Gedung tinggi di kawasan elit menjadi tempat kendaraan mereka berhenti. Seorang pria dengan postur badan berisi berjaga di depan pintu utama dan seorang lagi di depan meja penerima tamu di lantai satu. Ini bahkan lebih mirip gedung perusahaan besar dari pada gedung apartemen. Interior mewah juga fasilitas yang tidak mungkin terbilang murah.

Taehyung berjalan terlebih dahulu menuju lift dengan diikuti Yoongi. Mereka menuju lantai empat dimana pintu apartemen Taehyung hanya berjarak beberapa langkah dari sana. Dan begitu Taehyung memasukkan kode kunci apartemen untuk membuka pintu, bau apek bercampur debu langsung menusuk indera penciuman Yoongi. Ia sendiri bertanya-tanya sudah berapa lama tempat itu ditinggalkan sang pemilik, terlihat jelas sekali karena ada sejumlah kain putih yang menutupi barang-barang di dalam sana.

"Masuklah," kata Taehyung.

Yoongi mengangguk dan Taehyung segera menutup kembali pintunya. Seperti tidak ada ruang untuk Yoongi bernafas bebas, apartemen itu terlalu pengap.

Yoongi pun mengedarkan pandangannya ke ruang tamu. "Aku akan buka jendelanya."

Setelah merasa angin segar berhembus masuk, Yoongi beralih menyingkirkan semua kain putih yang penuh debu. Ia bahkan bisa melihat jaring halus dari laba-laba di sekitar sudut ruangan. Benar-benar mirip rumah hantu.

"Aku yakin, bahkan sebelum kita bertemu kamu tidak tinggal di sini, ya kan?" tanya Yoongi kemudian kemudian menghampiri Taehyung yang sibuk dengan remote air conditioner.

Taehyung mengangguk mengiyakan.

"Kenapa? Padahal apartemenmu bagus. Tidak suka tata ruangnya atau di sini ada pengganggu?"

"Tidak ada yang salah di sini. Aku hanya tidak suka tempat sepi," jelasnya. Taehyung terdengar berdecak karena sepertinya air conditioner nya rusak sebab lama tak terpakai.

"Kenapa?"

Taehyung menoleh pada Yoongi, detik berikutnya ia kembali memalingkan wajah—merogoh saku celana dan mengambil ponsel, hendak menghubungi seseorang.

"Kamu tahu berapa lama aku di tinggal sendiri saat masih kecil? Berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan. Kurasa tanpa kujelaskan lebih jauh kamu sudah dapat menebak penyebabnya"

Sebanyak musim yang Taehyung lalui selama ini, dan sebanyak hari yang Yoongi habiskan untuk mengenal pemuda itu, semua memperjelas sejumlah alasan jika barangkali Taehyung akan teringat masa sulitnya jika dia sendiri atau kesepian.

"Halo...air conditioner ku rusak, bisa anda hubungi seseorang untuk memperbaikinya?...aku punya tamu, jadi tolong secepatnya..."

Melihat Taehyung yang sibuk bicara dengan seseorang membuat Yoongi berinisiatif untuk mencari penyedot debu atau kemoceng dan sebagainya untuk membersihkan apartemen. Hidung Yoongi sudah bereaksi gatal karena paparan debu halus yang melayang-layang di bawah cahaya lampu. Dan sebelum Yoongi terkena flu, sebaiknya ia segera menemukan benda yang dicarinya.

Apartemen Taehyung bahkan lebih luas dari dugaannya. Terdapat tiga ruangan lain di dalamnya, sebuah dapur dan ruang tamu yang lumayan besar, serta teras tempat bersantai. Akan memakan waktu lama untuk mereka membersihkan tempat ini.

"Aku akan ke lantai satu, mau ikut?"

"Tidak, kau saja. Ngomong-ngomong, kau punya penyedot debu atau yang lain?"

"Ah, ada di ruangan paling ujung," katanya sambil menunjuk pintu di dekat jendela, "Aku akan segera kembali, kalau kamu butuh sesuatu telepon saja, oke?"

Yoongi manggut-manggut mendengarnya. Baru selangkah ia hendak menuju pintu dekat jendela, Taehyung yang tadi sudah berlalu lantas kembali lagi.

"Ruangan dekat toilet jangan kamu buka, biar aku saja yang bersihkan"

Dan belum sempat Yoongi buka mulut untuk bertanya, Taehyung sudah terlebih dahulu bergegas pergi.

Yoongi hanya menengok penasaran ke arah pintu ruangan yang di maksud—dilapisi cat kayu mengkilap dengan gagang pintu keperakan yang sedikit berkarat—lalu kemudian mengedikkan bahu tak peduli, toh ini apartemen Taehyung bukan milik Yoongi jadi untuk apa peduli hanya karena sebuah ruangan pribadi.









[...]


]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PARADOX WHISPERWhere stories live. Discover now