anna membuka suara.

"Bukan apa-apa. Kau jangan dengarkan dia, Anna. Pergilah, Liam!"

"Baiklah, baiklah. Kami akan pergi. Sampai jumpa, cantik." Goda Liam. Aku ingin sekali memberinya pukulan bertubi-tubi karena sudah berani menggoda Anna.

"Nathan, kau ba--"

"Aku baik-baik saja. Lupakan tentang tadi."

Anna mengangguk lalu tak lama pesanan kami tiba. Kehadiran Liam yang hampir membuat semuanga kacau, berhasil membuat selera makan ku menjadi hilang.

"Kau tak makan?"

"Aku tidak terlalu lapar. Kau makan saja."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The JERK From SEATTLEWhere stories live. Discover now