Ten : Sargas wants me

Mulai dari awal
                                    

Keduanya membisu, Sargas masih terdiam tanpa ada niatan keluar mobil begitu pun Anna, Anna malah berharap dia tidak keluar mobil. Sargas menghembuskan nafasnya pelan.

"Lo mau diajak kemana?" Itu suara Sargas memecah keheningan setelah sekian lama berdiam.

"Sama siapa?" Tanya Anna.

"Vito."

"Ke apartmentnya." Sargas menahan kalutnya namun seberusaha mungkin ia bisa menstabilkannya. Sargas menyenderkan punggungnya ke penyangga kursi mobil seraya menyisir rambutnya kebelakang.

"Gue mau nanya," Sargas memejamkan matanya sejenak.

"Apa yang Bian punya dan gue gapunya itu?" Anna terdiam sejenak mencoba meresapi pertanyaan Sargas barusan. Sumpah demi apapun Anna bingung harus jawab apa, ia menoleh takut.

"Maksud kak Sargas?"

Sargas merasa bodoh telah bertanya, lalu ia melepas seatbeltnya, dan segera turun dari mobil lalu membuka pintu Anna dan membantu Anna untuk melepaskan seatbelt-nya. Anna membiarkan saja lelaki itu melakukannya lalu dengan cepat Sargas menyodorkan tangannya, Anna yang bingung dengan sikap Sargas hanya diam bingung mau ngapain.

"Tangan lo mana?" Tanya Sargas, Anna langsung memberikan kedua tangannya. Sargas berdecak sebal lalu mengambil satu tangan Anna dan sontak menariknya untuk keluar, refleks Anna keluar dari mobil dan menabrak dada bidang lelaki itu, harum maskulin menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya.

Sargas menutup pintu lalu mengunci mobilnya. Dia terdiam lalu menarik dagu Anna untuk menatapnya, dan kedua matanya bertemu, demi apapun jantung Anna berdetak tidak karuan, refleks Anna mundur lalu memutus kontak matanya dengan Sargas.

Tanpa berkata-kata, Sargas melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung tinggi tersebut, Anna langsung berlari mengejar Sargas. Gadis itu berjalan tepat di belakang Sargas.

Anna berangan-angan boleh? Jika saja Sargas itu orangnya manis seperti Bian, mungkin dia akan sangat jatuh cinta pada Sargas. Sayangnya lelaki itu mempunyai sifat yang sangat di bencinya, pemaksa dan kasar. Kenapa Sargas harus mempunyai sifat itu?

Sudah dingin, kasar, pemaksa, untung saja kak Sargas ganteng, jika saja tidak, Anna akan membunuhnya. Sudah merusak baju orang, di kira harga seragam murah kali. Ya ampun Tuhan, kenapa aku harus di pertemukan oleh orang seperti ini? Aku-

Bruuukkkk

Anna mengelus dahinya karna tiba-tiba saja Sargas menghentikan langkahnya. Lalu Sargas berdecih sebal dan menarik lengan Anna agar gadis itu berjalan sejajar dengannya. Sedari tadi Sargas diam saja, jadi Anna ikut terdiam.

Sampai masuk ke dalam lift pun Sargas masih terdiam, lebih baik bersama Bian, lelaki itu selalu saja banyak bicara, asik dan seru. Tidak seperti Sargas, membosankan dan menakutkan yang menjadi satu paket ketika sedang bersama lelaki itu. Anna menghembuskan nafasnya lalu akhirnya keduanya keluar dari lift, Anna kembali mengikuti langkah Sargas sampai pada akhirnya keduanya sampai di tempat tinggal lelaki itu, setelah memasukkan password, pintu terbuka dan Anna mengikuti Sargas masuk.

Sargas melempar tasnya sembarang lalu merebahkan tubuhnya di sofa, Anna yang memang sedang kesal dengan Sargas hanya berdiri saja di pojokan, bingung mau ngapain.

ANNA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang