14

1.4K 201 11
                                    

Seminggu Taehyung di rawat inap dan kondisinya kian membaik, walau wajahnya masih kelihatan pucat dengan infus menempel di pergelangan tangannya. Dan selama seminggu pula Yoongi senantiasa menemani Taehyung sehabis jam mengajarnya di sekolah. Lalu Namjoon, dia hanya akan masuk ke dalam ruang inap hanya saat Taehyung benar-benar terlelap.

Setiap sore ketika Yoongi tiba, Taehyung akan banyak mengeluh ini itu. Tentang perawat yang selalu rutin memeriksa kondisinya, bau obat-obatan di seluruh penjuru ruangan, warna dinding yang terlalu polos, atau tempat tidur yang dirasanya tidak nyaman, termasuk makanan yang katanya hambar.

Bahkan seperti hari ini, Taehyung tak kalah heboh seperti kemarin-kemarin. Kali ini dia membahas perawat baru yang dia bilang cantiknya minta ampun, tak kalah dari para selebriti. Saking hebohnya infus di pergelangan tangan nyaris copot. Tapi dengan santainya Taehyung membenarkan letaknya seperti semula, membuat Yoongi bergidik melihat caranya.

"Kalau masih lajang patut kamu perjuangkan. Perawatnya belum punya pacar, kan?"

Taehyung menggeleng atas pertanyaan Yoongi. "Sudah bersuami katanya. Punya dua anak juga."

Bodohnya. Yoongi tertawa kecil mendengar jawaban polos dari yang lebih muda. Cantik sih cantik, tapi kalau sudah bersuami ini lain ceritanya.

"Ada banyak perawat cantik disini, Taehyung. Cari yang masih lajang, jangan nyerempet istri orang. Kualat baru tahu rasa"

Lantas Taehyung terkekeh sembari menganggukkan kepala. Ikut setuju akan pendapat Yoongi.

Sesaat kemudian Taehyung mengangkat sebelah alisnya ketika Yoongi mengeluarkan kotak makanan dari dalam tas kerjanya.

"Apa—"

"Ssstt..aku bawa tangsuyuk dan ramyeon untukmu. Jangan berisik dan segera makanlah"

Mata Taehyung langsung berbinar-binar melihat makanan lezat yang di bawa Yoongi untuknya. Bukan tanpa alasan Taehyung teramat senang, karena selama dia di rawat pihak rumah sakit melarang siapapun membawa makanan dari luar untuk dikonsumsi pasien. Yoongi pun tersenyum senang melihat Taehyung makan dengan lahap.

"Ngomong-ngomong, Taehyung, ini sudah sepekan. Apa ayahmu tidak akan mencari?" tanya Yoongi.

Masih dengan ramyeon menggantung di antara celah bibirnya, Taehyung kemudian menengadah. "Ayah yang mana maksudmu?"

Ah, Yoongi lupa, Taehyung kan punya dua ayah. "Dua-duanya. Mereka tahu kamu dirawat?"

Lalu Taehyung mengedikkan bahu. "Kalau ayah kandungku sudah tentu tidak tahu, dia pasti cemas sudah seminggu aku tidak mengunjunginya."

"Lalu ayahmu yang satu lagi?"

"Kalau dia tidak perlu ditanya, dalam kamusnya tidak ada kata over protective. Hidupku terserah aku. Tidak peduli sampai ke kutub utara sekalipun dia tidak akan mencari. Ya, kecuali dia dapat kabar kalau anaknya ini sudah mati"

Taehyung menghembuskan nafas panjang dengan mata terpejam dan kembali melanjutkan acara makannya. Sudah nasib punya dua ayah.

Sementara Yoongi menggeleng prihatin. Enak sih seperti Taehyung punya double father, tapi kalau dua-duanya tidak pernah punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama rasanya percuma saja.

"Yoongi, kapan Jungkook bisa kemari?"

Yoongi melarikan pandangannya ke sembarang arah. Memikirkan jawaban tepat untuk alasan lain kali ini.

"Eum, belum tahu. Katanya dia sedang sibuk, jadi belum punya kesempatan datang menjengukmu"

Sejak hari pertama Taehyung di rawat, dia selalu menanyakan perihal Jungkook sang adik saat Yoongi kembali dari tugasnya mengajar. Bukannya Yoongi hendak menjauhkan keduanya, hanya saja Yoongi belum siap untuk kemungkinan Jungkook mengetahui jika kakaknya merupakan seorang pembunuh dan buronan polisi.

PARADOX WHISPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang