02

3.3K 319 37
                                    

"Antar aku pulang"

Penyelidikan terakhir terhadap Yoongi berakhir hari ini pada pukul sembilan malam yang mana cuaca buruk tengah melanda kota Seoul.

Belakangan ini cuaca sering tidak menentu, sama seperti suasana hati Namjoon yang jadi tidak stabil karena keberadaan Yoongi benar-benar mengancam karir dan masa depannya.

"Kamu tinggal bilang jika mau kusebar luask—"

"Iya, iya. Aku jemput sekarang, bawel!"

Kurang ajar! Kalimat yang sejak lama ingin sekali Namjoon semprotkan di depan wajah Yoongi. Lelaki kulit pucat yang hobinya terus melontarkan ancaman kalau perintahnya tidak dituruti, sampai-sampai Namjoon di buat geram setengah mati. Jadi, dengan terpaksa Namjoon yang sudah merencanakan jauh-jauh hari kencan istimewa bersama kekasihnya harus mengikhlaskan momen berharganya karena Yoongi tidak terima penolakan apapun.

"Ada apa?"

Pemuda lain dengan apron pink pastel muncul dari arah dapur, bertanya khawatir kala mendapati Namjoon yang duduk di sofa mengacak rambutnya sambil meracau tak jelas.

"Anak setan itu mengancamku lagi, dia sungguh kelewatan"

Yang semula bertanya terkekeh kecil lantas menghampiri Namjoon hanya sekedar merapikan surainya yang sudah luar biasa berantakan. "Kupikir dia butuh teman."

Namjoon menengadah memandang tepat kedua netra yang kini memandangnya lembut.

"Itu menurutku. Ada baiknya sesekali ajak dia mampir kemari, kamu tidak keberatan kan?"

Oh, siapa yang dapat meluluhkan hatinya selain Kim Seokjin, kekasih manisnya yang penuh sejuta energi positif sampai Namjoon sendiri harus lebih ekstra menahan gejolak agar tidak kelepasan dan berakhir menerkam si manis.

"Kalau Yoongi datang kemari nanti aku dicampakkan," katanya mencebik lucu.

"Hah?"

"Kamu akan sibuk berkenalan dengannya lalu aku—"

Seokjin menepuk pundak Namjoon beberapa kali untuk menghentikan ucapannya barusan. Sambil menahan senyum dia kemudian mengerutkan dahi.

"Wait, sejak kapan kamu jadi posesif begini, hm?'

Namjoon otomatis merona merah. Dia ketahuan, dan Seokjin dengan gerakan cepat malah mencuri satu kecupan di bibirnya. "Jemput Yoongi sekarang. Di luar cuacanya tidak baik nanti dia kedinginan terus masuk angin, memangnya kamu tidak kasihan?"

Memang tidak. Kenapa harus kasihan pada anak pucat seperti ular macam Yoongi.

Namjoon masih bungkam tidak berniat mengatakan apapun selain memasang wajah masam.

"Namjoon?"

"Apa?"

Wajahnya ditangkup, dan lagi satu kecupan singkat mendarat di tempat sebelumnya.

Namjoon inginnya protes, kenapa cuma kecupan?

"Pulang nanti aku janji kamu dapat hadiah"

Namjoon mengernyit bingung, tidak paham maksud perkataan Seokjin. Sampai Seokjin mengedipkan sebelah matanya dengan senyum yang—ugh, Namjoon merasakan darahnya berdesir sampai ubun-ubun bersamaan dengan punggungnya yang meremang hebat.

"Call!"

Lalu buru-buru Namjoon menyambar kunci mobilnya, bergegas menjemput Yoongi agar bisa segera pulang tepat waktu untuk menikmati hadiah istimewa dari sang kekasih.

PARADOX WHISPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang